"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi dengan Rianti, Romo? Kenapa dia pulang ke Kemuning, ndhak mau kuliah lagi. Terlebih, dia sangat emosional. Ndhak mau bertemu denganku pun dengan Biung?"
Pagi ini, aku dengan Romo Nathan sedang minum kopi, tepat di depan rumah. Sembari melihat Paklik Sobirin, dan Paklik Junet mencuci mobil.
Romo Nathan tampak masih diam, entah apa yang tengah dia pikirkan. Atau, entah apa yang ingin ia ucapkan kepadaku. Yang jelas, mungkin, dia sedang memilah-milah kata untuk diutarakan tentunya.
"Ada apa, Romo? Apakah ada sesuatu yang rahasia yang ndhak boleh aku mengetahuinya?" tanyaku lagi. Sebab jujur, lebih baik jika seperti itu, dari pada aku penasaran seperti ini.
"Ndhak... hanya saja...," kata Romo pada akhirnya. "Dia hanya kecewa dengan kita."
"Maksudnya, Romo? Kecewa dengan kita? Lantas apa hubungannya dengan berhenti kuliah, Romo?"