Sesaat ruangan itu menjadi terasa panas, dan Arimbi baru saja merapikan bajunya, mengancingkan semua kancing yang bajunya hingga tidak ada satupun yang terbuka.
Pria tua itu mendekati Arimbi, dan tampak puas. "Kau memang wanita yang sangat pintar, Arimbi. Sepertinya akan sangat menyenangkan jika nanti kita bisa pergi berlibur bersama," ucap pria itu sambil menyentuh ujung dagu Arimbi.
"Aku akan sangat menantikan hal itu, Pak Menteri," ucap Arimbi tersenyum dan memberikan kecupan singkat pada pipi pria tersebut.
"Kau harus bergegas keluar, supaya tidak ada yang curiga dengan keberadaan kita berdua," ucapnya mengingatkan.
Akhirnya pria tua itu meninggalkan Arimbi terlebih dahulu, sehingga Arimbi baru bisa menghela napasnya dengan perasaan lega.
"Akhirnya… dia pergi," Arimbi melirik ke arah jam tangannya. "Ah, ini sudah waktunya. Pasti pengacara sudah datang, aku harus bergegas."