Chereads / amarah bahagia / Chapter 84 - Rasa.

Chapter 84 - Rasa.

Bani beranjak kemudian mengacak seisi mobil nya mencari sesuatu, tergesa gesa dg nafas yg terasa sesak tak beraturan.

"Bin..Maafkan Nani mu ini sayang"batin sang kaisar itu, tak kalah menemukan barang milik tunangan nya ada di bagian pojok bagasi mobil.

Sepertinya itu sebuah tas berisikan pakaian lengkap, di sertai juga dg peralatan make up nya.

Bani lantas membawa barang temuan nya itu ke tempat sang fartner yg terkapar lemah tak berdaya di depan sana.

"Cay..Kau masih kuat kan? Ambil ini Cay, pakailah"bisik Bani kemudian, air mata pria tampan itu seakan tak pernah mau sirna dari wajahnya, dia ikut merasakan kesakitan sang gadis.

"Apa ini Ban? Ini milik siapa yang kau curi? Haah cowok gila"lirih nona Durga suaranya nyaris lenyap dia lemas dan kondisi menyedihkan wajah cantik itu sangat berantakan.

"Jangan bicara lagi, cepat kenakan"desak sang kaisar.

"Kau mau melihat tubuh ku sekali lagi ha"Kencana meracau saja gadis ini putus asa tiada tara.

"Baiklah aku akan keluar"

"Tidak perlu, kau juga sudah melihat nya tadi bukan? Gimana kau suka?"Gadis itu selayaknya wanita yg sedang mabuk saja.

"Diam Cay, jangan seperti ini, cepat pakai itu"sergah Alvino muda yg lantas turun dari mobil membiarkan gadis itu berpakaian dg lebih leluasa.

Kepahitan dan gelombang dahsyat menghantam sang pewaris dg kejamnya, karang kokoh berhasil retak oleh satu terjangan ombak saja.

"Cay sudah belum?"Bani mengetuk kaca mobil, sang gadis kemudian menuruni kaca itu dan menatap sendu tuan kaisar, menyayat sekali menatap nya dalam kondisi ini.

Kencana lantas berlumuran air mata kembali, gadis itu terisak disana, sesegukan melampiaskan kekesalan hatinya,.benteng dia yg berusaha di pertahankan hidup dan mati telah di renggut.

Kepiluan tiada tanding, mencoba melawan nyatanya semua telah berakhir sisa puing puing yang akan membekas bahkan seumur hidup seorang nona Durga.

"Aaaakh....Hikhikhik...."dia terus sesegukan memandangi sang farner.

Bani tak tega, Bani tak kuat, Bani hancur wanita itu di sayang nya, mendapat tempat khusus di hatinya, namun dia di perlakukan senonoh di lecehkan di depan matanya sendiri.

"Aaaakh...Ibu.....Ban...Katakan apa semua ini? katakan ini mimpi Ban, hmmhm hikhikhik aaaakh"Kencana terus menangis meronta ronta.

Lolongan itu menyilet sang kaisar di pandang nya saja gadis malang itu, membiarkan dia melepas jerit terdalamnya mungkin ini bisa sedikit melegakan walaupun tidak mengobati.

Puas memandang tangis dan isakan gadis itu, Bani membelai rambutnya merapikan helain helaian yg menutupi wajah sang gadis, pipi rahara malang terlihat lengket akibat air mata, Bani mengusapnya lembut, pedih memang.

Gadis malang mengenggam tangan yg mengusap wajahnya itu, tatapan Alvino muda kian menyendu, bulir bulir kasih kembali menggenang di mata seorang kaisar.

"Iiikhik....Hikhiks..."gadis itu terus saja terisak, percuma Bani menghapus air mata gadis itu tetap akan kembali berguguran disana.

Sang kaisar lantas berlari kecil ke arah pintu kemudi, duduk tepat di samping gadis itu, di tatapnya kembali rahara yg kehilangan dirinya, dia masih saja menangis pilu.

Kaisar gagah kemudian meraih kedua tengkuk gadis itu, menenggelamkan tubuh mungil sang gadis dalam dada kokohnya, memeluk erat, mengusap lembut punggung nya, memberikan kekuatan dia juga menciumi wangi rambut gadis itu yg terlihat sangat berantakan.

"Says Ban, this is nightmare, nightmare, nightmare Bani ummph hikhikhik....."Isak sang gadis masih dalam dekapan tubuh sang farner, Bani mengusap air matanya sendiri dg kasar.

"Dengar Cay, semua ini akan baik baik saja ok! katakan apa dia melakukannya?katakan? Apa dia sempat menerobos paksa pertahanan mu? Katakan aku ada untuk kamu, dengar percaya sama aku kau akan baik baik saja ok!"tuan muda Alvino merenggangkan pelukannya menatap gadis itu pekat ,wajah pria ini terlihat sangat cemas dan khawatir.

"Tidak Ban....hikhikhik...."gadis mungil kembali memeluk erat rekannya.

"Ha....Allahuakbar, syukurlah"Bani menghempaskan dg kasar nafasnya.

Sedikit melega dari dalam sana, namun belum berakhir semua tidak akan baik baik saja, tidak akan ada seperti semula.

Benang kusut susah kembali seperti sedia kala, jika dia di paksa mungkin akan putus tapi bisa di sambung kembali namun tidak akan sekuat dulu.

"But...Dia menyentuhku Bani, melecehkan ku, dia melihat seluruh isi ku, dia yg pertama kali melihat nya bukan suamiku, pria laknat itu, bani dia menjelajah disana, bagaimana aku akan lupa Ban, katakan?"Kencana melirih suara gadis itu tersengal dan putus putus.

"Apa kau ingin aku kembali kesana? Akan ku bunuh dia"Alvino muda di sulut emosi dan berniat turun dari mobilnya.

"No Ban, please tetap disini, percuma kau bunuh dia, kau cincang cincang, kau jadikan Sate sekalipun tidak akan merubah keadaan, aku tetap ternoda Ban"gadis itu memegang erat lengan sang kaisar.

Bani terenyuh kembali berhamburan memeluk gadis itu, perasaan Alvino muda sweet betul, nyatanya pria sejati bukan lemah namun dia menghargai perempuan berusaha menjadi sandaran kerapuhan.

Aman gak sih sikap seperti itu di saat dia mencintai gadis lain? Dan dia calon suami gadis lain itu, apa tidak akan ada sebuah korban perasaan? Atau mungkin gadis yg di peluknya merasa terbawa perasaan dg kenyamanan sedemikian dikara nya?

Tentu saja tidak, mereka punya komitmen sebelum ini, mereka fartner sejati kelakuan seperti ini sudah seharusnya bukan, justru jika sebaliknya itu yg akan jadi sebuah permasalahan.

"Bani andai aku mendengar kata katamu sedari awal ini semua tidak akan menimpa ku"Kencana merenggangkan pelukannya, menatap pria itu dalam uraian air mata.

"Sudah, jangan menyalahkan diri kamu sendiri, cukup jangan hukum dirimu dg semua ini, bangkit Cay, Kucay ku gadis yg kuat dia tak terkalahkan hm"Bani tersenyum, merapikan rambut gadis itu.

"Makasih, kau manusia terbaik di bumi yg pernah aku kenal"Kencana mengusap air matanya.

"Hmm jelas dong hehe"sang kaisar berusaha terkekeh menghibur gadis itu.

"Ini mobil mu?"Tiba tiba gadis ini sadar soal kendaraan mewah yg ia tumpangi.

"Yeah, orang orang ku yg mengantarnya, jangan khawatir mobil mu aman kok mereka sudah mengurusnya"

"Apakah yang aku pakai ini gaun nya Fauziah?"Gadis itu terlirik pada pakaian yg ia kenakan nampaknya baru sadar sedari tadi, mungkin mengenakan nya dalam keadaan tanpa akal sehat.

"Ummmp, yeah siapa lagi? Bukankah dia satu satunya wanita yg akan meninggalkan barang barang nya di mobil ku, gak mungkin wanita lain kan? Hehe"alasan itu sedikit gugup.

"Ini baju mahal Bani, hanya gadis kelas atas saja yang mungkin bisa mengenakannya?"Ucap nona Durga kemudian, gadis ini jangan heran lagi dia pintar menilai barang secara dia pewaris bukan?

"Yeah, kau benar Cay hm"Bani tersenyum pahit.

Realita kadang tidak sesuai ekspetasi, normal saja, tapi kejadian ini harga yang sangat mahal demi menebus sebuah cinta sejati.