Chapter 74 - Siapa Kamu ?

Chloe duduk di depan ruang operasi dengan mata terpejam, badannya bergetar menahan tangis. Pikirannya kembali melayang ketika ayahnya terbaring di rumah sakit. Rasa kehilangan yang membuatnya putus asa setelah dokter menyatakan ayahnya tidak bisa di tolong lagi.

Dan sekarang dia ada di depan ruang operasi, menunggu dalam ketidakpastian Marco suaminya yang tengah terbaring di meja operasi. Jujur Chloe sangat takut, takut kalau-kalau ketika dokter keluar dari pintu ruang operasi akan mengatakan bahwa pasien tidak dapat di tolong.

Benturan di kepala suaminya sangat keras. Dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri ada pecahan kaca yang menancap di kepala Marco, belum lagi beberapa peluru yang menembus bahu dan pinggangnya untuk melindunginya.

Chloe tenggelam dalam pikirannya tidak menyadari keberadaan orang lain di sekitarnya.

Ny. Suri bergegas menghampiri Chloe yang masih duduk sendirian di depan ruang operasi.

"C...." Ny. Suri berlari menghampiri menantunya, namun yang di panggil hanya diam tenggelam salam dunianya sendiri.

"C...kamu baik-baik saja" Ny. Suri memeluk menantunya.

Chloe menatap Ny. Suri dengan tatapan kosong, seakan dia tidak mengenal orang yang tengah memeluknya.

Hati Ny. Suri terasa sakit melihat kondisi menantu kesayangannya "Marco akan baik-baik saja, kamu jangan terlalu cemas" katanya menghibur.

Tapi Chloe tetap tidak bereaksi. Ny. Suri merasa sedikit panik, bukankah reaksi menantunya sedikit tidak wajar ? kalau Chloe menangis meraung-raung mungkin dia akan merasa lebih lega, tapi reaksinya.....dia tidak meneteskan air mata sama sekali tapi tatapannya yang kosong membuatnya merasa seperti orang yang kehilangan jiwanya.

Ny. Suri memeluk Chloe makin erat, air mata mulai mengalir di pipinya.

"Chloe sayang..." tante Rani datang dengan Melinda.

Chloe tetap tidak bereaksi terhadap kehadiran ibu dan kakaknya.

"Ran..."Ny. Suri menatap besannya dengan cemas.

"C....." Melinda membelai punggung Chloe yang masih dalam pelukan Ny. Suri.

Chloe bereaksi, dia mundur dari pelukan Ny. Suri, menatap kakaknya lalu menunduk sambil meremas tangannya yang gemetar.

Melinda memeluk Chloe "kakak tau kamu cemas, menangislah kalau ingin menangis, jangan di tahan, ada kakak di sini, dan percayalah Marco pasti baik-baik saja, oke ?"

"kak aku takut" kata Chloe lirih.

Pipi tante Rani basah, dia tahu betul ketakutan yang di alami Chloe anaknya, di takut di tinggal lagi oleh orang yang di cintainya. Di usianya yang masih kecil ibunya meninggal, lalu saat dia dalam keadaan terpuruk karna di tinggal tunangannya, ayah yang selama ini menjadi sosok yang paling dekat dengannya meninggal. Dan sekarang suami yang dia cintai sedang terbaring di meja operasi dalam kondisi yang tidak jelas. Kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada suaminya, tante Rani takut kali ini Chloe tidak akan sanggup menanggung rasa kehilangannya sekali lagi, terlebih lagi dia sedang mengandung.

"C....Marco pasti baik-baik saja, dia sangat keras kepala, mama yakin malaikat maut bahkan akan babak belur di hajar Marco, karna memisahkan dia dengan wanita yang dia cintai" hibur Ny. Suri.

Tante Rani, Melinda dan Chloe terperangah.....itu....apakah benar kata-kata penghiburan ?

Sementara ketiga wanita itu masih sibuk menghibur Chloe, pintu ruang operasi terbuka.

Ny. Suri langsung berdiri menghampiri dokter "bagaimana keadaan anak saya dok ?" tanyanya cemas.

Dokter melepas masker lalu menatap Ny. Suri, dan beralih menatap ketiga wanita lainnya yang kini telah berdiri di belakang Ny. Suri "kondisi tubuh pasien baik-baik saja, semua peluru sudah di keluarkan dengan aman dan tidak ada yang mengenai organ vitalnya, sedangkan benturan di kepalanya membuat dia mengalami gegar otak dan belum tau kapan dia akan sadar, jadi untuk sementara kita masih akan memantaunya"

Mendengar penjelasan dokter bahwa tubuh suaminya baik-baik saja membuat Chloe merasa lega, tapi saat di katakan bahwa belum di ketahui kapan suaminya akan sadar membuat Chloe lemas, dan matanya menjadi gelap, lalu dia jatuh tak sadarkan diri.

🌸💮🌸💮🌸

Chloe membuka matanya dan mengamati sekelilingnya, dia tidak di kamarnya, lalu dimana dia ? Dengan cepat Chloe bangun dan merasakan perutnya sedikit tidak nyaman 'oouucchhh...benar dia sedang hamil'.

Chloe mengelus perutnya mencoba menenangkan tiga bayi dalam perutnya. Kemudian dia menoleh dan di ranjang di sampingnya suaminya masih terbaring tak bergerak, jarum infus menancap di tangan kirinya.

Chloe turun dari ranjang "C...kamu sudah bangun sayang ?" Ny. Suri datang menghampirinya.

Chloe mengangguk "apa yang terjadi padaku ma ? kenapa aku ikut berbaring di sini ?" tanya Chloe penasaran.

Ny. Suri bernafas lega melihat menantunya sudah lebih baik dari sebelumnya "kamu pingsan tadi, jadi mama minta mereka menambah satu ranjang untukmu"

Chloe menunduk malu, selemah itukah dirinya sekarang ? sampai pingsan karna lega suaminya baik-baik saja ?.

"bagaimana keadaanmu sekarang ? apa kamu sudah baikan ?" sambung Ny. Suri melihat Chloe masih diam, dia takut kalau Chloe akan kembali lagi seperti tadi.

Pipi Chloe bersemu merah, dia merasa malu telah membuat mertuanya khawatir "iya ma, aku tidak apa-apa, bagaimana Marco ? apa dia sudah sadar ?"

Ny. Suri ganti menatap anak sulungnya "belum ada tanda-tanda dia sadar" jawabnya sambil menghembuskan nafas berat "tapi tenang saja, dia pasti tengah mencari jalan untuk pulang, dia tidak akan pergi begitu saja ketika dia baru mendapatkan seorang istri dan akan menjadi ayah"

Chloe tersenyum mendengar kata-kata hiburan Ny. Suri. Meski kata-kata hiburan yang beliau ucapkan terdengar sedikit aneh tapi hal itu membuat hati Chloe menghangat.

Ny. Suri benar, dia tidak boleh merasa kuatir dan putus asa, Marco sudah keluar dari masa kritis, hanya tinggal menunggu dia bangun maka semua akan baik-baik saja.

"C....sebaiknya kamu pulang terus istirahat, pulang ke rumah mama saja ada bu Inah yang akan ngurusin kamu, Marco biar mama yang jaga" Ny. Suri membelai kepala menantunya.

"ehhmmm.....gak apa ma biar Chloe di sini saja, mama saja yang pulang istirahat, kan Chloe tidak bikin apa-apa cuma duduk saja" jawab Chloe sambil melirik suaminya yang masih belum sadar.

Ny. Suri terdiam, 'susah memang bicara sama suami istri bucin, mereka maunya berduaan terus' batin Ny. Suri, lalu dia menghela nafas "oke kalau begitu, nanti biar Jason yang antar baju gantimu"

Chloe mengangguk, lalu Ny. Suri mengambil tasnya.

"mama pulang dulu, mama akan menyiapkan semua keperluanmu, jangan membuat dirimu lelah, istirahatlah"

"iya ma"

🌸💮🌸💮🌸

Stefan duduk di ruangan om Jerry bersama dengan Jason. Om Jerry dan bawahannya memeriksa berkas yang di bawa oleh Jason dan Stefan.

"keluarga kalian benar-benar kacau" gumam om Jerry "belum satu tahun anak tiri paman kalian membuat heboh, sekarang ganti ibunya.....hhaah....memang benar yang orang tua katakan, ketika mencari pasangan kita harus lihat bibit, bebet, dan bobotnya, kalau tidak kalian akan menyesal nantinya" om Jerry menatap dua pemuda tampan di depannya "kalian belum menikah, nanti ketika kalian akan menikah, jangan menikah karna cinta dan nafsu"

Kedua pemuda tampan itu hanya mengangguk mendengar wejangan dari om Jerry.

Jason dan Stefan saling pandang, mereka heran sebenarnya mereka datang untuk melaporkan kasus kriminal, kenapa akhirnya mereka mendapat ceramah tentang pasangan hidup.

"oke....kami sudah mendapat bukti yang cukup untuk menangkap Jesica dan para anteknya, nanti kalau ada bukti baru kalian bisa mengirimkannya ke mari.....bagaimana kabar Marco ? om belum sempat menjenguknya ?"

"dia masih belum sadar" jawab Jason.

"setelah ini saya akan ke sana om" tambah Stefan.

"oke....sampaikan salamku pada istrinya, nanti kalau sempat om akan singgah ke rumah sakit"

"oke....kami pergi dulu" pamit Stefan.

Stefan dan Jason meninggalkan kantor polisi. Mobil mereka baru saja keluar dan mobil kakek Margono masuk ke halaman parkir kantor polisi.

🌸💮🌸💮🌸

Semalaman Chloe tidak bisa tidur nyenyak meski dia berbaring di kasur, bohong kalau dia tidak kuatir. Meski dokter mengatakan bahwa Marco suaminya tidak dalam kondisi kritis, tapi sejak kemarin dia belum sadarkan diri.

Chloe duduk di samping ranjang, menatap wajah tampan suaminya yang pucat, jarum infus menancap di tangan kirinya. Suaminya yang biasanya berdiri dengan sombong kini terbaring lemah. Hati Chloe terasa sakit melihat kepalanya yang di balut perban, kepalanya penuh pecahan kaca saat di bawa lari ke rumah sakit, belum lagi luka tembak di bahu dan perutnya. Air mata menetes di pipinya tanpa dia sadari.

Sementara Chloe masih melamun pelan-pelan Marco membuka matanya dan menatap Chloe, mata mereka bertemu.

"kamu sudah bangun ?" Chloe tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya "kamu pasti haus" Chloe mengisi gelas berisi air di meja.

Chloe menyodorkan gelas, Marco menatapnya dengan mata bingung "kamu siapa ?"

Prankkkk.....

Gelas di tangan Chloe langsung jatuh di lantai, dan pikirannya menjadi kosong, sekelilingnya menjadi gelap dan dia langsung ambruk.