"Hem... sebaliknya pembicaraan kita lanjutkan nanti saja. Kita harus turun karena kita sudah sampai." ucap Nur baru sadar saat mobil angkot berhenti di depan sekolah Yayasan Budi Mulia.
"Aku rasa pembicaraan kita terlalu seru, hingga aku tidak menyadari kalau sudah sampai di sekolah." ucap Mahesa keluar dari angkot dan mengulurkan tangannya untuk membantu Nur.
Wajah Nur memerah, tidak bisa menerima uluran tangan Mahesa.
"Maafkan aku Pak Mahesa...kita bukan...Pak Mahesa tahu itu kan?" ucap Nur tidak meneruskan ucapannya karena Nur yakin Mahesa sangat mengerti apa yang dia maksudkan.
"Santai saja Bu Nur, aku yang harusnya minta maaf. Kita memang bukan muhrim, jadi apa yang aku lakukan tadi tidak pantas." ucap Mahesa seraya menjepit daun telinganya meminta maaf pada Nur.
Nur tersenyum, menyembunyikan rasa malunya melihat sikap Mahesa yang begitu santai dan menyenangkan.