"daripada kita terus menerka-nerka bukankah lebih baik kalau kita mencoba untuk memeriksa semak-semak yang ada di sekitar sini. seendhaknya kita tahu kebenarannya, apa benar ada yang menjadi mata-mata dan menguping pembicaraan tadi, atau semua itu hanya halusinasiku semata. karena aku takut ketika kita melakukan kesalahan sedikit saja juragan berjiwa pasti akan marah besar dan akan menghukum kita."
sosok tinggi besar itu mengibaskan tangannya berkali-kali seolah-olah apa yang dikatakan dari laki-laki bertubuh lencir, hanyalah angin lalu atau jika ndhak seperti itu mungkin ini yang dinamakan dengan sebuah persaingan. siapa yang merasa paling penting dan siapa yang merasa paling dianggap untuk mencari muka dihadapan juragan Sujiwo. dan tentu saja laki-laki bertubuh gempal itu seolah-olah dia, adalah sosok ketua yang ucapannya harus dituruti oleh semua orang.