Maaf, tapi aku bukan laki-laki seperti itu. Dan aku sangat tidak minat dengan perempuan murahan sepertimu."
Setelah mendengarkan itu, dia hanya tersenyum. Aku yang hendak menutup kaca mobilku pun langsung ditahan olehnya. Tatapan yang sedari tadi agaknya main-main, kini agaknya menajam. Aku tahu, dia sangat tersinggung dengan ucapanku. Sebab jujur, ndhak akan ada perempuan di dunia ini, yang bahkan perempuan murahan pun akan terima mendengar perkataanku itu.
"Hey, kamu... siapa namamu? Dari mana kamu?" katanya, kemudian dia tersenyum licik. "Sekarang aku mungkin tidak tahu siapa namanu, tidak tahu dari mana kamu berasal, dan bahkan kamu sangat membenciku. Namun percayalah, cepat atau lambat aku akan mengetahui semuanya. Karena apa? Karena aku adalah Widuri, yang akan mendapatkan apa pun yang akan aku inginkan. Jika mungkin tidak mampu mendapatkanmu selamanya, setidaknya aku bisa merasakanmu meski hanya semalam saja," percaya dirinya.