Chereads / Endapan Cinta / Chapter 2 - Pertemuan

Chapter 2 - Pertemuan

Hai. [Ranti]

"Eh..., (Inikah Ranti kok kelihatan beda ya?) iya. [Albert]

Aku langsung duduk di sebelahnya sambil bertanya - tanya, apa benar ini kah dia?

"Em..., kamu Ranti?

"Iya

( Tapi kok bedanya ) Lalu Rina yang mana?

Rina duduk di belakang.

"Oh..., kamu cantiknya (terdiam)

"Iya makasih.

Pada akhirnya sedikit perbincangan dengannya. Setelah cukup basa basi, aku pun fokus dalam ibadah dan tidak memperhatikannya.

Begitulah kisahku yang akan kutuliskan dalam cerita ini. Sebenarnya cerita ini menceritakan tentang seorang cowok yang tidak populer. Loh, kok cowok tidak populer di tuliskan ceritanya kenapa? Karena mungkin jika kisah cinta dimana cowok populer jatuh cinta sudah terlalu mainstream atau kisah cinta yang pernah saling memiliki juga sudah banyak. Mungkin kisah yang kutuliskan ini akan sedikit fresh.

Maafkan saja aku kalau kisah ini ternyata sudah pernah di tulis sebab, aku tak tau berapa banyak kisah cinta seperti ini. Dan kan kucoba menuliskan semenarik mungkin.

Ok cukup pembahasannya. Marilah kita membahas masalah yang lebih serius. Tentang, kenapa bisa sih cowok ini semenyedihkan itu? Pernah dengar lagu telephon aku? Lagu yang dinyanyikan Sandy Canester. Itu adalah lagu yang menceritakan tentang pria pemalu yang sedang jatuh cinta dengan seorang wanita. Namun, rasa takut muncul pada pria tersebut. Apa yang ia takutkan? Apakah wanita itu terlalu menyeramkan? Apakah wanita itu akan memakannya? Apakah wanita itu akan memenjarakannya? Menangkap? Tentu saja jawabannya tidak.

Kisah dimana aku telah lulus kuliah, yang mana memang sudah seharusnya kami untuk kerja. Sesampai disana, kami di ikutkan dalam kegiatan mental building, terlalu banyak pelatihan sampai - sampai aku pun capek. Tapi, satu hal yang pasti aku kan tetap berusaha mengikuti gerakan mereka.

Loh kok mengikuti? Ya karena jujur, sulit sekali menyamakan gerakan ku dengan mereka.

Seiring berjalannya waktu, hari demi hari telah di lewati, mental building yang hanya berlangsung 5 hari pun telah selesai. Setelah itu kami pun berangkat tuk pulang dan mengucapkan selamat tinggal mental building.

Namaku albert, ingin sekali kuceritakan tentang masa laluku. Masa dimana aku mengalami kegagalan dalam mendapatkan cinta.

Kalian tau apa itu kisah cinta tak sampai? Kisah yang menceritakan tentang cinta yang tak pernah tepat pada sasaran dan selalu berharap pada yang di cintai. Cinta yang selalu mengagumi dari jauh dimana cinta itu tak pernah terungkapkan kepada yang di cintai.

Memang sungguh menyedihkan, seolah cinta tersebut hanya bertepuk sebelah tangan. Namun, cinta tak sampai itu bukanlah seperti itu. Kisah cinta tak sampai adalah kisah cinta dimana kedua belah pihak selalu berpikir untuk memantaskan diri bagi pasangannya dan terpaksa merelakan yang ia cintai ke orang lain, karena belum berhasil atau belum pantas tuk mendapatkannya.

Kan ku coba menuliskan kisah tersebut. Sebuah kisah dimana tujuannya belum tepat kalau kata teman tapi menikah di novelnya, busnya belum sampai jadi terpaksa menunggu lebih lama lagi. Akan tetapi bagaimana kalau telat naik busnya? Berpikir, terpaksa kita nunggu bus yang lain kan!. sampai saatnya bus yang benar - benar bisa kita naiki, bus yang dimana uang kita cukup untuk menaikinya.

Saya tahu ada seseorang yang membuat saya yakin tidak perlu takut untuk sendiri kata nya, saya sudah taken tapi jodohnya masih LDR di masa depan.

Terkadang..., aku merasa yakin bahwa aku bisa mendapatkannya. Namun, kenapa sampai saat ini belum ada yang bisa mengisi hati?

Aku teringat akan masa itu. Dimana aku hampir mendapatkannya. Mendapatkan satu di hati. Namun, ternyata itu tak seperti yang diharapkan. Penasaran? Kenapa wanita itu bisa menjauhi ku? Kenapa dia tiba - tiba tak perduli lagi dengan chat ku? Apa mungkin?.

Mari kembali ke masa - masa itu, masa yang ingin kuceritakan tentang kejadian itu.

Waktu itu aku sudah lulus kuliah dan akan bekerja di tempat perusahaan yang membiayaiku. Disana, aku mencari tempat ibadah untuk ku dapat beribadah, yaitu dengan bertanya - tanya gereja mana yang cocok denganku. Pada akhirnya telah kuputuskan bergereja di Methodist Pekanbaru atas saran dari kakak ku. Dan dari situlah kutemukan sosok yang membuat aku penasaran, penasaran kenapa tidak sama dengan yang ku ketahui.

Namanya ranti aku tak sadar tuk mendekatinya. Mungkin salah ku tak menanyakan tentang nomor WAnya. Awalnya aku yakin kalau mungkin kan ku dapat sosok dihati. Namun, ranti bukanlah rina ini yang membuatku bimbang saat aku mengetahui bahwa rasa cinta kan kembali hadir. Terlalu takut tuk jatuh cinta, "kenapa harus ia?".

Sebenarnya awalnya itu aku berniat mencoba tuk mendekati rina, dan aku tertegun akan kecantikannya. Dan saat kulihat ia sedang berdiri sendiri di depan samping pintu gereja ku coba memberanikan diri tuk menyapanya.

Hai, salam kenal boleh tau nama kamu siapa? Nama ku Albert (Lalu ku ulurkan tangan untuk berjabat tangan).

Dan ia pun menjabat tangan ku.

Hai juga, nama ku rina.

"Em..., boleh tau kamu aslinya tinggal dimana? Eh, maksud ku kotanya.

Aku tingal di Pekan baru, kalau kamu.

" Oh..., jadi kamu asli tinggal di pekan baru! Kalau aku sih tinggal di medan. Aku kira, kamu sama seperti ku, rupanya asli orang sini.

Setelah kami berbicara sebentar, muncul seorang gadis yang menyapanya.

Hai kak, ini siapa? [ tanya ranti]

Oh..., ini cowok yang baru aku kenal

"Em..., boleh tahu nama kamu [Albert]

Aku tertegun melihatnya, perasaanku mengatakan bahwa wanita ini pastilah kan sulit tuk ku gapai. Tapi semoga saja tidak ada rasa seperti dulu.

Setelah tersadar dari kebingungan ku aku pun memulai percakapan dengannya. Bukan maksud ku tuk menyakiti perasaannya waktu itu. Tapi jujur ku katakan, aku pun tak tahu harus bagaimana tuk mendekatinya.

Nama ku ranti, kamu bukan orang sini ya? [Ranti]

Iya. [Albert]

Emang nya kamu tinggal dimana?

Ya..., mungkin kalau disebut pun kamu nggak tahu.

Emang dimana sih?

Di Perbaungan.

Di Perbaungan? Emangnya dimana itu?

Ya, itu setelah medan sih.

Terus kok bisa gereja disini?

Ya, karena kebetulan aku kerjanya di dekat sini.

Emang dimana?

Di kerinci, aku kerja disana.

Jadi pulang perginya gimana?

Ya..., naik bus, yang memang sudah disediakan oleh perusahaan untuk mengantar jemput karyawan yang mau pergi ke pekan baru.

Emm, emang tiap kapan sih kamu datang gereja disini?

Tiap akhir minggu, sabtu sampai minggu setelah itu baru lanjut kerja.

Udah dulu ya. [Ranti]

Ah.., ok deh kami juga mau pulang. Pamitnya. [Rina]

Emm.., iya. [Albert]

Setelah selesai aku berbicara dengan mereka, aku pun kembali ke kamar di pastori. Di kamar yang disediakan untuk tamu tidur. Dan bersiap - siap untuk pulang dan menghabiskan waktu di gereja tersebut.

Detik demi detik berlalu, menit demi menit terlewatkan dan sudah saatnya aku pulang kembali ke tempat kerjaku. Aku tak tahu bagaimana cara ku untuk menggungkapkannya namun, hati ini ingin sekali mendekati salah satu dari mereka. Tapi, setelah kupikir-pikir, aku terlalu takut tuk mendekati Ranti. Ya, bagaimana menjelaskannya, pikiran ku mengatakan ia akan sulit sekali untuk kugapai.

Aku memastikan barang bawaan ku. Dan takut tuk kehilangan apapun lalu aku memesan grab menggunakan smartphone ku. Dan berangkat menuju tempat perhentian bus yang khusus di sediakan oleh perusahaan tuk menjemput karyawan mereka.

Sesampai disana, aku asal saja menaiki bus karena aku tahu pasti bus yang lain sudah penuh.

Di dalam perjalanan aku terus memikirkan mereka dan berpikir bagaimana ya supaya aku bisa mendekati si dia. Hahaha..

Ya, namanya cinta mau bilang apa lagi. Begitulah pada akhirnya aku harus memutuskan satu tuk kudekati. Hanya saja, aku binggung, kenapa sih kok beda dari yang kuharapkan? Penasaran?.

Begini kisahnya, saat itu. Setibanya aku pulang dan sampai di mess yang disediakan oleh pihak perusahaan. Sebagai karyawan tentunya aku disediakan tempat untuk tinggal. Beruntung sekali ya aku.

Di mess itu, aku beristirahat sejenak dengan membaringkan tubuh yang lelah ini. Dan aku mencoba mencari tau bagaimana aku bisa mendekati dia. Mungkin orang lain akan berpikir. Kenapa sih susah buat ku tuk mendekati mereka?, padahal ceweknya aja juga suka.

Ya, kalian tak kan pernah tau, bagaimana sih rasanya saat mendekati cewek yang kamu suka tiba - tiba muncul perasaan ditusuk yang semakin menyebar terus menyebar dihati ini saat ingin mendekati cewek yang kamu suka. Dan perasaan mu di hantui oleh rasa takut. Apakah ada yang sudah pernah mengalami itu?.

Jika memang pernah, dan kalian sudah punya pacar aku katakan salut untuk mu. Jika belum kita sama ya. Hahaha...

Seperti itu lah rasa takutnya. Sering sekali kulakukan kesalahan yang sama dan terus berulang - ulang. Bukan maksudku menginginkan itu semua. Namun, hati ini sulit tuk mengungkapkan rasa. Berapa lama? Berapa lamakah aku harus memendam rasa?.

Tiada yang pernah tahu, ingin sekali kuceritakan tentang dia, dia yang menjadi penyesalan terakhir ku. Setelah aku tahu bahwa rasa itu kan kembali hadir. Aku menyerah, aku menyerah tuk mendapatkannya, aku bahkan bimbang kenapa sih rasa itu muncul. Aku bertanya - tanya kenapa sulit sekali mendapatkan satu. Satu yang terus menemani, satu yang selalu ada saat kesusahan ku.

Baik, aku kan ceritakan bagaimana ku mendekati dan kok bisa sih sampai - sampai salah. Saat itu, kebetulan aku di ajak bergabung dalam group chat youth di gereja methodist pekanbaru melalui aplikasi Line. Nah dari situlah kucari cari orang yang bernama Ranti dan langsung ku add id linenya.

Aku dengan pelan - pelan mendekatinya dan setelah aku cukup mengerti akan perasaannya padaku, langsung lah ku mintai nomor WhatsAppnya karena jujur saja, aku tidak terlalu suka mendekatinya melalui aplikasi Line. Bukannya tidak suka, tapi tidak terbiasa menggunakannya. Ya, alasannya sih, terlalu banyak chat iklan yang masuk di aplikasi Line.

Inilah pendekatan ku lewat Line.

Hai hai [Albert]

Ini siapa? [Ranti]

Em.., mau tau, tebak dululah.

Siapa sih, oh.., ko albert kan?

"Ih, kok tahu sih.

Tau lah, orang dari fotonya aja sudah ketahuan.

Em, kalau gitu bisa minta nomo WA kamu.

Ini aku kirimkannya, nomornya 0852******.

Ok makasih ya. [Albert]

"Eh, itu udah masuk tolong di save ya [Albert]

Yang P kan aku ya [Ranti]

Iya.

Setelah kudapat nomor WhatsAppnya akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan pendekatanku.

Hei, gimananya em..., bingung nih mau nanya apa. Ah, kanu sudah makan? Sudah mandi belum?

Iya sudahlah.

Aih gimana sih buat percakapan biar menarik buat kamu.

Ntah gak tahu tuh.

Hahaha. Oh iya, di keluarga kamu berapa saudara?

Maksudnya?.

Ya, di keluarga kamu berapa bersaudara.

Dan seterusnya dari nya kudapatkan informasi bahwa jumlah saudaranya mirip dengan ku, yaitu 2 perempuan dan 2 laki-laki. Ini cukup membuat ku senang. Kenapa? karena aku berpikir bahwa dia kan mirip dengan kakak ke dua ku yang bisa bersikap dewasa.

Ya, meskipun aku adalah satu - satunya laki-laki. Tapi jumlah ya kan sama. Melihat dari chat ya aku tahu, bahwa dia adalah wanita yang sedang aku cari. Aku banyak bercerita dengannya sampai suatu waktu. Perasaan suka dan ingin bertemu dengannya muncul. Tapi jujur ku katakan aku masih takut. Kenapa takut? Karena aku masih berpikir apakah aku layak untuknya.

Jumlah kerluargaku ada 4 bersaudara dan aku nomor 3 adik ku satu perempuan waktu aku mengenalnya saat itu adik ku masih sekolah tepatnya di tahun 2017.

Semakin aku mengenalnya, semakin aku menyukainya. Jujur kukatakan, ingin sekali aku bertemu dengannya dan berbicara berdua. Dia memang bukan yang pertama buatku, tapi dia lah yang ke 2 membuatku tuk jatuh cinta lagi. Aku pikir ini pasti sulit, sebenarnya kenapa sih dia tak menjawab chat ku? Apakah aku salah?

Dia dan hanya dia yang membuat ku ingat, bahwa aku harus jadi lebih baik lagi. Dia yang selalu menemani dalam kesendirian ku walau hanya dari foto - fotonya.

Andai saja ku tak seperti ini, pasti tak kan jadi semenyedihkan ini. Aku selalu saja berada di posisi yang mengharapkan cinta. Aku yakin sekali suatu saat pasti, ya pasti sikap ku ini bisa berubah. Biarlah orang berkata apa tentang dia. Tapi aku tetap mencintainya.

Kenapa ya hidupku seperti ini? Kenapa aku bahkan dalam hidup ini tak pernah bisa menyatakan cinta?. Sebenarnya aku sangat ingin mengungkapkan rasa. Menyatakan cinta kepada orang yang di suka dan yang sudah membuat jatuh cinta. Kenapa, kenapa tuk menyatakan cinta pada orang yang di suka sulitnya minta ampun?.

Aku dilema sekali tuk mendekatinya, kami sering mengobrol lewat telephone dan chat. Namun akhir - akhir ini setelah aku bertemu dia. Ia semakin menjauh dariku. Ingin sekali aku bisa mengejarnya tapi tentu aku tahu diri. Masih banyak wanita yang lain, di dalam prinsip ku jika perasaan ku mengatakan bahwa ia sudah punya kekasih baru. "Saat itu juga ku kan menjauh darinya!".

Ada perasaan takut, rasa takut untuk menyapanya, ingin sekali kulakukan untuk membuang semua rasa, rasa cintaku padanya agar aku dapat mendekati dia. Ya dia.

Aku sering bertanya, kenapa banyak pria bisa dengan mudahnya menyatakan cinta secara langsung pada wanita. Sedangkan aku saja kesulitan dan tak mampu tuk mendekatinya. Ya, dirinya.

Sebenarnya gimana sih rasa takut itu? Rasa takut itu bukanlah rasa takut seperti yang kalian pikirkan."Bukan rasa takut akan penolakan", melainkan rasa takut apakah aku pantas mendapatkannya? Apakah dia bisa ku bahagiakan? Apakah hidupnya kan menderita bila bersama ku? Ingin kuwujudkan mimpi ku seperti dalam negeri dongeng tentang seorang pangeran yang bertemu dengan putri dan akhir yang bahagia.

Aku tak tahu bagaimana menjelaskan perasaan ini, Jika dia bersama dengan pria yang membuat dia menangis. Aku berdoa semoga mereka segera berpisah. Tapi jika pria itu tepat maka biarlah sudah.

Seandainya aku sendiri bisa, pasti kan kulakukan, tapi, jika memang aku tidak mampu melakukannya maka akan kupastikan ia bertemu dengan orang yang mampu membahagiakannya.

Jujur kukatakan, aku tak sanggup melihat dia menderita. Aku berharap dia di pertemukan dengan sosok yang lebih baik dari ku. Inilah doaku kepada sang pencipta. Semoga ia di pertemukan dengan sosok yang bisa membuatnya bahagia.

Namun, bisakah kalian menahan perasaan ini? Perasaan ingin memiliki. Aku selalu bertanya bila Tuhan mempertemukan hawa untuk adam "apakah Tuhan juga mempertemukan seseorang untuk ku?".

Pertanyaan yang terus - terusan ada dalam pikiran ku. Bahkan aku percaya, bila Tuhan yang mempersatukan manusia pertama dengan kekasihnya. Begitupulah antara kau dan aku. Ya, kau yang salah kudekati. Kau yang membuat ku bimbang. Kenapa dia bersikap seperti itu?

Padahal aku yakin sekali ia sudah ada yang baru. Tapi....

Cukup, pada akhirnya aku harus melupakannya, melupakan akan cintaku padanya. Aku tak ingin memaksakan kehendak bila dia sudah bersama yang lain. Aku akan merelakan dan aku berharap bahwa ia bisa mendapat sosok yang jauh lebih sempurna dari ku, sosok yang jauh lebih mapan dan mau berjuang tuk mendapatkannya. Dan ku berharap sosok itu tak kan mampu membuatnya terluka.

Hmm, ya begitulah. Ini adalah awal pertemuan ku dengannya. Aku sempat ditanyakan kapankah aku bisa bertemu dengannya?

Ingin sekali aku dapat bertemu dengannya, bertemu dengan keluarganya. Karena itu janjiku. Ya, penasarankah? Kenapa sih aku bisa berpisah dengannya?. Alasannya sederhana ku duga ada seseorang yang mendekatinya.

Waktu itu aku melihat status WAnya yang mengambil foto ada acara di gereja tepatnya hari paskah. Seketika itu juga aku langsung chat dia.

Hei, ada acara ya di gereja?

Ada kamu kok ngak datang?

Iya..., susah sih soalnya bukan hari sabtu dan minggu.

Cepatlah datang, ntar natal datangnya.

Ok lah.

Dalam hatiku aduh, kok cepat sekali mau ketemuan. Kasih kek waktu beberapa minggu gitu.

Bukan maksudku tuk membohonginya tak bisa datang. Dan ini juga mungkin karena kemalasan ku tuk susun baju.

Baiklah, ku akhiri bab pertemuan ini. Karena kehilangan ku lah yang sangat terasa. Terimakasih!.