Chereads / wedding dream / Chapter 5 - pernikahanku

Chapter 5 - pernikahanku

Stella menatap dirinya didepan cermin betapa cantiknya dengan gaun putih impiannya dan pernikahan yang slalu dia impikan ini tapi kenapa pangeran ku bukan suami yang aku harapkan dia menatap dirinya didepan cermin dalam dalam "kehidupan apa yang akan aku masuki sekarang? gerutunya

seseorang mengetuk pintu dan masuk

"astaga stella,your beautiful beb" teriak Selly dengan mata yang berbinar binar dan memeluk Stella

Stella melirik malas dan melepaskan pelukan Selly

"hmm" jawabnya singkat

"hey kamu kenapa?kamu baik baik saja kan? memegang kedua pipi sahabatnya itu

cih kau pandai berpura pura Selly, tapi kenapa aku tak sanggup harus sedingin ini padamu tapi kau keterlaluan,kau menjijikan

mou datang dengan anggun dan begitu sexy memperlihatkan dua bukit kembar yang terhimpit pakaiannya

"permisi" ketuknya masuk ke kamar Stella

Stella begitu antusias kedatangan mou

"ah mou akhirnya kau datang juga,aku menunggumu" Stella bernafas lega

Selly tersenyum kecut kepada mou karena dia masih tak habis pikir pada mou

"mou,bagaimana penampilanku apa aku pantas? tanya Stella lagi

"tentu saja,kau bagaikan Cinderella,cantik" sambil tersenyum

ada apa dengan Stella kenapa dia berbeda apa aku berbuat salah padanya? pikir Selly

"maaf nona nona silahkan turun acaranya sudah mau dimulai" kata pelayan mengagetkan mereka

"ah baiklah,Cinderella akan turun" jawab mou

"ah mou kau apa apaan sih aku malu" jawab stella, dia menggandeng tangan mou yang berada disisinya namun Stella tak menggandeng tangan Selly bahkan Stella menganggap Selly tak ada disana

"aku deg degan mou" kata Stella

"semangat kamu pasti bisa" jawab Selly namun Stella tak menghiraukannya

"Stella lihatlah tampannya calon suamimu" kata mou

Stella bertemu ayahnya lalu berpindah tangan dan memegang ayhnya berserta buket bunga yang dia pegang menuju altar, terlihatnya Sehan dengan gagahnya rambut yang tersisir rapi dengan mata yang tajam itu dan badan atletis yang tinggi seorang pangeran tampan tersenyum kearahnya "kenapa jantungku bergetar seperti ini,apa gara gara manusia mesum itu,tenanglah Stella rilex" dia menenangkan perasaanya sendiri dan terus tersenyum

Sehan menjulurkan tangannya ketika Stella sudah berada didepan matanya lalu Stella berpindah tangan lagi menggandeng tangan Sehan

"kamu cantik" bisik Sehan yang membuat wajah Stella merah tak karuan

mereka naik ke podium dengan bergetar terutama Stella dan membacakan janji sehidup semati

Stella dan Sehan saling berhadapan dan dengan jailnya Sehan membisikkan

"aku udah gak sabar nanti malam melihat ekspresi mu yang merem melek"

sontak Stella membulatkan matanya

apa apaan manusia mesum ini disaat upacara sakral malah bercanda, Sehan langsung mencium bibir Stella dengan mata yang masih terkejut dan menahan malu itu

"kena kau" gerutu Sehan dalam hati, para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriahnya

sudah tak bisa digambarkan lagi betapa merah pipinya Stella akibat ulah Sehan dan dengan terpaksanya dia menyunggingkan senyum kepada para tamu undangan...

waktu menunjukan malam hari dari pagi dia menyalami para tamu undangan betapa pegalnya kakinya melihat para tamu undangan yang rata rata adalah rekan bisnis Sehan dan juga kerabat kerabatnya keluarga Stella dan sehan,,dalam upacara dari pagi sampai malam Hayden tak terlihat datang sekalipun.....

Stella telah duduk diatas tempat tidur besar disebuah kamar hotel mewah milik Sehan

"astaga kakiku" Stella memijat mijat kakinya yang terasa sangat pegal dibukanya hak tinggi yang dia pakai seharian ini

suara gemericik air terdengar dari kamar mandi tanda bahwa Sehan sedang mandi, tanpa sadar Stella terlelap diatas tempat tidur itu tanpa mengganti gaunnya

Sehan keluar dari kamar mandi dan dilihatnya Stella bahkan belum berganti pakaian

"astaga wanita ini bisa bisanya.....Sehan tidak melanjutkan kalimatnya dilihatnya kaki Stella yang agak bengkak dan berbekas merah karena sepatu hak tinggi itu

"kalo kamu tinggi kamu gak bakalan pakai sepatu hak tinggi,makanya kamu itu harus tumbuh" dia mencium pipi Stella yang tertidur lalu menyuruh pelayan mengambilkan air hangat dan handuk,tak lama kemudian air hangat dan handuk pun datang,Sehan berjongkok mengambil kedua kaki Stella memasukkannya kedalam baskom yang berisi air hangat itu dipijatnya perlahan dan lembut..

Stella merasakan kakinya geli ia pun terbangun dan dilihatnya Sehan mengelus Elis kakinya

"aaaaaaa cabul cabul tolong" Stella mencipta ciprat kakinya yang berada di baskom air itu hingga membuat basah baju yang Sehan kenakan

"issshhh diem gak? Sehan membungkam mulut Stella dan terlihat Stella mengangguk

"lihat,mana ada orang cabul dari kaki yang ada dari dada dulu" goda Sehan

Stella melotot namun tak berkata karena masih dibungkam

"aku memijatmu,bukannya berterimakasih malah membasahi bajuku" Sehan pergi hendak meninggalkan Stella

Stella terbangun dan memeluk Sehan dari belakang

"maafkan aku,aku gak tau,aku sudah gugup daripagi takut akan malam ini,karena ini pertama kalinya untukku" kata Stella dibalik punggung Sehan

"sudahlah aku tak akan memintanya sekarang, kamu gantilah pakaianmu nanti aku pijat lagi" kata Sehan

Stella mengangguk pelan seperti anak kecil yang baru dimarahi dan membuat Sehan gemash dan diciumnya kening Stella

"pergilah" kata Sehan

Stella pergi berganti pakaian dan menghapus semua makeup yang dia kenakan

didalam kamar mandi dia terdiam

"astaga perasaan apa ini,kenapa hatiku begitu bahagia ketika dia mengatakan akan memijatku lagi" dia menatap dirinya didepan kaca dan memegang kedua pipinya

"dan lagi kenapa aku tadi seolah menunggu dia mencium ku,Stella Stella sadarlah bahkan bersama hayden dulu aku gak merasakan perasaan canggung seperti sekarang" gerutu Stella

"kamu gak mati kan,cepet keluar" gedor Sehan dari luar

ihh orang ini baru aja aku puji puji

"iya iya bentar" teriak stella

Sehan menarik tangan Stella dan mendudukkannya diatas tempat tidur

"kalau kau masih lama dikamar mandi,kau tau air ini akan dingin" jelas Sehan

Sehan mengangkat kaki Stella meskioun Stella begitu ragu namun sehan tetap menarik kakinya dan memijatnya

"enak? tanya sehan

Stella hanya mengangguk menundukkan wajahnya yang benar benar merah seperti udang

"kau tak perlu melakukan ini untukku" kata Stella

"gak apa,karena kau akan melakukan lebih setelah ini" genit Sehan membuat Stella menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan yang menyilang

Sehan tertawa dengan begitu puas

aku baru melihat kamu bisa tertawa seperti ini tuan cabul

"tenanglah,dan tidur yah dan jangan menendangku" kata Sehan

"tau dari mana aku tidur menendang, aku itu kalo tidur tenang banget kaya bayi tau" Stella cemberut

aku akan memberi taumu ketika kau jatuh cinta padaku dan mengakuinya Stella

"dan aku tau kamu mendengkur hahaha"

"enggak ih" balas Stella

"iya iya,ayo tidur kaya bayi" Sehan mendorong Stella ke tempat tidur memegang kedua bahunya dan mendekatkan keningnya,Stella memejamkan kadua matanya seolah manunggu Sehan mencium bibirnya namun sehan ternyata hanya mencium keningnya

"jangan berharap,tidurlah" dengan memeluk Stella

"siapa juga yang berharap"

Sehan tidur terlelap dengan begitu cepatnya namun Stella terus merasakan jantungnya yang berpacu tak karuan

"kenapa kamu tidur tetap tampan tuan cabul" stella mengelus elus pipi Sehan

"pantas saja semua wanita tergila gila padamu,aku menyukaimu tuan cabul" bisik Stella pada Sehan yang sudah benar benar terlelap tidur