Lembar demi lembar buku itu kubaca, seolah semua perasaan bercampur aduk menjadi satu. Rasa gemas, rasa haru, rasa bahagia, rasa jengkel, dan rasa sedih yang semakin menjadi-jadi. Semua rasa yang benar-benar meremuk redamkan hatiku. Kututup satu judul buku, dan nanti akan kubaca buku lainnya di dalam kamar. Lebih baik aku segera kembali ke kamar, sebelum Manis akan benar-baner bangun dan mencariku ke seluruh sudut rumah.
Pelan langkahku mulai melewati kamar Rianti, aku terhenti sejenak pada kamar yang cahayanya temaram itu. Biasanya di jam seperti ini, aku akan melihat adik perempuanku masih tertidur dengan pulas, sembari memeluk gulingnya dengan erat. Namun sekarang kamar itu kosong. Kamar yang menjadi tempat ternyamannya tatkala di rumah. Rianti, adik tersayangku, di mana gerangan dirimu berada? Tahukah kamu bahwa semua orang di kediaman ini sangat menungguku kepulanganmu? Terlebih kangmasmu ini, Kangmas rindu kamu.