Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 85 - Berbelanja Mutiara South Sea Pearls

Chapter 85 - Berbelanja Mutiara South Sea Pearls

Tak terasa waktu sudah menjelang sore. Mereka mencari tempat makan sambil menikmati matahari tenggelam, dan Maulida menyarankan ke Senja Lounge and Dine. Rashid menyutujuinya lalu Maulida memesan tempat lewat telepon takut tempatnya keburu penuh. Saat matahari terbenam, orang berlomba - lomba mencari tempat yang enak untuk menikmati matahari terbenam sambil menikmati hidangan makanan, seperti halnya yang akan mereka lakukan.

Namun hari masih termasuk siang sehingga mereka mampir dulu ke kota Mataram mencari oleh - oleh mutiara dan oleh - oleh lainnya. Setengah jam perjalanan mereka sampai di sentra kerajinan Sekarbela, Mataram yang dikenal sebagai daerah pengrajin mutiara nomor satu di Mataram.

Mutiara yang dijual berupa mutiara air tawar dengan harga murah dengan penentuan harga perbutir maupun kerumitan per perhiasan. Selain itu ada juga mutiara air laut yang harganya lebih mahal, penentuan harga pergram sesuai kualitas mutiaranya juga semakin mahal lagi kalau sudah dibentuk menjadi perhiasan.

Mutiara khas Lombok berupa South Sea Pearls berwarna putih, silver, gold dan hitam yang dihasilkan oleh jenis kerang mutiara Pinctada Maxima dan Pinctada Margaritifera yang merupakan jenis kerang mutiara paling besar dan hanya bisa ditemukan di perairan kawasan timur Indonesia, Myanmar dan Australia. Jenis mutiara ini salah satu mutiara terbaik dan terkenal sebagai mutiara termegah, terindah juga termahal dibanding jenis mutiara lainnya.

Kemahalan harganya disebabkan karena proses budidaya mutiara air laut membutuhkan proses lebih rumit dan waktu lebih lama 4 tahun hingga siap panen sehingga harganyapun menjadi mahal.

Keunikan jenis mutiara ini diantaranya memiliki lapisan alami yang sangat tebal, memiliki kilau yang sangat lembut dan kilauannya awet.

Ayu terkesima oleh keahlian para perajin mutiara yang mengubah butiran mutiara dibentuk semakin cantik menjadi perhiasan seperti kalung, cincin, anting - anting, gelang, hingga bros.

"Wah.. cantik - cantik sekali perhiasan mutiaranya. Sebelumnya Neng kira mutiara itu semua bentuknya bulat sempurna, warna dan ukurannya sama semua berwarna putih seperti yang di jual di pasaran , tapi ternyata tak seperti dugaan" komentar Ayu.

"Yang dijual dipasaran kebanyakan mutiara palsu terbuat dari bahan kaca, keramik, kerang atau plastik. Maniknya dilapisi dengan bahan lain sehingga berkilau dan bentuknya yang bulat sempurna dapat menipu mata. Sedangkan mutiara asli yang terbentuk oleh alam sehingga bentuk tidak sama dan kilauannya tidak sempurna dipandang mata. Rata - rata mutiara asli bentuknya lonjong atau oval, bahkan ada juga yang gepeng. Tapi ada juga yang bentuknya bulat sempurna yang jarang terjadi sehingga harganya menjadi paling mahal" jelas Maulida.

"Owh begitu.. Baru tau kalau mutiara seperti itu" komentar Ayu.

"Ayo pilih apa saja yang Neng suka" kata Rashid.

"Bingung, semua bagus - bagus. Abang saja deh yang pilihkan" kata Ayu.

"Baiklah kalau begitu. Untukmu harus 2 macam mutiara" jawab Rashid.

Maka Rashid memilih 2 set perhiasan dengan mutiara putih dan hitam. Seset mutiara putih diantaranya kalung rantai emas kuning dengan 8 mutiara di bagian depan dan tengahnya menggantung tiga mutiara. Lalu gelangnya perpaduan rantai emas kuning dan 10 mutiara yang saling berkaitan, cincinnya tak bulat menyatu tapi ujung satu bermutiara sedangkan ujungnya yang lain membentuk 5 daun - daun kecil merambat yang dihiasi permata. Antingnya dibagian tindik berbentuk daun merambat, sedangkan ujungnya satu mutiara yang menggantung di kiri dan kanan.

Sedangkan mutiara hitam modelnya lebih sederhana, diantaranya kalung mas putih dengan bandulan satu mutiara hitam, gelangnya perpaduan 5 mutiara hitam dengan 5 mutiara putih dikatkan dengan mas putih, cincinnya 1 mutiara hitam, dan antingnyapun hanya satu mutiara hitam yang ditindik di kiri dan kanan.

"Abang bisaan milihnya, pasti sudah sering beliin buat mantan Abang ya" komentar Ayu yang setuju dengan pilihan Rashid.

"Apa sih Sayang? Pacar dan istriku kan hanya kamu seorang" bisik Rashid.

"Huh gombal" kata Ayu pelan.

"Benar ko Sayang. Kalau gak percaya tanya aja Fahd dan Tyas, bahkan merekap pernah bilang kalau Abang dikira gay, saking gak tertarik sama wanita" bisik Rashid yang memeluk Ayu dari belakang.

Mereka terlihat bermesraan di tempat umum sehingga orang lain yang melihatnya menjadi malu. Ayu yang menyadari bahwa mereka menjadi pusat perhatian orang disekelilingnya, buru - buru melepaskan pelukan Rashid.

"Udahlah, sekarang Abang pilih perhiasan untuk ibu mertua dan Fatima sesuai selera mereka" kata Ayu.

"Oh iya lupa, kalau gak diingetin, bakalan lupa. Makasih ya Sayang" kata Rashid yang mencium pelipis Ayu dari samping.

Rashid juga memilih tasbih mutiara hitam untuknya dan ayahnya.

"Neng juga pilih perhiasan untuk ibu dan adik angkatmu itu juga teman - temanmu beserta keluarganya" saran Rashid.

"Kalau teman - teman juga termasuk, kemahalan donk Bang" protes Ayu.

"Tak masalah buatku. Borong semua perhiasanpun juga tak apa, asalkan Neng bahagia" kata Rashid

"Baiklah, kalau begitu gelang saja deh. Makasih ya Bang" balas Ayu dengan senyuman. Maka ia memilih untuk semuanya dengan model gelang mutiara putih yang sama dengannya.

"Hanya itu? Gak nambah lagi? Setidaknya tambah untuk ibu angkatmu dan keluarga teman Neng yang sudah menolong Neng memberikan tempat tinggal, bahkan Kakek Xinxin pernah dipenjara kan gara - gara mengkasuskan Neng ke pengadilan" kata Rashid mengingatkan, lalu Rashid menunjukkan beberapa sepasang kalung beserta cincin dan anting dan tasbih.

"Ya Abang benar, Neng berhutang budi kepada mereka. Tapi akan menjadi mahal semuanya, Neng gak enak dengan Abang" kata Ayu.

Rashid hanya tersenyum dan mereka saling menatap dalam diam.

"Baiklah terserah Abang. Terima kasih ya" kata Ayu akhirnya .

Dengan bahasa isyarat Rashid menunjukan pipinya sehingga Ayu berjinjit dan mencium pipinya.

Semua mutiara yang mereka pilih merupakan mutiara air laut dengan jenis South Sea Pearls atau Mutiara Laut Selatan yang merupakan mutiara khas dari Lombok.

Para pegawai dan pemilik toko perhiasan yang mereka datangi, sangat senang mendapatkan tamu pelanggan yang memborong perhiasan dari tokonya. Biasanya untuk jenis mutiara air laut kualitas tinggi, pelanggan hanya membeli satu macam perhiasan saja, apalagi jarang ada yang membeli seset perhiasan plus ditambah oleh - oleh untuk orang tua dan kerabat di rumah. Ini namanya rejeki nomplok, satu pelanggan berbelanjakan sampai ratusan juta di tokonya, mimpi apa mereka semalam?

Setelah membeli perhiasan mutiara, barulah mereka lanjut ke tempat tujuan restoran yang sebelumnya telah dipesan tempatnya akhirnya mereka sampai. Restoran Senja Lounge and Dine berlokasi di Sheraton Senggigi Bech Resort. Walaupun tidak menginap di hotel itu, tapi tamu restoran terbuka untuk umum. Lokasi restoran di pinggir pantai sehingga pengunjung dapat menikmati sunset yang indah sambil menikmati makanannya.

Penataan bangunan dan interior serta eksteriornya perpaduan tradisional dan modern dengan bangunan berupa atap genteng yang disangga tiang kayu tanpa tembok sehingga terasa angin sepoi - sepoi dari arah laut. Tiangnya diberi tirai putih untuk menghalau angin yang kencang maupun mempercantik bangunan restorannya.

Berbagai tipe meja kursi ditata di interior maupun eksterior restoran, ada meja kursi bundar maupun meja kursi yang persegi. Mereka memilih meja di tempat terbuka dengan taman di sekeliling mereka karena jarak mejanya sedikit berjauhan dengan meja lain dibandingkan dengan meja yang lokasinya di pinggir pantai berpasir yang saling berdekatan. Walaupun begitu, mereka tetap dapat menikmati matahari terbenam beserta pantai Senggigi yang indah.

Tiap meja kursi di luar bangunanpun dibiarkan terbuka, tanpa dinaungi gazebo kecil. Meja luar yang letaknya di pasir diberikan lampu berbentuk lampion yang menggantung diatas mejanya sehingga tetap terang walaupun ditempat terbuka, kecuali meja luar yang ada di taman yang tak diberi lampu lampion menggantung, hanya lilin di tutup gelas diletakan di meja mereka sebagai penerang. Itulah sebabnya mereka memilih lokasi itu supaya malamnya dapat menikmati cahaya bintang di langit.

Suasana romantisme sangat terasa di sini, apalagi ditambah dengan live musik yang menyajikan lagu - lagu romantis yang cukup memanjakan telinga pengunjung.

Menu makanan yang disajikan pun mengkombinasikan masakan lokal dengan masakan dari berbagai negara sehingga tercipta menu baru hasil kreasi chef. Ayu dan Rashid bingung memilih menu makanan apa yang akan mereka makan sehingga menu yang dipilih berdasarkan pesanan favorit para pengunjung pada umumnya, dan rasanya memang sangat enak di lidah.

Ketika makanan dihidangkan, tepat saat matahari bulat berwarna orange bergerak perlahan ke arah lautan dan akhirnya tenggelam dan hilang bagaikan ditelan bumi. Seiring hilangnya matahari, langitpun turut berubah warna menjadi semakin gelap hingga cahayanya digantikan oleh bulan dan bintang.

Setelah makanan mereka habis, suasana malam telah menyelimuti mereka. Lampu - lampu telah dinyalakan sehingga sekitar mereka terang benderang namun tidak menyilaukan mata, malahan mempercantik daerah sekitar dan membuat suasana semakin romantis dengan cahaya temaram.