Matahari pagi bersinar menembus dinding dinding kaca jendela hotel itu, Stella meraba raba kesamping masih dengan mata tertutup Sehan tak ada disampingnya
"hmmm kemana perginya manusia mesum itu,apa dia jajan diluar?dasar puckboy" gerutu Stella di pagi hari, ia lalu terperanjat bangun dengan penampilan yang acak acakan dan bantal serta selimut yang berserakan dimana mana, dilihatnya Sehan telah terlelap di diatas sopa yang ada didepannya dengan kaget dia bangun dan menghampiri Sehan dia terkejut bukan main "astaga,suamiku bagaimana bisa kamu bonyok seperti ini?apa yang terjadi apa semalam kau bertengkar?hikss....hikss...Hiks Stella mengusap usap bagian mata Sehan yang lebam itu sambil menangis
Sehan terbangun karena suara tangisan Stella mengganggu tidur nyenyak nya sehan menutup bibir Stella
"tidak cukupkah kau menyiksaku saat malam? apa sekarang kau mau membunuhku dengan tangisanmu? tanya seha sinis
Stella tiba tiba berdiri" kamu yang berantem kenapa aku yang disalahkan? stella cemberut
"mukamu yang berantem,aku ditendang olehmu,kau tau kau tidur seperti bergulat" jawaban Sehan membuat Stella melongo tak percaya apa separah itu aku tidur?ah kasian wajah tampannya,tapi biarin aja diakan mesum hahaha rasain tuan cabul Stella tersenyum senyum sendiri
"sebegitu senangkah kamu melihatku bonyok?apa kamu titisan petinju" tanya sehan
"iya iya,aku minta maaf gak usah marah marah,sebagai gantinya aku masakin yah pagi ini" Stella bergelayut manja di lengan Sehan yang berdiri itu
Sehan membalikan badannya dan mendudukan Stella diatas sopa lalu ia duduk diatas meja dan menghimpit kedua kaki Stella
"aku tak percaya kamu bisa memasak? tanya sehan
"aku bisa kok" sambil melipat kedua tangannya dan cemberut
"bagaimana kalau yang lain? nego Sehan
"apa??
"mandiin aku" Sehan mendekatkan wajahnya dengan wajah Stella sehingga membuat dia malu setengah mati
oh tuhan jantungku,tolonglah
"gak mau,aku gak bernafsu liat mukamu yang bonyok itu" Stella mendorong Sehan dan hendak pergi meninggalkannya namun sehan menarik tangannya dan memeluknya dari belakang
"kau tak perlu memasak untukku,aku sudah menyuruh pelayan mangantarkan makanan,aku mau mandi yah,aku punya sesuatu untukmu" Sehan mencium leher Stella dan melangkah menuju kamar mandi
ah jantungku jantungku bisa mati berdiri aku kalau seperti ini, normalah kumohon hiks hiks
Stella memegang jantungnya yang berdegup tak beraturan
bell berbunyi Stella membuka pintu beberapa pelayan mengantarkan beberapa sarapan pagi untuk mereka berdua
"masuklah? tolong simpan di balcon sana yah" titah Stella
"baik nona" kata pelayan
"sayang?sayang??Stella? Sehan memanggilnya dengan keras
astaga manusia ini bisa gak sih gak teriak teriak
"iya sebentar" jawab Stella
"cepat aku udah gak kuat" teriaknya lagi
kedua pelayan itu tertawa mendengar apa yang Sehan katakan
"tidak ada apa apa,dia hanya bercanda hehe" Stella merasa gugup dan benar benar canggung
"tak apa,nona kami tidak memikirkan apapun,permisi nona"
"oh iya makasih ya" Stella menutup kembali pintu dan menghampiri Sehan yang berteriak teriak
ada apa? tanya Stella
"bisa kau ambilkan aku handuk? titah Sehan hanya mengeluarkan kepalanya dari balik pintu namun sehan menarik tangan Stella kedalam dan BYURR Stella masuk kedalam bak mandi yang telah terisi air
"ahhhh manusia cabul,apa apaan" Stella melihat Sehan yang telah memakai kaosnya dan sebuah handuk melilit di pundaknya
"kau membohongiku? tanya Stella yang telah basah kuyup
Sehan menarik dagu Stella dan mengambil ciuman dalamnya, Stella hanya kaget merasakan serangan dari Sehan matanya membulat hatinya mengumpat
"mandilah peri kecilku, kau sangat jelek" Sehan mencipratkan air ke wajah Stella
"aku tau,kau menyebalkan" kata Stella
Sehan meninggalkan Stella yang telah basah kuyup dia mempersiapkan sebuah box untuk Stella diatas meja makan yang telah Stella siapkan menunggu Stella selesai mandi
"kau akan menyukai nya Stella" gumam Sehan
tak lama kemudian Stella keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe dan rambut yang basah,Stella melihat Sehan yang sedang menatapnya bagaikan singa yang akan menerkam mangsanya
"apa yang kau lihat? jangan mesum ya? kata Stella
sehan malah mendekati Stella yang memang sudah ketakutan langkah demi langkah
"hey,hey berhenti ya jangan mendekat" teriak stella
namun sehan justru mempercepat langkahnya dan GREP Sehan menggendong Stella naik ke atas kasur
"beginikah caramu menggodaku peri kecil" Sehan mencolek hidung Stella
"aku enggak....belum sempat Stella melanjutkan kata katanya Sehan sudah melumat lembut bibirnya Stella yang ranum itu dan memperdalam ciumannya,Stella berusaha memberontak dan menolak serangan Sehan namun tenaganya tak kuat melawan sehan,Stella menerima setiap sentuhan yang Sehan berikan lagipula sudah kewajibannya sebagai istri memberikan haknya pada suaminya ini
Sehan yang merasakan Stella tak lagi menolaknya memperluas petuangannya dengan membuka bathrobe yang Stella gunakan terlihatlah dua benda sintal yang tak terlalu besar itu namun cukup untuk memuaskannya dia memegang kedua benda sintal yang masih kenyal dan kencang itu dengan kedua tangannya hingga membuat seluruh badan Stella bergetar dan memanas
"mmmmmmm" Stella menggigit bibir bawahnya merasakan kenikmatan yang Sehan berikan,Sehan lalu menciumi leher Stella dan tangannya masih dengan mainannya
"lepaskanlah sayang,aku ingin mendengar desahanmu" bisi Sehan yang membuat seluruh badan Stella bergairah tak karuan
"ahhhhh" Stella memegang kepala Sehan ketika ciuman Sehan berhenti diatas puting Stella dan menyedotnya sementara tangan yang satunya lagi sibuk meremas gunung yang sebelahnya, Sehan menggigit dua benda sintal itu hingga meninggalkan bekas merah tanda kepemilikannya, Sehan menghentikan sejenak aksinya dia membuka bajunya dan melempar sembarang tempat menampilkan badan Sehan yang atletis itu
sadar stella sadar biarkan dia yang liar kamu jangan,kamu harus pura pura polos Stella
Sehan melanjutkan aksinya kali ini dia membuka tali bathrobe yang Stella kenakan terlihatlah tubuh polos Stella yang sangat sexy itu mulus tanpa noda
"your sexy babe" Sehan menelusuri badan Stella dan menciuminya
KRUKKK KRUKKKK KRUKKK terdengar suara perut Stella yang belum diisi itu, Sehan berhenti dengan kegiatannya ia kesal disaat dia sudah bergairah kenapa perut Stella tak bisa terkontrol tapi kalau dilanjutkan bagaimana jika Stella mati kelaparan
"bangun dan makanlah" kata seha
malu?tentu saja Stella begitu malu namun apa yang bisa dia lakukan kewajibannya adalah makan sekarang
Stella duduk dan menyantap makanannya begitu lahapnya sehingga ia kewalahan dengan nafsu makannya sendiri
apa dia begitu kelaparan kah? tanya sehan dalam hati
Stella selesai makan perutnya benar benar tlah terisi penuh sampai bersendawa tanpa bisa ia kendalikan
"ah maaf" Stella menutup mulutnya malu
kenapa dia menatapku tajam banget?aku merasa benar benar terintimidasi dengan tatapannya itu,apa itu salahku ketika aku kelaparan saat melakukan tugasku,itu kan perutku yang salah.....
Sehan memberikan sebuah kado kecil kepada Stella"apa ini? tanya Stella
"kau akan tau setelah membukanya" kata Sehan
stella membuka kadonya dengan sangat perlahan dilihatnya dua buah tiket liburan ke Korea Selatan
"apa kamu serius?oh astaga aku menyukainya,salju" seketika wajah Stella berbinar binar karena dia akan benar benar merasakan salju di tangannya
"bersiaplah kita berangkat besok" kata Sehan dan jangan banyak bawa barang" tambahnya lagi
"bagaimana kau tau aku ingin pergi kesana? tanya Stella bingung
"karena kau menginginkan salju" jawab singkat Sehan
"tapi,tapi bagaimana kau tau aku suka salju" tanya nya lagi
"kau bukan reporter kan? tanya sehan sinis
Stella memutar bola matanya malas,aku tak ingin berdebat dengannya saat ini,dia akan mengganggu mood ku....