Tetesan air membasahi tubuh Aminah, membuat gadis itu seketika dingin dan beku, sebeku perasaannya, tak ada lagi tempat ia mengadu tempat berbagi canda dan tawa, kini gadis itu benar-benar seorang diri. Tangisannya terdengar tersedu-sedu, gadis itu tak mampu menahan air matanya, sampai-sampai bibir itu tak mampu berkata, suaranya tertahan dalam tenggorokan.
"Hey, bangun kau! anak sialan! Bangun kau!" Segayung air cukup untuk Bu Sekar membangunkan Aminah, Aminah yang tertidur di kursi teras rumah. Yah, malam tadi gadis itu pulang terlalu larut sampai ia tak dibukakan pintu oleh ibunya, padahal tak begitu malam untuk seorang gadis dewasa seusia Aminah, pulang pukul 10 lewat 10 menit membuat gadis itu harus rela kedinginan di teras rumah.