Malam ini, aku, Ningrum, Manis tidur bertiga. Ningrum ingin tidur dikelonin oleh Romo, dan Biungnya. Iya, aku tahu, mengingat sudah begitu lama dia ndhak tidur dengan biungnya. Aku kembali harus mengalah ini, demi putriku tercinta. Sementara Ningrum sudah memeluk manja biungnya. Dasar putriku, sudah sebesar ini masih saja minta kelon. Nanti, kalau sudah menikah bagaimana? Masak iya masih mau minta kelon juga?
"Ndhuk...," ucap Manis yang berhasil membuatku yang sedari membaca buku pun melirik ke arah dua perempuan yang sudah berpelukan itu. "Pemuda yang bernama Pandu itu anaknya baik, sopan-santun, dan unggah-ungguhnya bagus kepada orangtua. Apa benar di sekolah dia termasuk siswa yang berprestasi, toh? Apa dia ndhak melakukan kenakalan seperti anak-anak lainnya?"