"Aku ingin tahu dimana kantor Arimbi. Karena…. Aku ingin memeriksa tempat itu," Kinayah berusaha menjelaskan, tapi Kinasih masih menunjukkan tatapan yang mengintimidasi.
"Kenapa kamu tidak membicarakannya terlebih dahulu padaku?!" Protes Kinasih. "Kamu tidak bisa membuat keputusan sepihak seperti ini, Naya!"
"Jangan marah padaku, Aya. Tadinya aku ingin meminta bantuanmu. Tapi aku sadar jika masalahmu sudah sangat banyak. Jadi… biarkan aku saja yang mengurus masalah ini. Kamu duduk manis saja," Kinayah menjelaskan sesingkat mungkin agar Kinasih paham.
"Satu lagi, kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu sedang hamil?" tanya Kinayah, gantian dia yang memicingkan matanya.
"Pantas saja, kamu masih memberikan kesempatan pada suamimu," sindir Kinayah.
"Hah? Ayolah, jangan mengganti topik pembicaraan, bukan mengenaiku yang harus dibahas. Lagi pula aku tidak memberitahu karena aku bukan tidak ingin, tapi aku hanya lupa untuk memberitahu," jawab Kinasih ketus.