Setelah kami berjalan cukup jauh, akhirnya kami sampai di gudang penyimpanan bahan makanan kami. Dan di dalam sana, suasana cukup ramai. Lampu-lampu teplok yang dibawa oleh para abdi dalem yang ikut bersama dengan Bima tadi terlihat sangat nyata. Bahkan, seluet dari orang-orang di sana begitu sangat kentara. Dan, satu seluet yang kini tampak sedang bersitegang dengan Bima, satu seluet itu benar-benar tampak sangat familier bagiku. Siapa? Aku juga ndhak tahu, namun rasa penasaran ini benar-benar menggerogoti sampai jantung hatiku. Dan aku benar-benar ndhak akan bisa tidur dengan tenang, jika aku belum sampai melihat siapa gerangan dari sosok itu.
Setelah aku buka pintu gudang itu dengan sedikit kudobrak, semua orang menoleh ke arahku juga ke arah Romo Nathan. Mereka agaknya kaget dengan kehadiran kami berdua, bersama dengan orang-orang kami.