Kejadian tadi malam membuat Leo sangat senang karena raja memberitahu Ela bahwa dia adalah orang yang penting Ela.
"Entah kenapa aku sangat senang saat Ela terlihat bahagia saat bertemu denganku?" Leo berfikir di dalam hati sembari berbaring di kasur yang kumuh di toko lamanya.
"Leo... Leo... Hai Leo!" Ela menepuk pundak Leo yang melamun
"Eh ada apa Ela?" Leo kaget tak sadar Ela ada di sampingnya.
"Sudah ku panggil berulang kali kau tidak merespon ada apa denganmu?" Ela sediki lt curiga.
"Tidak Tidak apa - apa, hanya kelelahan saja." Leo sedikit gugup.
"Oh... segera bersihkan teman ini kita akan pindah ke tempat yang baru." Ela menarik tangan Leo yang masih terbaring.
"Sebentar, aku ingin menikmati tempat ini lebih lama" Leo mulai menutup mata dan tidur.
"Leo... Malah tidur!" Ela mengeluh meninggalkan Leo dan membereskan toko sendirian.
Satu jam berlalu toko Leo sudah bersih dari barang - barang dan tinggal dia dan kasur kumuh yang di tidurinya.
"Leo... Leo... Cepat bangun." Ela mengoyangkan tangan Leo yang tertidur lelap.
Leo sepontan kaget saat di bangunkan oleh Ela.
"Ada apa Ela?" Dengan setengah sadar dia duduk di kasur.
"Ayo cepat bangun kasur ini akan di pindahkan." Ela menarik tangan Leo
"Eh... apa ini kenapa semuanya sudah bersih seperti ini?" Leo kaget saat semuanya sudah bersih.
"Kamu keasikan tidur jadi ya sudah aku bersihkan semua." Ela membanggakan dirinya.
"Semua kau taro di mana?" Leo terlihat panik
"Masih di depan toko." tangannya menunjuk ke luar toko.
Leo berlari keluar dan terlihat sangat lega bahwa barangnya tidak di buang.
"Dan ini barang penting milikmu" Ela keluar toko memberikan foto keluarga Leo.
"Terima kasih Ela. Kau telah membantuku." Leo menerima foto itu dan memeluknya.
Matahari mulai berasa panas, Leo dan Ela menuju ke toko baru untuk melihat - lihat perkembangannya.
"Kapan ini semua selesai?" Ela menanyakan salah satu warga yang bertugas.
"Mungkin nanti sore sudah selesai." Warga yang di tanya menjawab.
"Aku tunggu nanti sore secepatnya." Ela pergi meninggalkan rombongan dan menuju istana.
Sesampai di istana Leo dan Ela bertemu dengan raja.
"Siang ayah." Dengan gembira Ela menyapa.
"Siang Putriku, kau terlihat bahagia dari hari - hari sebelumnya." Raja sangat senang putrinya bahagia.
"Hehehe Karena sekarang Leo sudah kembali lagi ayah aku sangat senang." Dengan tertawa manja.
"Jaga dia baik - baik Leo aku mengandalkanmu dari dulu." Raja tersenyum ke Leo.
"Baik raja, akan ku jaga dia selalu." Leo pun tersenyum.
Ela yang terlihat gagah pemberani menjadi terlihat sangat manja saat di depan Leo, sifatnya berubah sangat drastis dari biasanya.
"Leo... Ayo kita latihan di tempat biasa lagi." Ela menarik tangan Leo dan berlari di tempat yang pernah mereka berdua kunjungi.
Sesampainya di tempat latihan Ela mengambil pedang yang berada di peti barang latihan.
"Leo ambil ini." Ela melemparkan pedang kayu kepada Leo.
"Untuk apa ini?" Leo mengambilnya dan bingung.
"Kita bertarung di sini menggunakan itu, bagamaina? kamu takut?" Ela sangat percaya diri.
"Untuk apa ini? lebih baik aku menggunakan tangan kosong." Leo dengan sombongnya membuang pedang kayu itu.
"Kamu serius?" Ela khawatir dengan Leo.
"Tidak masalah, gunakan saja pedang asli jika ingin mencobanya!" Leo menantang Ela dengan percaya diri.
"Baiklah itu maumu." Ela membuang pedang kayunya dan mengeluarkan pedang yang ada di sebelah kiri pinggangnya.
"Silakan maju, jangan segan - segan untuk melukai ku." Leo melihat celah - celah yang ada di tubuh Ela.
"Baiklah aku mulai" Dengan tersenyum Ela berlari menuju Leo yang terlihat diam saja dan terdapat celah di bagian kiri matanya.
Sepontan Leo menyadarinya dan menghindar dengan santai berputar ke kanan menghindarinya. Ela terkejut padahal itu celah yang luas dan tak bisa di hindari, Ela berbalik badan dan berlari menyerang bagian tubuh Leo, tetapi Leo sangat tenang menghindari serangan Ela yang terlihat lambat baginya. Tangan Ela di pegang dan menjatuhkan pedang yang di pegangnya.
"Kenapa bisa?" Dengan Nafas terengah - engah Ela kebingungan.
"Kau terlalu lambat untuk mencari celah dan menyerang." Leo melepaskan tangan Ela.
"Bukankah itu sudah termasuk cepat?" Ela bingung sekali.
"Kau tidak bisa mengatur nafas jika seperti itu terus menerus. Lihat nafasmu sudah habis hanya 2x serangan saja" Leo sedikit kecewa.
Leo menghamipiri dan mengambilkan pedangnya dan mengacak - acak rambut Ela dengan pelan agar dia tidak murung kembali.
"Mantan kesatria memang tidak sebanding denganku." Ela sedikit lega.
"Tidak kau sudah berusaha, kau bisa lebih dari sepertiku ini" Leo menenangkan Ela.
"Butuh waktu lama aku bisa melebihimu." Ela sangat merenung.
"Latihan lah lagi agar kau bisa sepertiku, tidak mungkin lebih dari diriku, kau sangat hebat jangan menyerah hanya dengan kau kalah denganku." Leo memeluk Ela yang hampir menangis.
Matahari mulai tenggelam Ela dan Leo kembali menemui tukang yang mengerjakan rumah dan toko Leo.
Semua terlihat sempurna dari sebelumnya. di dalam ada 2 kamar tidur satu untuk Ela dan satu untuk Leo mulai sore itu mereka tinggal satu atap.
"Ela ini terlalu sempurna untuk ku." Leo tidak enak dengan raja telah membangunkan rumah dan toko yang begitu sempurna.
"Tidak apa - apa ini semua aku yang meminta, mulai sekarang kita tinggal 1 atap." Ela tidak mempermasalahkannya.
"Yah... aku sudah mendengar itu dari raja." Leo sedikit lega.
"Jangan sekali - kali kamu nakal masuk ke kamar ku se enaknya." Ela menggoda Leo.
"Ma - Mana mungkin aku melakukannya." Wajah yang memerah dan grogi saat mendengarnya.
"Nah wajahmu memerah lihat" Ela menggodanya.
"Ti - Tidak!" Leo memalingkan wajahnya.
Malam sudah tiba raja mendatangi toko Leo malam itu.
"Selamat datang" pintu terbuka dan lonceng pintu berbunyi.
"Malam Leo" raja tersenyum melihat Leo.
"A - Ada yang bisa saya bantu raja?" Leo berhenti menempa.
"Tidak apa - apa lanjutkan saja." Raja membiarkan Leo bertugas.
"Baik raja, mengapa raja mampir ke toko?" Leo bertanya dengan melanjutkan tugasnya.
"Aku ke sini ingin bertemu putriku, di mana dia?" Raja menemani Leo menempa.
"Dia ada di kamar sebelah kiri raja, dia mungkin lelah karena membersihkan toko ku yang lama dan berlatih di istana." Leo menujukan kamarnya.
"Oh... Begitu, aku ingin melihatnya." Raja sangat kawatir dengan Ela.
"Akan saya antar ke kamarnya" Leo berhenti menempa dan mencuci tangannya yang kotor.
Raja dan Leo menuju ke kamar Ela, saat pintu di ketuk dan Leo memanggil Ela tidak merespon, Leo membuka pintu yang tidak di kunci ternyata Ela sudah tertidur lelap di kasurnya.
Raja menghampiri kasur Ela dan mengusap rambut Ela yang tertidur.
"Jaga dirimu baik - baik putriku." Raja sedikit bersedih.
Setelah raja melepaskan rindunya kepada Ela, raja berpesan kepada Leo agar menjaganya dan menjadikan Leo sebagai Kesatria Singa yang berjanji kepada raja.
Raja keluar dari toko dan kembali menuju istana sedangkan Leo masih meneruskan pekerjaannya.