"Ini sudah berapa tahun, Kangmas? Ini sudah berapa tahun?" katanya, yang kini sudah berpadu dengan suara paraunya, karena tangisan yang ndhak bisa dia tahan. "Sudah hampir dua tahun dan aku sama sekali telah menjadi istri yang ndhak berguna sama sekali."
"Sayang—"
"Apa... apa yang salah dariku, Kangmas? Apa? Aku harus apa agar aku bisa hamil? Bahkan, apa pun yang diucapkan oleh orang-orang aku lakukan. Tapi nyatanya...," dia menghela napasnya dalam-dalam, sembari mengusap air matanya dengan kasar. "Padahal, dokter pun bilang kalau semuanya baik-baik saja, Kangmas."