Saya sudah berusaha keras untuk mengedit semua typo selama ini sebelum saya publish. Tapi tetap saja masih ada typo bertebaran dimana-mana. Ujung-ujungnya... Fuck with those typos. To hell with it. Dan sayapun menyerah untuk mengedit typo.
Selamat membaca!
_____________________________________________
"Eh? Dimana kamu, Sylph?"
Aku bingung, wujudnya tak terlihat. Elemental Spirit memang sesuka hatinya saja. Kalau begini, berarti dia bisa menyerang kami, tapi kami akan kesulitan untuk menyerangnya...
Apa yang harus kulakukan?
"Meong... Meong..."
Ha? Suara kucing?
"Loh? Syla bawa Luminox?" Ren bertanya kepada Syla.
"Iyaaa... Kan nggak mungkin aku tinggalin lama-lama... Ya udah, kumasukin tas aja terus kubawa deh..." Jawab Syla.
Pantas saja ada suara kucing di puncak gunung ini. Luminox adalah monster berwujud seperti kucing yang pada bagian telapak kakinya dan ujung ekornya mengeluarkan cahaya putih. Monster kelas F yang sangat langka karena dulu sering diburu untuk dijual. Luminox cocok dijadikan hewan peliharaan rumahan. Dan harganya sangat mahal!
"Lu-Luminox???" Liv seperti tidak percaya mendengar bahwa Luminox dipelihara oleh Syla.
"Iya, Liv. Oh! Aku jadi inget! Ini kan kutangkep pas nyelametin kamu, Liv! Hahaha..." Jawab Syla.
"Ka-kamu bisa nangkep Luminox, Syl?" Tanya Liv lagi.
"Gampang aja, kok. Larinya nggak begitu cepat. Dan dia juga jinak."
"Haaaaa... Aku udah mengejarnya mati-matian tapi tetap nggak ketangkep. Malah ketemu monster... Dan semua pengawalku meninggal karena monster itu. Aku benar-benar ketakutan setelah melihat semua yang terjadi."
"Udah, sih... Nggak usah pake curcol segala..." Ujarku, bercanda.
"Apa sih, Arka! Nggak ada yang bicara dengan kamu juga!" Liv langsung menyemprotku.
Brengsek. Orang niatnya bercanda. Dia malah marah-marah. Memang, bercandaku kurang pas timing-nya. Ah bodo amat.
"Khiikkhhh!"
Tiba-tiba Luminox mendesis seperti seekor kucing yang sedang marah. Dia menatap ke suatu titik di arah belakang kiriku.
"Liv, Syla, Aesa, Fiana! Barrier keliling! Cepat!"
Entah kenapa, aku langsung refleks menyuruh empat orang gadis Mage itu untuk segera mendirikan barrier secepat mungkin.
"Castle of Refuge!"
"Castle of Refuge!"
"Angel's Embrace!"
"Castle of Refuge!"
Dalam sekejap, 3 lapis Castle of Refuge telah berdiri mengelilingi kami. Ditambah buff def dan mdef dari Liv. Lalu, sepersekian detik setelah itu, muncul serangan magic berelemen angin dari arah yang ditatap oleh Luminox tadi.
*ssiiifff siiff ssiif ssiiifff ssiiif ssiiff ssifff siiifff*
Seperti tembakan dari senapan mesin, magic angin berbentuk sabit yang mirip dengan Wind Blade namun jauh lebih besar ukurannya, menyerang kami secara bertubi-tubi.
*Krekkk... Krekrekkk... Krraangg..."
Castle of Refuge lapisan pertama telah jebol! Skill barrier tingkat tinggi tak kuat menahan serangannya walau 2 detik saja!
*Krekkk... Krreekk...*
Dan segera setelah itu, lapisan kedua tampaknya sudah mulai runtuh. Aku tidak bisa tinggal diam.
*Traaanggg!*
*Kreetttreeekkk... Krrreekkk*
"Darkness Creation : Darkness Cube!"
Skill yang pernah kugunakan untuk melindungi Ruby dari serangan Alex si bocah gila di volume 1 dulu, kini telah kusempurnakan. Aku membuat kotak dari dark magic murni yang menyembunyikan kami semua di dalamnya untuk melindungi seluruh tim dari serangan makhluk yang mengaku bahwa dia adalah Sylph, Sang Wind Elemental Spirit.
Tepat setelah Darkness Cube terbentuk sempurna dengan kepadatan dark magic yang sangat tinggi dan kokoh tak tertandingi, Castle of Refuge lapisan ketiga pecah. Masing-masing lapisan hanya mampu bertahan tidak sampai 2 detik. Kuat sekali! Bahkan Syla dan Aesa tidak mampu menahan serangannya selama 2 detik!
Untungnya, aku sudah sering melatih skill ini di saat senggang. Aku sudah melatihnya terus semenjak kejadian Alex si Mage gila goblok itu. Karena firasatku mengatakan bahwa skill ini dapat kugunakan di saat seperti ini untuk menyelamatkan orang-orang terdekatku.
"Hah! Kau boleh juga wahai anak manusia! Tapi jangan berpikir kalau itu sudah cukup! Wahahahahaha!"
*Krekk...*
Eh!? Darkness Cube milikku... Juga mulai retak sedikit demi sedikit!? Sekuat apa monster kelas B ini!? Padahal, dulu aku dapat dengan mudah membunuh 10 ekor Tiamat! Apa mungkin karena... Tiamat yang kulawan dulu itu hanyalah Tiamat buatan? Berarti, jika aku sampai menemukan Tiamat sesungguhnya yang tercipta dari konsentrasi magic alam yang luar biasa tinggi, aku juga akan kesulitan?
Stop! Jangan sok berpikir, otakku! Fokus dengan bahaya yang ada di depan mata dulu!
"Darkness Creation! Haaaaaahhhhh!!!"
Aku terus mengalirkan energi dark magic yang ada di dalam tubuhku untuk menambal dan memperbaiki bagian-bagian dari Darkness Cube yang mulai retak karena serangan Sylph ini. Kondisi seperti ini terus berlangsung selama beberapa menit dan tidak tampak adanya tanda-tanda bahwa serangan dari Sylph akan berhenti.
Kalau seperti ini terus, berarti ini adalah perang pengurangan kapasitas magic. Yang menang adalah yang terakhir bertahan. Yang menang adalah yang masih memiliki stok mana di akhir periode. Mana milikku memang sangat banyak. Tapi aku tidak tahu sebanyak apa mana yang dimiliki oleh Sylph.
Apakah aku harus berjudi? Atau aku harus mengalahkannya dengan cara itu? Tapi, cara itu sangat berbahaya. Terakhir kali kulakukan untuk mengalahkan 10 ekor Tiamat, aku nyaris lepas kontrol seutuhnya atas kesadaran di dalam diriku.
"Aku tidak bisa hanya berdiam diri, kan? Impenetrable Dome! Ghaaaahhhh!!!"
Garen membantuku dengan skill barrier terkuat yang dimilikinya. Dia memposisikan Impenetrable Dome miliknya secara tumpang tindih dengan Darkness Cube milikku.
"Thanks, Garen!"
"Maaf, Arka. Aku cuman bisa mempertahankannya selama 10 detik aja."
"Ah, itu sudah sangat membantuku!"
"Aku juga akan membantu terus sampai batas kekuatanku! Castle of Refuge!" Fiana.
"A-Aesa juga! Castle of Refuge!"
"Aku nggak pantes buat jadi istrinya Arka kalo nggak bisa berbuat apa-apa! Castle of Refuge!" Syla juga mengerahkan magic secara gila-gilaan.
"Kamu harus berterimakasih sama aku nanti, ya, Arka! Expert Int Up! Expert Dex Up! Expert Vit Up! Angel's Embrace! Soul Rejuvenate!" Liv juga ikut membantu dengan semua skill buff yang baru saja dikuasainya ketika mengikuti Support Magic Training Course.
Aku merasakan peningkatan regenerasi mana-ku jadi meningkat drastis setelah skill terakhir yang dikeluarkan oleh Liv. Berfaedah juga ternyata Putri manja ini...
*Krreekk... Traaang... Kreeek... Traangg... Traang... Krek kreekk... Trangg...*
Setelah Impenetrable Dome milik Garen usai, Grista dan Ren langsung memberikan Stamina Potion dan MP Potion kepadanya. Agar MP Garen terisi kembali.
Setelah Impenetrable Dome habis juga, semua Castle of Refuge ikut pecah satu per satu secara bergantian. Tetapi mereka juga secara terus-menerus mendirikan yang baru. Lagi dan lagi. Berulang kali. Ren dan Grista menyalurkan MP Potion ke mereka semua di sela-sela antara pecahnya barrier mereka dan pendirian barrier yang baru.
"Hahahahahaha! Kalian lumayan kuat! Tapi kita lihat saja siapa yang masih bisa berdiri di akhir nanti! HAAAAAARRGGHH!!!"
Sylph meningkatkan intensitas serangannya. Kami juga terus meningkatkan kekuatan pertahanan kami. Pertempuran ini berlangsung hingga hampir 1 jam dengan kondisi stagnan seperti ini.
Fiana dan Garen, sudah tidak mampu lagi. Mereka lebih dahulu kehabisan mana. Tapi, aku dan yang lainnya juga tidak dapat bertahan seperti ini terus terlalu lama. Situasi yang merepotkan.
"Meeeooonnggg!"
Kucing ini... Kenapa dia mengeong keras sekali? Apa dia ingin ikut bertarung? Tapi kan dia lemah? Tunggu...
Dia bisa mendeteksi lokasi dari keberadaan Sylph walaupun tak ada wujud fisiknya. Dia bisa kujadikan radar penanda lokasi Sylph! Untuk kekuatannya, tentu saja dia tak perlu bertarung. Akulah yang akan bertarung! Luminox hanya perlu menjadi mata bagiku.
"Kalian semua, tunggu di sini. Aku sendiri yang akan keluar dan menyerangnya. Kita nggak bisa bertahan terus."
"Tapi, Ar! Sylph itu kan kuat!"
"Syl, kalau yang seperti waktu itu kejadian lagi, aku ngandelin kamu buat nyadarin aku."
"A-Arka... Ok. Aku ngerti. Tapi kalau bisa, jangan lepas kendali." Syla terlihat khawatir.
"Sini kucingnya..."
"Uh... I-ini..." Ucap Syla, menyerahkan Luminox di dalam tas kecil miliknya kepadaku.
"Darkness Enhancement. Darkness Creation : Kuroshi Dragon Bane. Berserk Lucifer Mode!"
Kuroshi, katana kesayanganku bertambah panjangnya menjadi 10 meter dengan tambahan efek seperti chainsaw pada tepian bilahnya. Karena terlalu panjang, sampai menembus Darkness Cube yang telah kubuat.
Lalu Lucifer Mode untuk exoskeletonku, yang meningkatkan 1177 def dan mdef (ini adalah angka yang sangat tinggi). Ditambah buff Darkness Enhancement, yang memberikan 1177 poin kepada seluruh statusku.
Angka 1177 adalah total Int yang kumiliki dalam keadaan biasa. Untuk Hero lainnya dengan level 200, maksimal hanya akan memiliki status 400-500 poin saja. Itu saja sudah mengerikan, bagi seluruh manusia yang ada di dunia ini. Sedangkan statusku, hanya fokus pada Int. Namun dengan efek dari Nyx's Blessing, Dark Alliance, dan Dark Vassal, menjadi sangat tinggi jumlahnya. Tapi statusku selain Int, hanya berada pada jumlah standar manusia di sini jika selevelan denganku.
Untungnya, skill Darkness Enhancement dapat memberikan tambahan kepada seluruh statusku sebanyak total jumlah Int milikku. Alhasil, semua status selain Int akan mendapatkan tambahan sebanyak jumlah total Int, dan Int-ku menjadi 2 kali lipat jumlahnya.
Kesadaranku mulai kabur. Perasaan amarah yang bercampur keputusasaan di dalam hatiku yang membuatnya menjadi gelap. Perasaan ini muncul akibat konsentrasi dark magic yang jumlahnya terlalu tinggi di dalam tubuhku. Hanya dengan menggunakannya, aku sudah berada di ambang batas kesadaranku.
*PLAAKK! PLAAKKK!*
Aku menampar wajahku sendiri sekuat tenaga. Rasa nyeri yang terasa di kedua pipiku, lumayan bisa sedikit membantuku untuk menjaga kesadaranku. Ok. Semua sudah siap. Giliranku menyerang.
"Oooiii Sylph! Aku datang!"
"Hooo... Akhirnya kalian menyerang juga..."
Menjawab teriakanku, sepertinya Sylph mengendorkan serangannya untuk bersiap menyambutku.
Aku, secepat mungkin, sekuat tenaga, keluar dari Darkness Cube dan melesat ke lokasi dimana Luminox menoleh. Aku memegang Kuroshi di tangan kanan, sekaligus menggendong Luminox di lengan kiri.
*Dhuuussssss*
Dengan kekuatan penuh, aku melompat dan mengepakkan keempat sayap pada exoskeleton-ku.
"Haahhh!"
*Shiiinnkk!*
Kuayunkan Kuroshi secara vertical pada lokasi yang kuduga dimana Sylph berada. Dengan panjang berukuran 10 meter, tentunya area tebasan kuroshi menjadi lumayan luas. 10 meter ke kanan, ke depan, dan ke kiri. Ditambah lagi, Kuroshi adalah katana yang terbuat dari dark magic murni. Bukan katana kaleng-kaleng yang mudah berkarat.
Dengan struktur bahannya yang berasal dari dark magic, Kuroshi akan mampu menebas makhluk yang memiliki fisik ataupun makhluk astral yang tubuhnya hanya tersusun dari energi magic tanpa ada komponen fisik di dalamnya.
Tapi...
"Hahahaha! Kau pikir, dengan mengandalkan kucing itu, otomatis bisa menyentuhku!? Naif! Haahh!"
*Siifff siiifff siiifff*
Sylph melontarkan sabit angin ke arahku dari berbagai arah. Semakin membuatku bingung tentang dimana ia sesungguhnya berada. Aku harus menghindarinya dengan kecepatan penuh. Tembakan sabit angin darinya sangat cepat. Dengan kekuatan penuhku saja, aku hampir terkena serangan-serangan darinya.
Niat awalku yang ingin menyerang, kini hanya kembali menjadi bertahan. Aku menghindari dan menepis serangannya menggunakan Kuroshi. Setiap kali aku berusaha menebas Sylph dengan melihat arah Luminox menoleh, hanya berakhir dengan tebasan hampa. Sepertinya, dia dapat menghindari tebasanku dengan mudah seperti angin yang melewati celah di antara dedaunan. Ya, dia memang angin.
"Ayo, kita tingkatkan tempo permainan!" Suara Sylph menggema di udara.
Setelah Sylph selesai mengucapkan kata-kata barusan, variasi serangannya jadi semakin banyak. Selain itu, frekuensi serangan juga meningkat.
"Ugh! Huuhh! Hiyaaahh! Ugh! Hahh!" Aku semakin kuwalahan.
Selain sabit angin, berbagai ukuran tornado juga bermunculan untuk menyerangku. Sabit angin dikesampingkan, tornado-tornado yang menyerangku tidak hanya dapat memberikan damage yang lumayan jika mengenaiku, tapi kekuatan tarikan dan dorongan dari anginnya membuat manuver terbangku terganggu.
Akibatnya, Lucifer Mode mulai mengalami sedikit kerusakan di sana-sini karena serangan Sylph sudah lumayan banyak yang masuk dan mencicil damage kepadaku. Sekarang, kerjaanku jadi bertambah. Selain terus berusaha menyerang sambil menghindari serangan Sylph, aku juga harus memperbaiki Lucifer Mode agar tubuhku terhindar dari damage fatal dan supaya keempat sayapku tetap berfungsi dengan maksimal.
"Ah! Kurang ajar! Brengsek kau, Sylph!"
"Wahahahahahaha! Marahlah! Putus asalah! Dan sadarilah bahwa kalian hanya makhluk rendahan yang tak signifikan di hadapanku! Berani-beraninya kalian merusak daerah kekuasaanku!"
Aku terus menghindar dan menepis serangannya. Sambil mencoba menyerangnya di sela-sela kesempatan yang ada.
Hal ini berlangsung cukup lama. Aku tidak bisa terus-menerus melakukan ini. Aku harus mencari trik supaya dia tak dapat bergerak untuk sesaat agar Kuroshi dapat menebasnya. Tapi apa...
Jika ini game online, maka ada satu jenis skill yang dapat menghentikan pergerakan musuh untuk beberapa saat. Yaitu skill CC dengan efek stun! Dari semua skill yang kumiliki, yang memiliki efek stun hanyalah satu skill. Devil's Glare. Itupun hanya akan efektif jika digunakan kepada makhluk yang lebih lemah dari diriku.
Sedangkan Sylph, melihat kondisi sekarang, sepertinya tidak berlebihan jika kukatakan dia lebih kuat dariku walaupun aku sedang dalam kondisi kekuatan penuh. Aku tidak tahu pasti bagaimana situasinya jika aku bisa melihatnya dan menyerangnya. Tapi yang jelas, aku sekarang sedang terpojok.
Ah, daripada terlalu banyak berpikir dan berspekulasi, lebih baik kucoba saja!
"Devil's Glare!"
"Apa!? Skill itu!!!"
Sylph kaget mendengar skill yang kukeluarkan. Dari nada suaranya yang terdengar olehku, sepertinya dia sudah pernah mengenali skill itu sebelumnya. Dan untuk sepersekian detik, aku memiliki kesempatan emas untuk menyerangnya selagi ia masih terkejut. Tentunya, di kepalanya akan berpikir tentang skill yang kukeluarkan barusan, sehingga fokusnya dalam menyerangku menjadi teralihkan.
Dan mungkin, ini kesempatanku satu-satunya untuk dapat mengalahkannya.
Seluruh energi kukeluarkan dan kufokuskan kepada satu ayunan pedang berikutnya. Keempat sayapku, kuekstensikan semaksimal mungkin untuk dapat mendorong tubuhku ke lokasi dimana Luminox menoleh saat ini saat kukepakkan sesaat lagi. Cengkraman tanganku pada gagang Kuroshi menjadi semakin erat hingga gemetar.
Satu serangan! Aku hanya perlu mengenainya dengan satu serangan ini!
"Heeeyyaaaaaaaaaahhh!!!"
Dari posisiku sebelumnya, aku terbang dengan gaya dorong maksimal yang bisa diberikan keempat sayapku. Aku bisa! Aku pasti bisa mengalahkannya! Sedikit lagi! Ayo, sedikit lagi!
Namun tiba-tiba...
*DEGGG...*
Ah! Sial! Kenapa!? Kenapa di saat krusial seperti ini kesadaranku malah lenyap!? Apa karena energi dark magic yang kugunakan sekarang terlalu besar bagi tubuhku!? Seluruh tubuhku diambil alih oleh dark magic yang tak dapat kukendalikan!!! Anjing!!!
***BERSAMBUNG...***
_____________________________________________
Nama penting di chapter ini :
- Darkness Creation : Darkness Cube