"Fuyumi! Fuyumi! bertahanlah... Suster tolong anak saya ... suster tolong anak saya ..."
kata Otou-san yang panik sambil memegangku yang tergeletak di atas tempat tidur. Dan di bawa oleh para suster.
"Tolong pak. tunggu di sini, biarkan kami yang mengurusnya." ucap suster menahan ayah untuk masuk kedalam ruangan.
Kenapa di sini gelap sekali? Aku di mana?
Otou-san! Okaa-san! di mana? Kenapa Otou-san dan Okaa-san meninggalkanku sendirian di sini?
(Dalam bahasa Jepang saat memanggil ayah :Otou-san dan untuk panggilan ibu: Okaa-san)
Saat kegelapan menyinari tempat itu. Dari kejauhan aku melihat setitik cahaya datang.
Cahaya itu lama-kelamaan datang menghampiriku.
Cahaya apa itu?
Aku mengangkat tanganku untuk menutup mata. Menghindari sinar yang sangat kemilau.
Saat membuka mata, dalam sekejap tempat itu berubah. Sebuah taman bunga dengan angin yang berhembusan, bunga-bunga yang harum seakan menari menyambut angin yang datang.
Aku berdiri memandang pakaian yang kupakai, dress berwarna putih yang cantik.
Tiba-tiba aku melihat seorang wanita cantik. Wajahnya yang begitu bercahaya. Berdiri di bawah pohon besar yang rindang, memandangku tersenyum. Tempat itu... Seolah-olah Mengingatkanku akan sesuatu. Saat memandang wanita itu... aku seperti mengenalnya.
Seseorang yang selama ini, selalu kulihat dalam bingkai foto yang terpampang di kamarku.
"Okaa-san!."
Saat aku menghampirinya, ia malah berjalan menjauhiku. Aku mengejarnya.
"Okaa-san! Okaa-san mau kemana? Jangan pergi Okaa-san! Aku enggak mau sendirian di tempat ini."
Okaa-san tidak mendengarkanku. Ia berjalan, terus berjalan menjauhiku, ia hanya tersenyum padaku dengan melambaikan tangan seperti memberikan isyarat, entah itu apa.
Tetapi tiba-tiba aku melihat, di belakang ibu ada sesok bayangan hitam memegang pisau, seakan dia akan membunuh Okaa-san Aku ingin berteriak memberitahunya tetapi suaraku tidak mau keluar seperti ada yang mengendalikan diriku.
Dalam sekejap sesosok itu pun menusuk Okaa-san, dengan pisau tajam yang mengerikan.
Aku langsung tersungkur. Dengan cepat sosok itu datang menghampiriku dengan mengatakan 'Aku akan membunuhmu' dengan nada yang mengerikan. Suara yang berat dan menatapku tajam.
Wajah yang rusak, bola mata yang tidak ada, tubuhnya yang tertutupi begitu banyak darah sambil tertawa lebar. Saat dia berbicara, begitu banyak darah yang keluar dari mulutnya bahkan cacing dan belulang keluar.
Dengan sontak aku terbangun. Dan saat terbangun aku melihat sekeliling ku
Aku melihat Otou-san yang sedang berbicara pada dokter. Lalu aku sadar bahwa aku di rumah sakit.
"Dokter... bagaimana kondisi anak saya? "
"Bapak, enggak usaha khawatir. Anak bapak baik- baik saja."
Mendengar hal itu Otou-san pun mulai tenang.
"Tapi ... beberapa hari ini, anak bapak akan dirawat selama seminggu."
Otou-san pun mengangguk, pertanda setujuh kepada dokter itu.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak."
"Fuyumi-chan, kamu gimana? Masih sakit, enggak? Masih sesak nafas?" tanya Otou-san yang khawatir
"Tidak apa Otou-san, aku baik-baik saja" balasku
"Fuyumi-chan, Otou-san akan pergi ke India, karena beberapa urusan bisnis. Untuk itu Otou-san sudah meminta Reiko-san dan Obaa-chan untuk kau tinggal bersama mereka dan bersekolah di desa tempat mereka tinggal."
Beberapa hari kemudian ...
Akhirnya pun, Otou-san (ayah) mengantarku kerumah Obaa-chan(dalam bahasa Jepang Obaa-chan artinya nenek) Dengan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan. Namun, perjalanan itu terbayar dengan keindahan desa tersebut, setiap jalan yang kulewati begitu banyak pemandangan indah menyejukkan mata memandang. Aku pun sampai di rumah nenek.
Wah, serius ini rumahnya?! Batinku
Rumah yang terlihat besar dengan nuansa Jepang kuno yang menghiasi, di depan rumah terdapat begitu banyak tanaman bunga yang sangat indah. Bahkan aku sempat berpikir rumah ini adalah istana, seperti tempat-tempat impian di dongeng yang pernah kubaca sewaktu kecil.
"Fuyumi-chan! Sudah lama tidak bertemu. Bagaimna keadaanmu? Teriak Reiko-san ( adik dari ibuku) berlarian kearahku.
( Reiko-san adalah nama panggil saudara terdekat. Nama sebenarnya adalah Mikami Reiko).
Ya... Namaku Fuyumi lebih lengkapnya Higurashi Fuyumi. Fuyumi sendiri memiliki arti bermakna yaitu musim dingin yang indah.Okaa-san yang memberi nama itu. Aku baru saja menginjak umur 16 tahun. Aku hanya tinggal dengan Otou-san, soal Okaa-san ... Okaa-san sudah meninggal saat aku masih bayi. Meskipun seperti itu kematian Okaa-san (ibu) sangatlah tidak wajar.
Otou-san tidak pernah memberitahuku, tetang penyebab kematian Okaa-san. Setiap kali aku bertanya, Otou-san hanya selalu bilang 'sebaiknya kamu enggak perlu mengetahuinya, Otou-san takut hal itu akan terulang kepadamu' Otou-san selalu bilang seperti itu meskipun aku tidak mengerti maksud perkataan Otou-san.
Fuyumi-chan! Apa kau tahu Reiko-san sangat kangen padamu, apa lagi kau sangat mirip dengan One-chan( panggilan untuk kakak perempuan dalam bahasa Jepang)." kata Reiko-san sambil memelukku dengan erat.
"Reiko-san, aku tidak bisa bernafas, kau terlalu memelukku erat sekali."
"Ha? O, maaf. Hahahaha" kata Reiko-san sambil melepaskan pelukkannya
Akhirnya pun Reiko-san melepaskan pelukkan kematiannya. Dan Aku bisa menghela nafas karena pelukkan Reiko-san tadi yang sangat kuat kepadaku dan hampir membuatku mati dipelukkannya.
"Sudah-sudah, kenapa kalian cuman diluar saja? ayo masuk!" Terdengar suara dari arah belakang kami, ternyata itu suara Obaa-chan(nenek) .
"Lihatlah, aku dan Okaa-san sudah membuatkan masakkan kesukaan kalian." kata Reiko-san sambil mengulurkan tangannya mengadap pada makanan yang berada di atas meja makan
"Wah ... keliatannya enak sekali. Selamat makan!" kata Otou-san terburu-buru karena sudah menahan lapar sejak tadi.
Plak!
"Aduh! Kenapa kau memukul tanganku?" ujar Otou-san dengan mengelus-ngelus tangannya.
"Kau ini sembarang sekali! Ini semua dibuat untuk Fuyumi-chan"
"Lalu bagaimana denganku? Makananmu di sebelah sana."
"Jahat sekali." jawab Otou-san sambil melirih pada Reiko-san.
Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku ayah dan Reiko-san. Meskipun mereka orang dewasa, tapi keliatannya tingkah mereka sedikit kekanak-kanakan.
"Fuyumi-chan, Obaa-chan sangat rindu padamu. kata Obaa-chan sambil tangan kanannya memegang wajahku. Kamu sangat mirip dengan anakku. Seandainya saja ... Ia tidak pernah datang kesini, saat..."
Belum sempat Obaa-chan melanjutkan kata-kata nya, Reiko-san langsung menghentikannya. Seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku, seperti isyarat bahwa jika aku mengetahuinya aku akan bernasib sama seperti Okaa-san.
"Apa yang kalian tunggu?! ayo Fuyumi-chan dimakan, inikan makanan kesukaanmu."
"Baik, reiko-san"
Selesai makan. Reiko-san pun mengantarku kekamar. Karena rumah itu sedikit besar ada beberapa lorong yang dilewati.
"Fuyumi-chan ... Semoga kamu betah ya tinggal di sini"
"Iya, Reiko-san."
"Ini kamarmu." kata Reiko-san
Saat aku mulai melangkah masuk ke kamar itu, ketika melihatnya, seperti di desain khusus, sangat indah. Tempat tidur yang berada di lantai, selimut yang bermotif bunga, lemari buku yang sudah terisi, meja belajar yang sudah dilengkapi, dinding yang terbuat dari kayu berwarna coklat, atap langit yang dihiasi lampu seperti bentuk lampion.
"Sekarang kamu tidak perlu khawatir, semuanya sudah diatur. Bagaimana menurutmu."
"Terimakasih Reiko-san, ini sangat indah, aku menyukainya."
"Baiklah, sekarang kamu tidur! besok kamu harus sekolah di sekolah barumu."
"Baik, Reiko-san."