"Biar bagaimanapun, aku mengandung anakmu. Itu adalah sebuah fakta, Arjuna. Jadi, berhentilah bertingkah jika apa yang terjadi ini karena semua kesalahanku. Sebab, adanya sebuah hubungan terjadi itu antara dua orang. Bukan hanya karena seorang,"
Aku tersenyum mendengar hal itu, Manis yang tangannya sedang kugenggam pun seolah ingin melepaskan genggamanku, tapi aku ndhak akan melakukan sesuai keinginannya. Siapa peduli, aku harus bersikap sedikit egois kali ini.
"Lepaskan tanganku," katanya, dengan nada yang terdengar sangat ketus itu.
"Ndhak mau, kamu istriku. Aku ndhak mau melepaskanmu," jawabku mantab.
Manis langsung memiringkan wajahnya, kemudian menyuruh Ningrum untuk masuk ke dalam kamar terlebih dahulu.
"Ayo kita masuk ke dalam kamar," ajakku kemudian, tapi kedua kakinya benar-benar berhenti dan ndhak bergerak seincipun.
"Aku mau tidur dengan Rianti," jawabnya yang masih dengan nada dinginnya itu.