Malam ini, aku sedang duduk berdua di atas ranjang dengan Manis. Setelah apa yang telah dikatakan Biung, seolah-olah kami telah terlahir kembali dengan sesuatu rasa yang baru. Aku memandang Manis dalam diam, pun dengan sebaliknya. Kemudian kami tampak tersenyum malu-malu. Ini memang perkara yang sangat lucu, tatkala aku dan dia harus bertingkah layaknya pengantin baru yang baru kenal satu sama lain. Untuk kemudian, aku menarik tubuh Manis, agar kepalanya bisa bersandar di bahuku.
"Rasanya kita seperti pengantin baru yang menikah karena dijodohkan orangtua," kubilang. Manis mengangguk setuju.
"Saling canggung dan malu-malu. Sepertinya bukan kita sama sekali, toh, Kangmas," lanjutnya.