Di dalam mobil.
Sinta dan kakek Wijaya terus tertawa tiada henti.
"Hahahaha … kakek, kenapa kakek senakal itu? Nyonya Vivian sudah sangat menderita harus menyapukan seluruh sampah di pasar itu. Kakek menyuruh orang untuk menumpahkannya lagi. Hihihihi … lihat wajahnya, dia menahan amarahnya dan juga ingin menangis. Aku baru melihat ekspresi wajah nyonya Vivian seperti itu. Wajah sombong dan angkuh yang biasa dia tunjukkan padaku. Kini tidak terlihat sama sekali," ucap Sinta. Dia dan kakek Wijaya terus menonton kejadian demi kejadian yang membuat mereka berdua tertawa.
Drrrtt … drrrttt …
Ponsel Sinta pun berbunyi.
Dia menghentikan tawanya dan mengambil ponsel yang ada didalam tasnya.
Sinta melihat ID pemanggilnya dan dia langsung tersenyum saat melihatnya.
Kakek Wijaya melirik kearah ponsel Sinta dan melihat nama ID pemanggil itu bertuliskan 'sayangku'
Kakek Wijaya mengerenyitkan dahinya dan berkata, "pasti yang menuliskan nama itu dirinya sendiri, benarkan?" Ucap kakek Wijaya.