Aku pun menyetujui ucapan dari Paklik Sobirin. Tapi tentu, setelah Suwoto ada di sini. Aku harus membahas perkara penting dengannya, sebelum aku menyelesaikan perkara penting lainnya. Sungguh, masalah di keluargaku memang seolah ndhak ada habisnya, dia kian banyak dan kian bertumpuk-tumpuk saja.
"Juragan...," sapa Suwoto, tatkala aku sedang melamun mengenai masalah yang ndhak tentu. Kupandang wajahnya, kemudian kusuruh dia untuk duduk bersamaku. "Ada apa Juragan mencari saya? Apakah ada perkara penting yang hendak Juragan bicarakan dengan saya?"