Malam ini Marco menepati janjinya, malam ini dia tidak memakan istrinya, dia hanya memeluknya sampai tidur sambil grepe-grepe (πππππtetep saja gak mau rugi)
Setelah merasakan nafas teratur istrinya, Marco beranjak dari ranjang dan pergi ke balkon sambil membawa ponsel dan laptopnya. Dia meretas data perusahaan pak Alex, client yang dia menyatakan mau kerja sama dengan perusahaannya tapi selama beberapa hari ini mengulur-ulur waktu untuk menandatangi dokumen kerjasama.
Marco meringis saat melihat salah satu perusahaan yang bekerjasama dengan pak Alex.
Kemudian Marco meretas kamera CCTV perusahaan selama sebulan terakhir dan setelah mengamati selama beberapa saat dia menemukan salah satu tamu pak Alex yang menarik perhatiannya. Marco mengepalkan tangannya ketika dia mengenali siapa tamu itu.
Ada notifikasi pesan masuk di ponselnya, Marco melirik ponsel dan melihat pesan dari kakek Margono, isinya singkat
[bawa Chloe bersamamu saat kamu bertemu dengan Alex, tapi jangan perkenalkan dia sebagai cucuku]
Marco mengerutkan kening, lalu Marco menatap istrinya yang masih tertidur lelap. Apa yang kakek rencanakan ?
πππππ
"Marco aku mau ekspreso" rajuk Chloe
"tidak"
"Marco....aku gak suka susu" Chloe menyingkirkan gelas susu yang telah di pesan suaminya.
"tapi aku suka"
"ya sudah, kamu saja yang minum" Chloe mendorong gelas susu ke depan suaminya.
"bukan yang ini tapi yang itu" jawab Marco sambil menatap cabul dada istrinya.
"MESUM" pelotot Chloe sambil menutupi dadanya.
Marco meringis, bagaimana dia tidak makin cinta dengan tingkah istrinya yang menggemaskan, bukankah hampir setiap hari dia melihat dan mengecap dada telanjangnya, tapi dia masih selalu malu-malu. Gayanya saja di luar dia menusuk kiri kanan kayak landak, tapi dalamnya ternyata polos, pemalu dan menggemaskan.
"Marco..." Chloe kembali merengek "sayang....honey.....darling...hubby...cinta....." Chloe mengeluarkan jurus andalannya.
Marco tersenyum sambil mendekatkan kepalanya "aku akan pesankan ekspreso tapi setelah sarapan aku akan memakanmu"
"dalam mimpimu" jawab Chloe cepat, lalu menyambar susu yang tadi di dorong ke depan suaminya, lalu meminumnya sekali teguk sambil menutup hidungnya.
Setelah menenggak susunya Chloe langsung melahap nasi goreng di depannya.
Marco melihat semua itu sambil mengetik di ipadnya. Lalu ponselnya berdering, Marco menekan tombol terima lalu menyalakan pengeras suara.
"pagi pak" sapa Laura "jam 10.00 nanti pak Alex setuju bertemu dengan bapak di excelso"
"hmmm...siapkan berkasnya, dia akan menandatanganinya hari ini"
"baik pak"
Marco mengakhiri panggilan dan menatap istrinya "kamu akan ikut denganku"
"tidak mau, aku tidak tertarik dengan bisnis, lagian aku gak bakalan ngerti"
"yakin ?" Marco mengangkat sebelah alisnya.
"hmmm...yakin"
"kita ketemunya di excelso lho"
Excelso terkenal sebagai tempat yang menyajikan kopi dengan kualitas terbaik.
Mendengar nama Excelso membuat sorot mata Chloe bersinar, dia pecinta kopi sejati, tidak mungkin dia tidak tahu tempat itu.
"tidak tertarik" jawab Chloe akhirnya, dia masih marah karna di paksa minum susu.
"yakin ?" sekali lagi Marco mengusik minat istrinya
"ya"
"yah....baiklah....padahal aku berniat membiarkanmu minum satu cangkir ekspreso di sana" pancing Marco sambil tak lepas mengamati perubahan ekspresi istrinya, dan menghitung di dalam hati satu....dua...ti.....
"Marco kamu brengsek....baik aku ikut.....dan kamu harus ingat janjimu" jawab Chloe menyerah
"tentu, sekarang bersiaplah" Marco tersenyum
πππππ
Rombongan Marco baru saja duduk dan pak Alex beserta sekretarisnya juga tiba.
Pak Alex adalah seorang pria berusia lima puluhan yang memiliki garis wajah yang tegas dan tampan. Dengan postur tubuhnya yang atletis terlihat jelas bahwa dia masih menjaga bentuk tubuhnya meski di usia separuh abad. Beliau datang dengan seorang wanita tinggi, cantik mengenakan blus kuning tipis rok coklat ketat yang menutupi setengah pahanya, memamerkan setengah pahanya yang putih mulus tanpa cacat, dan kacamata bermerek bertengger di hidungnya yang mancung
"pak Marco sudah dari tadi ?" tanya pak Alex ramah
"kami juga baru sampai" jawab Marco sopan.
"pak Marco tentu sudah kenal dengan Helen anak saya, kalian sudah beberapa kali bertemu" kata pak Alex memperkenalkan gadis cantik di sebelahnya.
Marco mengangguk dan menyapa "hallo nona Helen" wanita bernama Helen itu juga mengangguk dan tersenyum.
"siapa gadis ini ?" pak Alex memperhatikan Chloe yang berdiri di samping Marco.
"dia istri saya"
"Chloe" Chloe mengulurkan tangannya memperkenalkan diri tak lupa dia menyunggingkan senyum yang menampilkan lesung pipinya.
Mata pak Alex terpaku pada senyum Chloe terutama lesung pipinya, gadis yang manis, batinnya.
Sedang Helen mengepalkan tangannya di bawah meja tanpa di sadari oleh orang lain, dia mengamati Chloe dengan mata iri.
Marco merasa gusar melihat istrinya di tatap seperti itu oleh pria lain, meski pun pria itu seusia papanya.
"silakan duduk" kata Marco dingin.
"pak Marco sudah pesan minuman ?" tanya pak Alex setelah mereka duduk.
"belum" jawab Chloe cepat, dia tidak sabar untuk segera memesan ekspreso, ah.....membayangkannya saja membuat jiwanya terbang.
Marco melirik istrinya dan menarik nafas.
"kalau begitu bagaimana kalau kita pesan dulu" sekretaris pak Alex melambaikan tangan memanggil pelayan "ibu Chloe mau..."
"ekspreso" jawab Chloe dengan semangat 45
Marco menoleh pada istri mungilnya, dan di balas dengan cengiran yang seakan mengatakan 'kamu sudah janji'.
Pak Alex terkekeh melihat semangat Chloe "sepertinya bu Chloe seorang pecinta kopi"
Chloe mengangguk semangat "istri saya seorang barista, dia orang yang sangat mencintai kopi, bahkan kadang saya curiga darah yang mengalir di tubuhnya hitam seperti kopi" kelakar Marco yang di tanggapi oleh tawa lebar pak Alex, sedangkan Chloe dia mengacungkan jari tengahnya di pangkuan suaminya.
"saya baru tahu kalau pak Marco ternyata sudah menikah" kata Helen sambil menatap lekat mata Marco "waktu kita bertemu saya tidak melihat pak Marco memakai cincin" Helen tersenyum sambil melirik Chloe, tapi yang di lirik malah menatap ke arah counter dengan mata mendamba.
"pasti ada masalah dengan penglihatan nona Helen, karna saya tidak pernah melepas cincin kawin saya" jawab Marco dingin, sudut bibir Chloe berkedut mendengar jawaban Marco yang dingin. Di bawah meja tangan kiri Marco mengenggam tangan Chloe.
Pesanan mereka datang, Chloe melepaskan tangannya dari genggaman suaminya dan dengan antusias menarik cangkir kopi ke depannya, dan sambil memejamkan mata dia menghirup aroma kopi dalam-dalam.
Marco mengamati semua yang di lakukan istrinya. Entah kenapa dia merasa saat istrinya menutup mata menghirup aroma kopi terlihat sangat seksi di matanya, hal itu membuat dia ingin menciumnya dan memakannya sekarang juga.... duh....membayangkannya saja membuat bagian tubuhnya yang di bawah berkedut. (ampun dah Marco, asli otaknya mesum π€).
Setelah menghirup aroma kopi yang membuatnya terbang Chloe mengeluarkan ponselnya dari tas dan mengambil foto kopi tersebut lalu mempostingnya di medsos dengan notice 'si hitam penyemangat hidupku'.
Baru saja Chloe akan meletakkan ponselnya ada notifikasi pesan masuk yang berisi
[arah jam sepuluh, tiga kursi dari tempatmu]
[aku tahu] jawab Chloe tanpa mengangkat kepalanya.
[kamu tidak datang menyapa ?]
[tidak]
[berandal !!!!]
[mau aku ke situ ?]
[ya...ya....ya....]
[berapa banyak yang bisa masuk rekeningku ?]
[berandal π π‘π€¬ kenapa kamu tidak jadi perampok saja ?]
[itu yang ku lakukan sekarang]
[π π π π π π π π π π ]
[baiklah kalau tidak mau]
[berapa kamu mau ?π π π ]
[tidak banyak, hanya $5000]
[what.....? pergi rampok bank π€¬π€¬π€¬]
Dan Chloe meletakkan ponselnya di meja, mengabaikan pesan itu, lalu dia menyesap kopi dengan santai.
Marco dan pak Alex mulai membahas kerjasama mereka, Chloe mendengarkan percakapan mereka sambil bermain dengan ponselnya.
Kelihatannya Chloe tidak perduli tapi telinganya mendengar dengan seksama dan semua tersimpan dengan baik dalam otaknya.
Dari percakapan mereka Chloe menangkap bahwa pak Alex meminta keuntungan 5% dari yang di tawarkan Marco, dan meski Marco telah menawarkan keuntungan yang lain pak Alex tetap ngotot dengan permintaannya, bahkan dia mengatakan kalau keinginannya tidak di penuhi maka dia tidak mau menandatangi kerja sama.
Chloe berdecak sambil menatap ponselnya, semalam dia sempat melihat dokumen kerjasama yang di tawarkan perusahaan keluarga suaminya, dan tawaran yang di berikan sangat menguntungkan dan masuk akal, tapi bagaimana bisa pak Alex masih meminta keuntungan lebih besar lagi, bahkan tidak tangung-tanggung 5%. Gila.....bukannya itu sama saja dengan merampok secara terang-terangan ?.
Mendengar permintaan yang tidak masuk akal itu membuat Chloe akhirnya mengangkat kepala dan mengamati pak Alex lebih tajam. Dari caranya berbicara dan setiap ekspresi yang terungkap secara samar Chloe menebak bahwa pak Alex menyembunyikan sesuatu. Chloe tidak tau apa itu, tapi dia sangat yakin akan tebakannya.
Meski Chloe tidak pernah memegang satu perusahaan tapi Chloe sangat ahli membaca ekspresi dan tingkah laku seseorang, dulu waktu kakek mengajarinya berjudi, kakek mengajarkan bagaimana membaca ekspresi orang, dan tebakannya selalu tepat.
Setelah mengamati pak Alex, Chloe beralih menatap suaminya, wajah datar suaminya sangat sulit di tebak tapi dari sorot matanya Chloe tahu suaminya juga memiliki tebakan yang sama dengan dirinya.
Inilah hal yang paling dia benci, berdebat dan mencoba meyakinkan seseorang untuk mau bekerja sama dengan kita. Hal itu sangat menguras pikiran dan tenaga.
Sementara dia sedang mengamati dua orang yang masih mencoba tawar menawar dia depannya, ada notifikasi di ponselnya bahwa baru saja ada transferan masuk ke rekeningnya, Chloe menatap ponselnya dengan wajah datar, tapi di dalam hati dia bersorak kegirangan.
Chloe menghela nafas lalu dia mengalihkan pandangan dan melihat seseorang yang di kenal berjalan menuju orang yang baru saja mengiriminya pesan.
Chloe tersenyum, dan tanpa peringatan dia mendekatkan kepala pada suaminya dan berbisik "aku akan pergi sebentar, kamu tunggu di sini, jadilah baik nanti aku akan memberimu makan....cup" Chloe mencium pipi suaminya tanpa peringatan.
Marco yang tidak pernah sekali pun membayangkan bahwa istrinya akan menciumnya di depan umum langsung terpana. Dia tidak merespon karna syok dan hanya mengamati punggung istrinya yang menjauh, hatinya berbunga-bunga, matanya langsung menyala karna gairah, tapi....ketika dia melihat siapa yang di hampiri oleh istrinya, rasa manis yang membuatnya mabuk langsung berubah menjadi rasa asam yang pekat dan dia menggeram "landak kecil kamu menipuku...."
Melihat Marco yang menggeram marah, membuat Helen melihat ke arah Marco menatap, dan dia melihat Chloe sedang di peluk oleh seorang pria asing.