Siapa Choi Jiho bisa menilainya seperti itu?
Apa Choi Jiho bahkan tahu nilai dirinya bagi Fang Muxiu?
Pria itu tidak diinginkan. Fang Muxiu ingin menyerahkan dia padanya Han Yexi. Dia sama seperti sebuah sampah yang siap untuk dibuang dan Fang Muxiu memaksa Yexi untuk menampungnya. Jadi siapa yang sebenarnya lebih bernilai?
Han Yexi mengubah pemikiran ini sebagai bahan bakar untuk senyumannya. Dia seharusnya tidak membiarkan kata-kata Choi Jiho mempengaruhinya. Pria itu mungkin ada benarnya, lebih baik bila mereka apa adanya tanpa Yexi harus menyandang status sebagai seorang simpanan.
Fang Muxiu memang menyuruhnya untuk menggoda Choi Jiho, bukan untuk menyuruhnya menjadi simpanan Choi Jiho. Han Yexi harus menjadi seseorang yang diakui oleh Choi Jiho dan mempengaruhinya untuk meninggalkan Fang Muxiu.
Fang Muxiu berdiri di sudut memperhatikan Han Yexi dalam balutan gaun hebat itu. Akan lebih hebat lagi kalau dia sendiri yang memakainya. Gaun itu sudah pasti akan membuat Choi Jiho bertekuk lutut padanya dan sekarang Choi Jiho mungkin akan melirik Han Yexi karena gaunnya.
Han Yexi menyadari kehadiran Fang Muxiu, wanita itu juga sudah siap dengan gaunnya. Tampilannya lebih cerah namun teduh dalam gaun mermaid berwarna coral berlengan pendek. Gaun itu cantik bagi Han Yexi. Mereka seperti mengenakan gaun yang tertukar.
"Pakailah ini." Fang Muxiu menyerahkan sebuah tas belanja kepada Han Yexi. Didalamnya ada sebuah selendang cream yang halus. "Aku melihatnya saat hendak membayar di kasir. Kupikir itu akan cocok untuk gaunnya. Itu bisa untuk menutupi punggungmu."
Han Yexi membentangkan selendang di punggung-nya dan bercermin. Pemandangannya jadi lebih tertutup. "Terima kasih, Nona Fang."
"Aku senang kalau kamu menyukainya." Fang Muxiu tidak perlu terima kasih dari Yexi. Dia membeli selendang itu semata-mata karena tak ingin punggung Han Yexi menarik perhatian Choi Jiho sepenuhnya.
Han Yexi sudah seharusnya tidak bersinar lebih terang dari Fang Muxiu. Mereka juga perlu menghormati tuan rumah pesta dengan berpakaian yang sepantasnya. Fang Muxiu tidak ingin ada gunjingan sampai ke telinganya kalau pegawainya tampil provokatif di acara orang lain.
Choi Jiho menjemput mereka dengan sebuah limosin hitam. Cinderella memang sangat cantik, apalagi setelah di dandani ibu peri. Begitulan yang Choi Jiho pikirkan saat melihat Han Yexi.
Pandangan Choi Jiho mengikuti Han Yexi saat dia bergerak naik ke mobil. Sayang sekali, punggung mulus itu ditutupi sebuah selendang sutra. Choi Jiho hanya bisa menikmati garis tulang belikat Han Yexi yang begitu menonjol karena wanita itu begitu kurus.
Dasar laki-laki!
Fang Muxiu menyelipkan tangannya di lengan Choi Jiho. Dia menyadari pria itu menatap lapar pada punggung Han Yexi dan berusaha pura-pura tidak tahu. Mereka berangkat ke lokasi pesta, sebuah hotel di Distrik Futian.
Untunglah Choi Jiho mengajak Fang Muxiu ke pesta itu karena tamu undangan disana hampir semuanya datang berpasangan. Pasangan sungguhan dan lebih senior darinya. Kebanyakan usianya diatas Fang Muxiu.
Han Yexi mengikuti mereka di belakang, tak terlalu merasa risih atau sendirian karena dia bertugas memegang hadiah. Dia juga kebetulan sudah punya pengalaman dengan pesta ini. Dia mengenal yang empunya pesta.
"Berikan hadiahnya padaku. Biar aku yang akan memberikannya langsung pada Nyonya Wang." Fang Muxiu bahkan melepaskan diri dari lengah Choi Jiho menyambar hadiah dari tangan Han Yexi.
"Perlu ku temani?" Choi Jiho berhasil menangkap lengan Fang Muxiu sebelum tunangannya itu pergi.
"Tidak, apa-apa. Aku perlu sesuatu dengan Nyonya Wang. Tunggulah disini, Han Yexi akan menemanimu." Fang Muxiu kemudian berjalan menghampiri pusat kerumunan utama di pesta itu.
Choi Jiho tidak mengenal Nyonya Wang apalagi para wanita yang berdiri mengitari wanita itu jadi dia tidak bersikeras untuk menempeli Fang Muxiu. Lagi pula ada Han Yexi bersamanya. Benar, akhirnya dia bisa berdua dengan si cantik.
Choi Jiho berpaling pada Han Yexi dan tersenyum, merasa senang akhirnya mereka bisa bicara. "Cinderella kita benar-benar sangat cantik. Aku penasaran dimana sang pangeran." Choi Jiho memuji Han Yexi dengan maksud mengejeknya juga.
Han Yexi hampir tak pernah mendapat pujian dari Choi Jiho. Hatinya entah kenapa berdesir meskipun tahu pujian itu juga diselipkan hinaan. Tapi dia bilang, aku sangat cantik kan?
Tiba-tiba saja Choi Jiho bergerak mendekat dan menyelipkan tangannya di pinggang Han Yexi, menarik wanita itu merapat dalam pelukannya. Han Yexi terkejut saat dia menabrak dada Choi JIho.
Apa ini? Fang Muxiu baru saja pergi sebentar dan Choi Jiho sudah beraksi.
"Kamu menghalangi jalan!" Choi Jiho berbisik di telinganya.
Oh? Benarkah? Han Yexi berpaling dan melihat beberapa pria berjalan di depan mereka. Baiklah, Han Yexi mungkin memang menghalangi jalan tapi Choi Jiho belum juga melepaskan Han Yexi.
Dimana Fang Muxiu, seharusnya dia belum jauh dan bisa melihat ini! Han Yexi mencari-cari. Kerumunan Nyonya Wang sepertinya sudah bergerak entah kemana. Han Yexi sudah tidak bisa melihat mereka lagi. Pantas saja Choi Jiho sangat berani.
Karena berada begitu dekat, Choi Jiho mulai menyadari aroma tubuh Han Yexi.
Wanita ini harum sekali! Choi Jiho yakin pernah membaui aroma ini disuatu tempat. Aromanya mirip dengan parfume yang dia temukan di mobilnya tapi yang ini terasa lebih halus.
Hmp… oh, ya, dia ingat sekarang. Ini seharusnya memang aroma parfume Florence yang dia beli untuk Fang Muxiu. Ini aroma dari jenis premiumnya. Seharusnya Fang Muxiu yang berbau harum seperti ini. Hidung Choi Jiho secara tak sadar mengikuti aroma itu ke titik terkuat. Hidungnya hampir saja mendarat di leher Han Yexi.
"Tuan Choi." Han Yexi menepuk-nepuk dada Choi Jiho, menyadarkannya.
Itu karena Han Yexi melihat seseorang memperhatikan mereka dan berjalan mendekat.
Choi Jiho mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang datang. Tuan Wang segera mengenali Choi Jiho dan mempercepat langkahnya menghampiri pemuda itu.
"Selamat malam, Tuan Wang." Choi Jiho menyapa lebih dulu karena dia lebih muda.
Tuan Wang menyambut salam itu tapi lebih tertarik dengan ada gadis di pelukan Choi Jiho.
"Jiho, apakah ini tunanganmu itu?" Tuan Wang adalah orang yang berterus terang, dia langsung bertanya apa yang ingin dia tahu.
Choi Jiho melirik Han Yexi yang masih ada dalam pelukannya. Mereka pasti terlalu rapat sehingga membuat Tuan Wang salah paham.
Han Yexi berbalik dan memberi hormat pada Tuan Wang dan pria itu segera mengenalinya. "Oh, rupanya itu kamu Nona Han." Tuan Wang tampak lebih gembira lagi saat melihat gadis yang dikenalnya.
Hebat! Cara Tuan Wang mengenali Han Yexi seperti dia adalah seorang kenalan lama.
"Sudah lama sekali tidak melihatmu. Jadi apakah kamu hadir mewakili Nona Fang atau…" Tuan Wang melirik Choi Jiho, berusaha menempatkan pria itu sebagai objek dalam kalimatnya. "Apakah kamu adalah tunangan Choi Jiho?"