"Tante mau pergi ke waterboom ?" tanya Virgo saat melihat Chloe berjalan ke meja makan.
"tentu, tante Febi juga ikut" sebelum Chloe menjawab Febiola sudah menjawab duluan, Marco yang berjalan di belakang istrinya langsung memutar bola matanya.
"tante Chloe tidak bisa, tante lagi sakit" jawab Marco sambil mengusap kepala Virgo.
Chloe memelototi suaminya, orang ini semakin tidak masuk akal, hanya karna tamu bulanannya datang dan perutnya sedikit tidak nyaman dia langsung mengklaim kalau dia sakit.
Ya....pagi ini ketika suami cabul itu hendak memakannya di kamar mandi ternyata tamu bulanannya datang. Chloe merasa senang karna di selamatkan oleh kedatangan tamunya kalau tidak dia tidak bisa membayangkan akan di makan suaminya sampai kering.
"kita main di pantai aja ya, nanti om Marco yang temani Igo" Chloe mencoba menghibur ponakannya.
Virgo berpikir sebentar lalu mengangguk setuju "kita bikin istana pasir ya om" Virgo menatap Marco penuh harap
"oke" jawab Marco
🍓🍓🍓🍓🍓
Kebiasaan Meylinda dan Chloe tidak pernah berubah sejak kecil, tiap kali mereka datang ke rumah nenek, mereka senang menyibukkan diri membuat camilan di dapur dan sekarang mereka tengah membuat beberapa makanan untuk makan siang sekaligus membuat camilan yang bisa di nikmati sambil berkumpul.
Febiola yang semula bersemangat untuk bermain air di waterboom langsung cemberut dan terpaksa ikut bergabung bersama kakak beradik ini di dapur.
"memang kamu sakit apa ?" tanya Febiola penasaran, dia mengamati sahabatnya dan memgeryitkan kening, tidak ada tanda-tanda dia sakit.
Chloe menatap balik sahabatnya lalu berbisik di telinganya "penyakit bulanan"
"pffft" Febiola tertawa mengejek "suamimu benar-benar sesuatu, hanya karna 'itu' dia melarangmu keluar rumah, aku tidak bisa membayangkan nanti saat kamu hamil"
"yah...sebenarnya perutku terasa sedikit tidak nyaman untuk bergerak berlebihan sih" Chloe mengaku pada sahabatnya dengan malu-malu.
"C....aku dengar kamu habis di cu...." sebelum Febiola menyelesaikan kata-katanya Chloe menutup mulutnya dengan tangan. Febiola memelotot protes tapi Chloe dan Meylinda memelotot penuh peringatan.
Tentang penculikan yang dialami Chloe, mereka sudah sepakat merahasiakan masalah itu dari kakek dan nenek Margono. Mereka juga menyembunyikan kecelakaan yang dialami Chloe yang membuatnya kehilangan ingatannya.
Pasangan tua ini menyayangi Chloe sampai ke tulang, seisi ke keluarga Margono tau itu.
Saat mamanya meninggal Chloe baru berumur lima tahun, nenek Margono merasa sangat sedih melihat Chloe kecil yang terlihat kurus dan tak terurus. Jadi untuk beberapa waktu dia membawa cucu kecilnya ini tinggal bersamanya sampai dia masuk SD baru kembali ke rumah ayahnya.
Dan ketika Chloe tinggal dengan neneknya dia di culik. Saat itu kakek membuat heboh dunia persilatan dengan mengancam kepala polisi karna menolak mencari cucunya yang hilang sebelum 2 x 24 jam, dia berjanji akan mencopot jabatan kepala polisi jika cucu kecilnya tidak kembali dalam 24 jam. Sejak saat itu kakek mengajarinya bela diri agar dia bisa menjaga dirinya di waktu mendatang.
Lalu batalnya pernikahannya dan calon suaminya malah menikah dengan sepupunya. Sebenarnya nenek Margono mencurigai ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan ini, tapi karna yang mengambil keputusan untuk membatalkan pernikahan adalah cucu tersayangnya jadi dia mengurungkan niatnya untuk menyelidiki hubungan kedua cucunya dan cucu menantunya, tapi dia tetap memasang mata dan telinganya untuk mengawasi Felicia dan Andrew.
Lalu yang di saat dia masih depresi karna pernikahannya yang batal ayahnya meninggal.
Ketika pasangan tua ini datang ke pemakaman anaknya dia terkejut dengan fakta bahwa cucu kecilnya sudah menikah. Jujur sebenarnya mereka mencurigai Marco memiliki motif tersembunyi saat menikahi cucunya yang masih depresi. Jadi mereka meminta seseorang untuk menyelidiki cucu menantunya ini dan mereka cukup puas dengan hasilnya. Mereka melakukan ini karna tidak ingin cucu kecilnya menderita lagi.
🍓🍓🍓🍓🍓
Felicia memangku laptopnya di ruang tengah dan mengetik dengan geram. Dari tempatnya duduk dia bisa mendengar suara tawa dari dapur, dia benci semua suara tawa itu. Dia benci mereka bertiga, terlebih lagi dia benci Chloe.
Gadis itu benar-benar licik, dia mengambil hati semua orang dengan kenaifannya. Kebenciannya membuatnya ingin merebut semua yang di miliki Chloe.
"apa yang kamu lakukan di sini ?" tiba-tiba nenek Margono sudah duduk di samping Felicia
"ah....nenek" Felicia kaget melihatnya
"kenapa kamu tidak bergabung bersama mereka di dapur ?" tanya nenek Margono lagi
"aku...ada yang harus ku kerjakan" jawa Felicia sambil menunjuk laptopnya.
Nenek tersenyum "kamu sudah bekerja keras dengan ayahmu untuk menangani perusahaan, sesekali kamu perlu beristirahat dan bersenang-senang dengan sepupu-sepupumu" Felicia menanggapi orang tua itu dengan senyuman, tapi wanita tua itu melanjutkan "nenek juga jarang melihatmu berduaan dengan suamimu, apa ada masalah dalam hubungan kalian ?"
Senyum Felicia langsung membeku, wanita tua ini sangat jeli, tidak ada hal yang bisa luput dari matanya.
"tidak ada masalah nek, kami hanya terlalu asyik dengan kesibukan masing-masing"
Wanita tua itu tersenyum "kalau kalian selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing lalu kapan kalian punya kesempatan untuk memiliki anak ? Feli pekerjaan memang penting tapi memiliki anak dalam keluarga juga penting, kalian harus mulai memikirkan untuk memiliki anak"
Dari ruang belajar terdengar suara kakek Margono memanggil istrinya, wanita tua itu akhirnya berdiri dan sebelum pergi dia berkata "nenek harap bisa segera mendengar kabar baik dari buah pernikahan kalian" lalu dia tersenyum dan berjalan meninggalkan Felicia yang sedang mengepalkan tangannya.
'Nenek bukannya aku tidak ingin punya anak, tapi apa yang harus ku lakukan kalau suamiku tidak pernah menyentuhku' batin Felicia dengan muram.
🍓🍓🍓🍓🍓
Chloe meringkuk di kasur sambil meremas perutnya, matanya tertutup tapi dia tidak tidur.
"Chloe....kamu baik-baik saja ?" tanya Marco yang baru memasuki kamar dan melihat istrinya meringkuk di kasur dengan wajah pucat, dia meletakkan piring berisi makan di meja samping tempat tidur dan menghampiri istrinya "kamu makan dulu setelah itu minum obat" katanya sambil membelai punggung istrinya
"aku tidak selera makan" gumam Chloe tanpa membuka mata
"lalu bagaimana untuk mengurangi rasa sakitnya ?"
"minta mbak Lastri bikinkan kunyit asam"
"oke, kamu tunggu di sini, kalau kamu lapar sebaiknya kamu makan dulu"
"hhmmm...." Lalu Marco keluar dari kamar.
Beberapa saat kemudian dia kembali ke kamar dengan segelas kunyit asam hangat. Namun kelihatannya istrinya tertidur, dia tidur meringkuk mirip janin dengan kening berkerut dan tangan yang melingkari perutnya.
Marco ikut mengerutkan keningnya sambil menatap istrinya. Kemudian dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai mandi dia duduk di kasur di belakang istrinya sambil memangku laptop dan mulai bekerja.
Satu jam kemudian "uukkhh...." terdengar rintihan istrinya, Marco meletakkan laptopnya
"mana yang tidak nyaman ?" bisiknya dengan lembut.
"perutku" gumam Chloe
"minum dulu kunyitnya" Marco bangkit dari tempat tidur mengambil kunyit asam yang tadi dia letakkan di meja dan membantu istrinya untuk minum.
Setelah meminumnya sampai habis Chloe kembali berbaring sambil mengelus-elus perutnya Marco ikut berbaring di belakangnya dan meletakkan tangannya yang besar dan hangat di perut istrinya dan mulai mengelus dengan lembut.
"begini ?" tanya Marco sambil terus mengelus
"hmmm" gumam Chloe dengan mata terpejam, tangan hangat suaminya terasa nyaman di perutnya, dan pelan-pelan dia mulai tertidur kembali dengan senyum di bibirnya.
Chloe bangun saat dia mendengar suara orang bicara lewat telpon dari balkon. Dia membuka mata dan merasa segar, perutnya sudah tidak sakit lagi.
"kamu sudah bangun ?" Marco muncul dari balkon, dia sudah mandi dan berpakaian rapi, aroma sabun menggelitik hidung Chloe.
"kamu mau pergi ?" tanyanya sambil turun dari tempat tidur
"hmm.....kamu sudah baikan ?"
"hmm"
"bisa keluar rumah ?" Chloe menatap suaminya penuh tanya "kalau kamu sudah sehat aku mau mengajakmu ke tempat temanku"
Chloe diam sesaat lalu "oke.....aku mandi dulu"
"pakai air hangat" kata Marco khawatir
"jangan bercanda, cuaca panas begini pakai air hangat aku bisa mati kepanasan" jawab Chloe penuh keluhan
"tapi kamu baru sehat"
"itu hanya nyeri haid, bukan sakit parah, sudah jangan protes, aku mandi dulu" kata Chloe sambil melangkah masuk ke kamar mandi.
Suaminya mengikutinya di belakang "kamu mau apa ?" tanya Chloe curiga
"aku akan memandikanmu" jawabnya polos
"brengsek ! aku lagi haid, kamu manusia atau bukan ?" geram Chloe
"hei...otakmu terlalu mesum, aku hanya memandikanmu, aku tidak bilang akan memakanmu" ada sinar jahil di matanya
Wajah Chloe langsung memerah karna malu "brengsek ! pergi, kamu semakin tidak tau malu, keluar dari kamar" usir Chloe
Dia mendorong suaminya keluar dari kamar dan membanting pintu.