Sore ini, aku dan keluarga kecilku berangkat kembali ke Purwokerto. Tentu, setelah aku berpamitan dengan Ucup, dan lain sebagainya. Kini, ada tugas baru yang diemban, yaitu untuk memastikan bagaimana Pandu ini. Kalau, anak satu itu ndhak mau juga membuka mulutnya, maka aku ndhak akan segan-segan untuk memotong-motong burungnya yang kecil itu.
"Jadi, ini langsung ke Purwokerto, Juragan?"tanya Suwoto kepadaku, aku mengangguk seperlunya, kemudian kulihat wajah Manis yang agaknya tegang itu.
"Kamu kenapa?" bisikku.
"Lagi sibuk memikiran kata-kata untukku bertanya kepada Pandu tatkala nanti kami sampai di Purwokerto. Sebab aku yakin, kalau Kangmas ndhak akan pernah mau melakukannya sendiri, toh? Pasti aku yang akan disuruh lagi. Lalu, Kangmas bagian sembunyi," kata Manis. Yang agakny sebal dengan kelakuannya.