"Jadi sebentar lagi kita benar-benar bisa kembali ke Kemuning, Juragan?" tanya Suwoto, yang saat ini kami sedang berada di ruang tamu. Dia tampak sibuk dengan daun tembakaunya yang kering, yang hendak ia buat menjadi rokok-rokok khasnya sendiri.
Aku mengangguk menjawabi ucapannya. Kata Manis seperti itu, jika dihitung-hitung, itu berarti ndhak lama lagi dia akan menyelesaikan skripsinya, untuk kemudian dia sudah ndhak ada tanggungan dan tinggal menunggu beberapa hal yang harus diselesaikan.
"Kita harus segera kembali ke Kemuning, kalau endhak lama-lama Paklik Sobirin, dan Paklik Junet yang akan menjadi Juragan, aku ndhak mau mereka mengacaukan segalanya."
Suwoto tampak tersenyum mendengar ucapanku itu, tapi aku ndhak begitu mempedulikannya. Padahal, sebenarnya bukan karena itu. Tapi semata-mata aku memang rindu dengan kampung halamanku.