Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Classic Wow Dwarf Paladin

Kisahku di Dunia Lain

Mungkin ini hanya hipotesis....tapi bukan berarti ini tidak mungkin bahwa sebenarnya Dunia ini hanhalah permainan di atas papan catur. Mungkin saja.....Dunia ini hanyalah sebuah buku di salah satu ratusan rak buku dari sebuah keberadaan di luar eksistensi yang sebenarnya melihat realita dunia ini sebagai tulisan cerita? Misalnya, bagaimana jika dunia ini sebenarnya hanyalah sebuah mimpi dari keberadaan tak terduga yang sewaktu-waktu bisa hancur ketika dia terbangun? Misalnya, bagaimana jika Dunia ini sebenarnya adalah sebuah papan simulasi dari jutaan perkiraan simulasi sebelumnya dari sebuah komputer super canggih yang sudah mencapai tingkat Mahatahu dan Mahakuasa? Bagaimana jika Dunia ini sebenarnya hanyalah bagian tubuh dari sesosok makhluk kosmik yang luar biasa besar? Terakhir, bagaimana jika dunia ini sebenarnya hanyalah satu dari banyaknya dunia yang keseimbangannya dijaga oleh satu keberadaan hakim kosmik? .....Bagaimana? Sudah ada gambaran? Seorang pahlawan tertentu memikirkan ini ketika dia ditarik ke dunia fantasi seperti ini dimana ada beberapa Kosmologi bercampur menjadi satu dan tidak ada kedamaian sama sekali. Mungkin ini Dunia yang indah, tapi dia paham bahwa dibalik indahnya Dunia ini, intrik dan hukum baru, lokasi, serta sejarah menjadi sesuatu yang tidak dikenali kebenarannya. Kebenaran tidak dapat dicari oleh akal, karena akal itu neutral sifatnya. Manusia yang menggunakan akal dengan dasar mencari kebenaran hanya akan menemukan keganjilan yang pahit. Pahlawan itu mendongak ke langit, dia melihat horizon, zenith, atau apapun yang berada jauh di luar keberadaan planet ini, menembus alam semesta dan menemukan kosmologi lainnya yang memiliki misteri lebih tinggi dari tempat ini. Berwarna emas menyilaukan, tak terjangkau, permata Dunia, itu adalah Kosmologi Divine, tempat tinggal dari semua makhluk yang dikatakan sebagai Roh Ilahi yang merupakan perwujudan dari bintang-bintang di Alam Semesta. Melambangkan kekal, abadi, umur panjang, kecantikan, itulah Kosmologi Eternity, tempat tinggal para elf yang menjaga Pohon Dunia. Dikatakan mereka abadi, dan mereka dikatakan sudah ada sejak Alam Semesta mereka terbentuk. Simbol kekerasan, haus darah, kanibal dari para kanibal, wilayah yang didiami oleh para Raksasa kejam dan menakutkan adalah Kosmologi Kronus. Diperintah oleh Tujuh Raja Iblis, perlambangan dosa, kehormatan yang terdistorsi, silsilah bangsawan iblis, pilar kekacauan adalah perwujudan di Kosmologi Avenger ini. Kosmologi yang ditempati oleh mereka yang kuat, beringas, menghargai kawanan, monster diantara monster, penopang dunia, simbol kekuatan tempat tinggal dari semua naga yang sangat besar dan kuat, ini adalah Kosmologi Cryph yang putih. Kosmologi Exodus, wilayah yang ditempati oleh para dwarf yang dikatakan memiliki pengetahuan tertinggi diantara semua Kosmologi. Bahkan dikatakan bahwa setiap dwarf telah mengantarkan situasi dimana mereka bisa menjelaskan semua fenomena di Alam Semesta dengan mudah. Dan terakhir adalah Kosmologi Krishna, tempat tinggal ras dengan populasi terbanyak, ini adalah tempat manusia tinggal. ....Sekarang kalian bertanya-tanya, apa yang Pahlawan ini pikirkan bukan? Buuk.... Suara sebuah buku tertutup terdengar, dan disana [Aku] tersenyum pada kalian dengan sangat cerah seolah menemukan teman yang [setara]. [Aku] berkata: "Ini adalah kisah yang sangat panjang, dimana seorang remaja dan teman-temannya tiba-tiba saja tanpa ada persiapan dibawa ke Dunia Lain. Perjuangan, Rasionalitas, Cinta, Kelicikan, Kegilaan, dan Keingintahuan adalah apa yang mereka bawa.....Mau mendengar kisahnya?" [Aku] membuka buku itu lagi tapi dari halaman awal dan bercerita dengan nada lembut: "Cerita ini dimulai, ketika Pahlawan kita, Minazuki Akihito terbangun dari tidurnya...."
Yuuya3 · 6.7K Views

BOW DOWN TO THE MIGHTY ANCIENT FLUFF BALL? wow that name sucks

Suddenly, the yard around me seemed to fade, the sunlight dimming. In its place, a suffocating darkness closed in, the sound of chains rattling in the still air. Cold metal bit into my wrists, and I could feel the damp stone floor beneath me. I was back there again. The smell of damp stone and iron filled my lungs, the faint drip of water echoing in the distance. The darkness seemed to press in from all sides, suffocating, unrelenting. My body ached—each bone, each muscle screaming in silent protest—but the worst pain wasn't physical. It was the crushing weight of betrayal. "Still alive, little brother?" Jun Shen's voice slithered through the darkness, sickly sweet, as if we were merely playing some twisted game. Maybe it was, maybe that's what I am to him, a play toy."How resilient of you. But tell me, how long do you think that will last?" His footsteps echoed, slow and deliberate, and my breath caught in my throat. The chains that bound my wrists trembled as I shifted, trying in vain to lift my head. I couldn't see him, but I could feel him—his presence a dark, looming shadow that filled the place, leaving no room for hope. "You've always been the weak one, Xuan Jie," he said, squatting down so his face was level with mine. I could feel his breath against my ear, his voice dripping with mockery. "A disgrace to the family name. You can't even protect yourself, much less live up to our father's legacy." I clenched my fists, though the chains barely allowed movement. I wanted to fight back, to scream at him, but my body refused to obey. I was too weak, too fucking weak to fight ."bloody hell" I cursed weakly.The ache in my limbs was nothing compared to the cold that had settled in my heart—the realization that the person I had looked up to, the brother I had admired, had betrayed me in the cruelest way imaginable. "I trusted you," I whispered, my voice barely more than a rasp. The words felt fragile, like they would shatter under the weight of his disdain. I hated myself for falling so low, for being so weak, so stupid to the point I trusted to devil himself. Jun Shen chuckled, a sound that sent a chill down my spine. "Trust? How naive you are, little brother. Trust is a weakness. It blinds you, makes you soft. That's why you've always been a disappointment to Father. You're too weak to survive in this world." I knew it wasn't a lie, I let father down so many times but he still cared and protected me leading him to his own demise . His words were like daggers, each one aimed with precision at the parts of me that still tried to hope. My vision blurred, and I couldn't tell if it was from the pain or from the tears I refused to let fall. Jun Shen rose, his silhouette towering over me. "Look at you now. Pathetic." His voice turned cold, the mockery replaced by something darker, more dangerous. "You should have known better than to think I'd ever see you as my equal. You're nothing but a stain on this family's honor." I felt the weight of his boot pressing down on my chest, pinning me to the floor. My body screamed in agony, but the pain was drowned out by the anger that roared to life within me. My brother—my blood—had reduced me to this. I had trusted him, and he had taken everything from me. "You..." My voice cracked, barely audible, but the fury behind it was real. "You'll regret this." Jun Shen's grip tightened around the chains that bound me, and he yanked them hard, sending fresh waves of pain coursing through my body. His smile never wavered. "Oh, little brother," he said softly, his voice dripping with mock affection. "The only thing I regret is not doing this sooner." For a moment, all I could feel was the crushing weight of his betrayal, the cold bite of the chains, the suffocating darkness of the cell. But somewhere, deep beneath the pain, something else stirred—something fierce, something unbreakable. A spark. The memory shattered, leaving me gasping for breath,
fluffball · 7.2K Views
Related Topics
More