Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 78 - Wanita Di Masalalu

Chapter 78 - Wanita Di Masalalu

Fatma tidak tahu apakah dia juga mencintai Soni, tapi pria itu sudah berbuat banyak untuknya, dia begitu mudah untuk membuat wanita mana saja jatuh cinta. Tapi entah kenapa dihati kecilnya, Fatma merasa tidak boleh mencintai Soni karena ada sesuatu yang melarangnya untuk itu.

" Aku tidak tahu, Son! Tapi kamu selalu membuatku nyaman dan merasa aman!" kata Fatma.

" Aku akan membuatmu mencintaiku, Za!" kata Soni lembut, lalu dia mengecup punggung tangan Fatma. Fatma tersenyum dan entah mengapa, seperti ada yang menarik tangannya agar menjauh dari bibir Soni.

" Kenapa?" tanya Soni kaget, dia pikir Fatma telah mengingat masa lalunya.

" Tidak! Aku malu nanti dilihat orang!" kata Fatma gugup, tapi dia segera memberikan senyuman pada Soni agar Soni tidak curiga. Kemudian mereka berbicara tetang hal-hal yang menyenangkan, sesekali Fatma tertawa lepas dan Soni dibuat kagum pada istri Brian itu.

Brian memasuki sebuah Hotel bintang lima yang sangat terkenal di jantung kota, dia masuk lalu menunjukkan kartunya pada resepsionis. Keluarlah seorang pria dari dalam ruangan yang ada dibelakang mereka setelah ditelpon resepsionis itu.

" Pak Brian! Apa kabar, Pak? Lama sekali sejak bapak terakhir kesini!" kata seorang pria yang keluar dari ruang kerjanya.

." O, ya? Berapa lama?" tanya Brian penasaran.

" Sekitar 4 atau 5 bulan yang lalu!" jawab Orang itu.

" Hmm! Kamar biasa!" kata Brian.

" Seperti yang Pak Brian minta!" kata orang tersebut. Lalu orang tersebut mengantar Brian ke lift khusus yang hanya bisa digunakan oleh pemilik dan penyewa Suite Presidensial. Mereka sampai di lantai paling atas dan keluar dari dalam lift. Kemudian Brian melihat Drew yang telah berdiri di depan kamar.

" Lo sangat lambat, Bro!" kata Drew, kemudian memeluk Brian.

" Sorry!" kata Brian.

" Permisi, Pak Brian!" kata orang tersebut lalu memberikan kuncinya dan meninggalkan mereka.

" Gue perlu lo nyelidikin gue!" kata Brian setelah masuk ke dalam kamar dan duduk di sofa.

" Apa? Nggak salah? Lo minta gue selidikin lo?" tanya Drew sambil menuangkan bir ke dalam gelasnya.

" Iya! Danis mengatakan beberapa hal yang tidak masuk akal dan gue sangat marah karenanya!" kata Brian.

" Ok! Meski gue nggak tahu apa maksud lo!" kata Drew. Sebuah ketukan menghentikan percakapan mereka.

" Pleasure, come first!" kata Drew lalu membuka pintu kamar mereka. Masuklah 3 orang wanita cantik dengan dandanan biasa memakai mantel panjang.

" Selamat pagi, Tuan Brian!" sapa ketiganya.

" Baru, bro? tanya Drew. Brian menganggukkan kepalanya.

" Lo memanjakan gue, bro!" kata Drew lalu dengan cepat mencumbu gadis dihadapannya. Brian hanya memainkan ponselnya sementara Drew telah masuk ke dalam kamar bersama tiga wanita itu. Brian menutup telinganya dengan memutar musik keras lewat earphonenya, dia tidak mau sesuatu pada dirinya meminta jatahnya akibat suara keras yang ditimbulkan dari dalam kamar tersebut.

@ Danny!

Sebuah pesan masuk dan Brian membuka pesan tersebut. Dia hampir menjatuhkan ponselnya karna kaget. Tidak ada yang memanggilnya dengan itu selain... Vero?

@ Vero? Apa itu kamu sayang?

tulis Brian

@ Ya, sayang! I am in front of your apartement

balas Vero. What? She is here? Apa dia bercanda? Sebuah foto terkirim di ponsel Brian. Terlihat wajah cantik seorang wanita yang dirindukannya. Dengan cepat Brian berdiri dan membuka pintu kamar Drew. Terlihat mereka semua sedang gila-gilaan di atas ranjang.

" Gue cabut dulu! Ada urusan!" kata Brian.

" Aaaa...Ok...key!" teriak Drew. Brian keluar dari dalam kamar dan menghubungi wanita itu.

" Halo, sayang!"

- " Danny! Aku merindukanmu, sayang!" -

" Apa ini benar-benar kamu, sayang?"

- " Iya, sayang! Ini aku! Veromu!" -

" Kau yakin kau tidak akan pergi lagi?"

- " Iya, sayang! Aku akan disisimu selamanya! -

" Karna aku tidak akan melepaskanmu lagi, sayang!"

- " Aku akan diam diranjangmu dan menemanimu tiap saat, sayang!"

" Aku akan mengikatmu dan membuatmu tidak bisa kemana-mana lagi!"

- " Aku sangat menginginkanmu, Danny! Kamu membuatku panas, sayang!" -

" Tunggulah! Aku ingin memakanmu saat ini juga!"

Dengan tidak sabar Brian menuju ke lobby hotel dan menunggu mobilnya datang. Sesuatu pada tubuhnya memberontak hanya dengan mendengar suara seksi Vero yang sengaja dibuat untuk menggoda Brian. Vero tahu kelemahan prianya itu, tapi Brian tidak pernah menyentuhnya karena Brian sangat menghormati seorang wanita yang akan menjadi istrinya. Tapi menurut Vero saat ini Brian begitu merindukannya dan dengan berani dia sengaja memprovokasi Brian agar hasratnya keluar dan dia berhasil. Brian ingin membuat Vero tidak bisa lagi meninggalkannya, cara satu-satunya adalah dengan membuat Vero hamil. Dan Vero tahu semua yang ada dipikiran Brian, karena dia sangat mengenal pria itu. Vero tersenyum smirk, tubuhnya telah bergetar menginginkan sesuatu. Brian melajukan mobilnya ke arah apartementnya yang lama.

" Mau kemana dia?" ucap seorang pria ambigu.

Vero! I miss you so much, honey! Apa kau tahu jika kau membuatku gila karena pergi meninggalkanku? batin Brian. Brian mengendarai mobilnya dengan cepat, dia menyalip semua kendaraan yang ada didepannya. Tiba di bundaran, jalanan menjadi macet karena ada kecelakaan di depan dan semua kendaraan berjalan seperti semut.

" Sial! Ada saja jika sedang buru-buru!" gerutu Brian. Dia keluar dari mobil mewahnya dan meninggalkannya begitu saja di tengah jalan, membuat pengendara dibelakangnya memencet bel berkali-kali. Tapi Brian tidak menghiraukan mereka, dia berjalan melewati kecelakaan itu dan menghadang taksi. Setelah mengatakan tujuannya pada sopir taksi, dia menghubungi Danis.

" Danis! Ambil mobil dilokasi yang aku kirim!"

- " Siap, Bos!" -

" Cancel semua kegiatan hari ini! Aku tidak akan kembali ke kantor!"

- " Tapi, Bos..." -

Brian menutup panggilannya dan Danis kesal karena sikap Bosnya itu. Ada apa dengan dia? Kenapa dia mengcancel semuanya? Danis menghubungi seseorang.

" Bagaimana?"

- " Dia keluar!" -

" Apa? Kemana? Apa bersama wanita?""

- " Tidak!" -

" Awasi terus!"

Danis kesal sekali dan mematikan panggilannya. Mau kemana dia? Apa ada yang begitu penting sampai harus cepat-cepat? Brian turun dari mobil setelah membayar ongkos taksi. Dia bergegas masuk ke gedung apartemennya yang lama tidak ditempatinya. Brian begitu menggebu ingin segera bertemu dangan Vero, tapi jauh dilubuk hatinya ada sesuatu yang menahannya untuk melakukan itu. Ada apa denganku? Kenapa aku seperti merasa bersalah dengan melakukan ini? batin Brian bingung.

@ Bos! Dia pergi ke tempat lama

Danis membaca pesan diponselnya

@ Untuk apa?

balas Danis

@ Entah

jawab orang itu. Danis mengerutkan alisnya. Shittt! Jangan-jangan? Please, Bos! Jangan main-main dengan dia! Kau sudah beristri! Dan kau sangat mencintainya! Ya Tuhan, tolong lakukan sesuatu! batin Danis.

" Halo! Periksa apa ada penumpang wanita dengan jadwal kedatangan hari ini yang bernama Sarah Veronica Kane!"

- " Siap, Bos!" -

Danis menutup ponselnya dan kembali menghubungi seseorang.

" Halo, Tuan!"

- " Ada apa?" -

" Sepertinya Vero ada disini, Tuan!"

- " Apa? Kamu yakin?" -

" Yakin, Tuan!"

- " Dimana mereka?" -

" Diapartement lama!"

- " Lakukan apa saja untuk menjauhkan mereka!" -

" Apa Tuan tidak percaya pada Bos?"

- " Dia sedang hilang ingatan! Dan dia sangat tergila-gila pada wanita itu! Aku hanya takut dia tidak bisa menahannya!" -

" Baik, Tuan!"