"Ye Xi, kau tahu betapa cantiknya dirimu ? Kau punya tubuh yang bagus dibandingkan aku. Kau masih muda dan mempesona. Aku pikir banyak pria yang menginginkanmu bukan? "
"Aku tidak paham apa yang coba kau katakan." Ini kebingungan yang sungguhan. Ye Xi tidak tahu kemana arah pembicaraan ini sebenarnya. Tapi sepertnya ini bukan pembicaran yang baik.
"Ye Xi, apa kau sudah punya kekasih?"
"Um tidak, aku tidak punya. Aku rasa belum waktunya bagiku untuk punya seorang kekasih. Aku masih ingin bekerja dan mengejar karirku."
Tentu saja, bagi wanita sederhana seperti Ye Xi, impian akan masa depan dengan seorang pangeran berkuda putih hanyalah ada di negri dongeng. Dunia nyata terlalu keras bagi Ye Xi, dia tidak pernah punya waktu untuk membayangkan seorang pria untuk dirinya sendiri.
"Bagus, aku tahu cara yang lebih mudah untuk kau lakukan."
"Cara yang mudah bagaimana maksudmu, Nona Fang?"