Aku diam saat Paklik Sobirin mengatakan hal itu. Dari pada melarangnya, toh lebih baik jika ada dia. Jadi ada kawan berbincang. Kalau endhak nanti dia akan banyak ucap, terlebih banyak ucap di depan Romo Nathan, dan Biung.
"Bagaimana usaha Arni, apakah semuanya lancar, Paklik? Tadi pagi kutanya Muri, katanya masih belum sepenuhnya selesai berbenahnya."
"Oh, itu...," kata Paklik Sobirin, mencoba menyamai langkahku, napasnya sedikit tersengal. Kurasa, dia sedang kelelahan. Kupelankan langkahku agar bisa menyamainya, setelah dia mendongak sejenak, dia pun melangkah dengan biasa kembali. "Lancar, Juragan, terlebih Arni kini juga sudah mulai membuka warung sembakonya sedari beberapa hari yang lalu. Hanya saja... hanya saja...." katanya tampak bingung.