"Dadaku, dadaku sakit, Ga," rengek Meta. Dia terus memegang dadanya, dan menekannya dengan sangat keras.
Tanpa menunggu waktu lebih lama, Yoga langsung membopong Meta. Masuk ke dalam sebuah ruang privat kemudian membaringkan Meta di sofa berbentuk huruf 'L'.
"Apanya yang sakit?" tanya Yoga, membawa sebuah salep, dan mendekat ke arah Meta.
"Ini, di sini...," kata Meta, sambil menunjuk dadanya. Tangan Yoga dengan sigap menyelinap masuk ke bagian dada Meta, kemudian memeriksa di mana titik sakit yang Meta rasakan. "Sini... sini, kurang ke... sini," kata Meta lagi, menunjuk tepat di panyudaranya. Mata Meta terus melirik ke arah Yoga, seolah-olah sebentar lagi Yoga benar-benar akan terperangkap dalam siasatnya. Namun, untuk sesaat Yoga menarik sebelah alisnya, memandang ke arah Meta sembari menghela napas panjang.