"Paklik, apakah kamu pikir aku ini ndhak romantis?" tanyaku tiba-tiba. Paklik Sobirin tampak memandangku dengan tatapan bingungnya, membuatku membalas pandangan anehnya itu. "Aku merasa sepertinya aku ndhak seromantis romo-romoku. Mengetahui kisahnya dari Paklik, dan membaca buku yang dibuat oleh Romo dan Biung benar-benar membuatku sangat iri dibuatnya."
Paklik Sobirin lantas tersenyum, mendengar ucapanku itu. Seolah-olah ucapanku sangat lucu baginya. Aku kembali menundukkan kepalaku, kemudian menggaruknya yang mendadak terasa gatal. Entah kenapa tatkala membahas masalah cinta seperti ini, aku benar-benar merasa ndhak percaya diri. Aku merasa jika aku jauh dari segalanya dari romo-romoku.