Pagi ini aku agaknya sudah rapi, tengah bersiap untuk pergi ke Purwokerto. Ya, tempat di mana anak perempuanku sedang menuntun ilmu di jenjang sekolah menengah atas. Sebenarnya, banyak sekali pilihan yang kuberikan kepadanya dari deretan nama kota di Jawa Tengah, atau pun di Jakarta. Namun mau bagaimana lagi, katanya dia ingin bersekolah di tempat yang menjadi kenang-kenangan keluarga. Di mana lagi kalau ndhak di sini.
Aku berjalan menyusuri lapangan sekolah Ningrum, sembari membenahi kemejaku. Tapi, ada yang aneh di sini. Kenapa semua orang melihat ke arahku? Apakah penampilanku ada yang ndhak jelas? Kurasa aku baik-baik saja, penampilanku juga biasa saja. Ndhak ada yang istimewa juga.
"Dik, kamu mau mencari adikmu? Bukannya seharusnya ini adalah rapat wali murid?" aku kembali kaget, tatkala mendengar teguran dari seseorang yang baru saja menepuk bahuku.