Han Yexi menggerakan selendangnya untuk mengipas punggungnya. Namun rasa gerah itu tak kunjung hilang sampai akhirnya Han Yexi memutuskan untuk menurunkan selendangnya, membiarkan semilir angin membelai punggungnya.
Perasaan gerah itu ternyata masih belum pergi. Han Yexi melihat pendingin di sisi ruangan dan bergerak ke bawah pendingin itu.
Berdiri di bawa pendingin agaknya sedikit membantu. Han Yexi merasa lebih baik. Walau merasa tak nyaman dengan para pria yang mulai meliriknya. Ya, mau bagaimana lagi. Bagusnya mata-mata jelalatan itu hanya mampu mengagumi Han Yexi dari jauh, kebanyakan dari mereka memiliki pemberat di lengan mereka. Entah itu kekasih, tunangan atau mungkin istri mereka.
"Silahkan, Nona…" Seseorang mendekati Han Yexi dengan dua gelas cocktail di tangannya dan menawarkan Han Yexi untuk minum.
Han Yexi melirik gelas cocktail di tangan pria itu. Han Yexi agak ragu karena dia tidak mengenal pria itu. Dia tahu minuman itu beralkohol.