Menatap punggung Aminah yang tampak berisi, membuat ayah tirinya marah, seketika 2ajah itu menjadi merah padam. "Sial, wanita tua sialan," ejeknya pada Bu Sekar.
Langkah kaki itu sudah bisa bergerak cepat meraih kasar punggung Bu Sekar, "Istri sialan, bisa-bisanya kau menghalangi Aminah ingin bertemu ku," tamparnya pada wajah Bu Sekar, membuat pipi berisi itu nampak merah.
"Aduh…" jeritan kecil terdengar dari mulut Bu Sekar, pantun menahan rasa sakit dan pedas dari tamparan lima jari itu, "Brengsek! Kau pikir kau siapa menamparku seenaknya, aku bisa mengusirmu dari rumah ini sekarang juga," ancam Bu Sekar dengan melototkan mata besarnya. Wanita tua dengan wajah bekas dan juga rambut ikal serta hidung besar itu tampak lebih berani dari sebelumnya, wajar saja Bu sekarang sekarang sudah berbeda dengan Bu Sekar yang 2 tahun lalu, di mana iya sekarang memiliki uang lebih dan tak perlu bersusah susah mencuci dan menyetrika pakaian tetangga.