Cattarina kembali melihat bayangan dirinya di dalam cermin. Sangat cantik. Bahkan lebih cantik dari apa yang ia bayangkan. Dalam novel yang Monna baca. Cattarina selalu diibaratkan sebagai bunga negara yang paling cantik di sentaro negeri Geraldy.
Tak hanya negeri Geraldy. Negara tetangga dan juga sebagian besar negara lain yang berada di luar wilayahnya, mereka juga sangat mengagumi dan memuja kecantikan, keelokan, dan keagungan dari paras rupawan putri keluarga Bourston yang luar biasa.
Sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi kecantikan Cattarina di mata dunia. Semua pria pasti akan jatuh hati padanya, setiap kali mereka melihat Cattarina secara langsung.
Rambut kuning keemasan bergelombang yang menjuntai cantik hingga ke pangkal pinggangnya. Mata biru yang bagaikan deburan ombak di pantai yang saling berderu dan tak bersenyawa. Serta kulit halus nan putihnya yang selembut kapas.
Tak ada seorang pun di wilayah daratan yang bisa menyaingi kecantikan Cattarina yang alami dan tanpa noda.
Bibirnya yang bahkan merona merah, walaupun tanpa memakai riasan. Dan bulu matanya yang melentik panjang. Serta parasnya yang rupawan. Membuatnya dikenal sebagai wanita yang paling diinginkan di seluruh negeri.
Sudah tak terhitung ada berapa banyak undangan yang datang padanya dari segala penjuru untuk berkenalan dengannya. Dan tak satu pun dari mereka yang sanggup menarik minat Cattarina untuk menerima undangannya itu karena di hatinya sudah ada orang lain.
Belhart Dominic. Laki-laki dengan sejuta pesona dan kegagahannya dalam memukul mundur musuh-musuhnya. Sekaligus pria yang sudah dikenalnya sejak kecil. Hingga akhirnya pria itulah yang sukses merebut hati Cattarina seutuhnya.
Sayang, itu tidak berlaku sebaliknya. Belhart Dominic tidak pernah menaruh hati padanya. Apalagi tertarik padanya.
Monna menyentuh pipinya yang kini bagai buah plum. Kenyal dan halus.
Jika bukan karena ia telah membaca dengan baik setiap bagian yang ada di dalam novel terkutuk itu, Monna pasti akan beranggapan bahwa Cattarina-lah tokoh utama wanita yang sebenarnya.
Bukankah biasanya.. tokoh utama wanita selalu digambarkan memiliki segala paras yang cantik dan rupawan yang tiada tara? Lihatlah ke cermin! Dan kau akan menemukan itu!
Oh, Betapa bodohnya Pangeran Belhart karena telah menyia-nyiakan wanita yang secantik ini. Jika Monna adalah putra mahkotanya, ia pasti akan langsung memilih Cattarina sebagai pendampingnya. Tanpa harus menyia-nyiakan wanita ini begitu saja.
Yaa… seperti cerita pada umumnya. Buat apa kau berparas cantik, jika kau sendiri tidak bisa menjaga harkat dan juga martabatmu itu sesuai dengan keindahan penampilan luarmu?
Cattarina mungkin adalah yang tercantik. Tapi ia hanya sekedar cantik. Inner beauty dan tingkah lakunya sangat jauh dari kata cantik. Ia tidak lebih seperti lebah yang mengganggu dan tidak memiliki tempat.
Wajar jika putra mahkota tidak meliriknya.
Cattarina yang ada di dalam novel adalah Cattarina yang sangat sombong dan angkuh. Karena terlalu dimanjakan oleh kedua orangtuanya, dan juga Si Jahil Asraff tentunya. Cattarina tumbuh menjadi gadis yang sangat arogan.
Selama ini, walaupun kakaknya suka sekali mempermainkan atau menjahilinya dengan hal-hal yang terkadang bisa saja sedikit mengganggu, Asraff tetap akan selalu memenuhi apapun yang diminta oleh adiknya.
Walaupun itu sulit dan berisiko. Sekalipun itu tidak benar dan juga merepotkan. Asraff, sang kakak pasti akan selalu mengabulkannya. Akibatnya Chatarina tumbuh menjadi gadis yang suka seenaknya dan sering menganggap remeh banyak hal.
"Oke! Kita cermati keadaannya sekarang," Monna berceloteh pada dirinya sendiri.
"Aku adalah Monna yang mendadak terdampar ke dalam cerita novel yang baru saja aku baca baru-baru ini. Terakhir yang aku ingat, aku berada di dalam kamarku. Sedang tidur. Lalu, tiba-tiba saja ketika aku bangun, aku sudah berada di ruangan ini! Di kamar putri bungsu Count Shcoutz. Cattarina Bourston!! Apa ini bercanda??!!"
Monna merutuki dirinya yang bernasib sial. Ia memang sering membaca webnovel tentang beberapa orang yang bisa masuk ke dalam cerita dan menjadi salah satu tokoh di dalamnya. Entah pemeran utama, entah pemeran pendukung, atau bahkan pemeran pembantu lainnya.
Tapi apa-apaan ini? Sekarang ia harus mengalaminya sendiri ketidak-masuk-akalannya ini??
Menjadi tokoh dalam novel yang bahkan hanya berupa cerita fiktif semata?? Hah!! Yang benar saja!!
Dia hanya Monna. Gadis berusia 25 tahun yang telah bekerja sebagai pegawai kantoran biasa. Dan hidup dengan rutinitas yang juga biasa. Tanpa adanya sesuatu apapun yang tidak biasa!! Tapi kini, ia harus menjalani hidup di dunia yang entah bagaimana ini bisa terjadi, sebagai seorang antagonis??!!
Oh, Shittzz!!
Salah minum apa semalam!? Hanya dalam satu malam segalanya berubah. Nama. Identitas. Keluarga. Bahkan jati diri dan lingkungannya. Udara di sini pun terasa berbeda. Tidak panas seperti Jakarta.
Apa tidak ada cara untuknya agar ia bisa kembali ke kehidupannya yang sebenarnya?
Ditatapnya tempat tidur yang ia tiduri tadi dengan wajah serius.
"Haruskah aku tidur kembali? Mungkin saja dengan begitu aku bisa bangun di tempat yang benar. Yaitu kamarku yang walaupun hanya beberapa petak, tapi benar-benar milikku!"
Tak perlu menunggu beberapa detik, Monna menggeleng.
***