"Kangmas Nathan menghajar Bima habis-habisan,"
Seketika mendengar ucapan seperti itu keluar dari mulut Paklik Junet, semua perkataan ndhak masuk akal yang tadinya keluar dari mulut Suwoto seolah-olah menamparku tepat di titik yang ndhak terelakan. Aku langsung memandang Suwoto, orangtua itu mendadak menunduk, tanpa berani memandang ke arahku.
Sialan, Suwoto. Kenapa dia ndhak mengatakan apa pun kepadaku perihal ini?
"Kamu tahu?" tanyaku, dengan nada tajam, karena rasa kecewaku kepadanya yang teramat mendalam. Kenapa dia ndhak jujur, kenapa dia ndhak bilang apa pun kepadaku? Kenapa dia ndhak memberitahuku, di saat dia telah tahu semuanya. Apa maksudnya melakukan semua ini?
"Kamu telah tahu semuanya, toh?! Kamu tahu kalau pemuda yang telah memperkosa Rianti adalah Bima?!" tanyaku lagi, dengan nada lebih tinggi sampai membuat mimik wajahnya tampak pucat.