"Aminah?" lelaki itu bangkit dari kursinya dan mengejar langkah Aminah,
"Tunggu," Romeo menarik paksa lengan gadis itu yang masih memegang lap.
Iya tak tahan lagi dengan kejantanannya yang semakin menegang dan berdiri,
"Pak jangan," suara Aminah terdengar bergetar penuh ketakutan.
Tapi sepatu tinggi itu membuatnya sulit untuk mengelak dan berlari, sementara Romeo menunjukkan tenaganya yang kuat setelah meminum segelas susu hangat.
Bahkan ia dengan gagah menggendong tubuh Aminah,
Mendorongnya ke atas kasur, kamar dengan luas 30 * 20 m itu membuat Aminah begitu kecil,
Juga kasur empuk berwarna biru dongker itu menjadi tempat ia tersadar dengan pasrah, hasrat Romeo sudah membumbung,
Sementara melihat penampilan baru Aminah wajah Romeo memerah, iya semakin tertantang menjajal tubuh itu, kemaluannya yang sempit membuat kejantanannya begitu dimanjakan,
"Jangan pak, aku.. aku tak bisa kali ini," tolak Aminah dengan menutupi dadanya dengan kedua tangan.