"Sudahlah, lebih baik kau tidak lagi memikirkannya. Bagaimana kalau kita makan siang, aku sudah sangat lapar," ajak Arya sambil meletakkan satu tangannya pada pundak Bara.
"Sebenarnya aku tidak ingin mengajakmu untuk makan siang. Aku ingin membahas mengenai dan pekerjaan, dia mengubah beberapa peraturan yang tidak masuk diakal," Bara tampak geram saat dia mengingat wajah Arimbi.
"Hhhh, kita makan dulu, ok. Setelah perut kita terisi, aku baru bisa berpikir dengan benar," ucap Arya dia berusaha menenangkan amarah Bara yang bisa meledak kapanpun.
Arya dan Bara sudah berada diluar kantor, mereka memilih restoran terdekat agar tidak memakan waktu lama. Mereka berdua pun sudah memesan makanan dengan pilihan masing-masing, mulai menyantap hidangan makan siang, terutama Arya yang tampak lahap.
"Kenapa kau butuh sekretaris?" tanya Bara dan masih ada separuh makanan yang berada dipiringnya dan tidak dihabiskan.