Kuembuskan napasku dengan berat, tatkala melintas nama Manis di otakku. Manis, kenapa hanya sekelebat mengingatmu saja hatiku sudah begitu ngilu? Aku pernah punya mimpi yang benar-benar ndhak ada orang tahu, mimpi yang hanya kusimpan erat di dalam lubuk hatiku. Waktu dulu, saat aku pertama kali mengajaknya untuk bermain di kota. Manis tampak menatapku dengan malu-malu, untuk kemudian dia digoda oleh kawan-kawanku dari Jambi. Mungkin bisa dikatakan, jika saat itu secara ndhak sadar aku telah cemburu. Dan rasa cemburuku membuatku emosi kemudian membabi buta untuk hal ndhak menentu. Bahkan, kawan-kawanku teramat kaget dengan apa yang telah kulakukan kepada mereka, yang bertandang jauh-jauh ke Jawa untuk menemuiku.