Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 93 - Mencari Tanah Kosong di Lombok

Chapter 93 - Mencari Tanah Kosong di Lombok

Beberapa saat lamanya Ayu berada di awang -awang hingga iapun turun kembali ke bumi. Ketika ia membuka matanya, barulah disadarinya bahwa ruangannya disinari cahaya temaram dari lampu tidur. Dan sejak kapan ia berada di ranjang? Apakah ia pingsan? Sejak kapan pakaiannya dibuka? Hanya menyisakan pakaian dalam saja, tapi seingatnya seharusnya ia tak memakai celana dalam. Lagipula pakaian dalam yang dikenakannya berbeda dengan sebelumnya.

Ayu yang masih bingung, tiba - tiba terdengar

"Apakah Neng sudah sadar sepenuhnya?" tanya suara pria itu.

Ayu menolehkan kepalanya ke samping ke arah sumber suara. Sesaat Ayu terbengong - bengong hingga tersadarlah bahwa pria itu adalah suaminya.

"A..Abang" kata Ayu gugup.

Rashid bangkit dari duduknya di sofa dan duduk disamping Ayu di ranjang, lalu diperlihatkannya handphonenya yang menampilkan video. Ternyata di dalam video itu, Ayu bergerak - gerak sendiri dan mendesah seperti orang yang sedang dilanda berahi. Ayu yang melihatnya tak tahan malu karena kepergok Rashid, ia sedang mimpi basah. Maka kepala Ayu ditutup bantal dan ia berbaring memunggungi Rashid, sebagai usaha untuk menutupi rasa malunya.

"Jangan ditutup begitu donk Sayang.." kata Rashid yang mengambil bantal yang menutupi kepala Ayu.

"Lihat! di video ini, kau begitu menggairahkan. Ini akan menjadi kenang - kenangan saat kita berpisah" kata Rashid.

Ayu yang mendengarnya langsung duduk dan menghadap Rashid

"Berpisah? Apakah Abang akan ninggalin Neng? Apakah Abang sudah bosan dengan Neng? Apakah karena ada wanita lain?" tanya Ayu lalu memeluk pinggang Rashid dengan erat dan kepalanya bersandar dipangkuan suaminya. Tanpa disadarinya iapun menangis.

"Hei hei hei.. Jangan salah paham dulu donk. Maksud Abang tuh disaat Abang harus kerja, walau kita berpisah hanya beberapa jam saja tapi kalau tiba - tiba kangen Neng maka Abang bisa melihat foto - foto kita atau memutar video ini.

"Begitukah? Abang ga bohong?" tanya Ayu disela - sela tangisannya.

"Iya gak bohong" jawab Rashid.

"Tahukah kau Sayang, melihatmu tadi membuat Abang terangsang" kata Rashid.

Barulah Ayu menyadari bahwa disamping kepalanya bersandar di pinggul samping suaminya, ternyata bagian tengahnya ada gundukan besar yang tertutup celana boxer, sebelumnya gundukan itu tidak ada.

Otomatis Ayu bangkit duduk di samping Rashid, sebelum Ayu dapat berkata, Rashid langsung menerkamnya. Dengan mudah pakaian dalam Ayu cepat terbuka yang disusul celana boxer Rashid dan langsung dihujamkan kejantanannya kedalam milik Ayu yang hangat dan sempit. Mereka bercinta hingga pagi menjelang.

- * * * -

Sesaat sebelum sarapan, Rashid menelepon Maulida

'Kring..' terdengar suara telepon yang belum diangkat di sebrang sana.

Setelah diangkat "Selamat pagi tuan Rashid. Apa ada yang bisa saya bantu? Ataukah jadwal penjemputannya lebih pagi lagi?" tanya Maulida.

"Tidak.. Bukan itu. Aku ingin kamu dan timmu mencari informasi mengenai tanah - tanah yang bagus lokasinya yang banyak ditanami tumbuhan, bahkan pinggir hutan ataupun kawasan vila elit di pegunungan. Walaupun pemiliknya tidak bersedia menjualnya tapi kalau aku setuju lokasinya bagus dan menjanjikan, maka aku akan membelinya.." kata - kata Rashid yang terpotong Ayu

"Ish Abang.. Abang lupa ya janji Abang yang akan melibatkan Neng" kata Ayu memarahi Rashid dari samping.

"Sini teleponnya, biar Neng yang bicara" kata Ayu. Maka diserahkan hpnya ke tangan Ayu. Ayu ganti mode teleponnya menjadi loudspeaker sehingga Rashidpun dapat mendengar semua percakapannya.

"Halo mba, saya meralat perkataan suamiku. Lokasi tanahnya masih sama sesuai permintaan tadi tapi diutamain pemilik yang butuh dana cepat atau pemilik yang berniat jual tanah bangunannya. Tapi kalau kira - kira ada lokasi yang paling bagus tapi pemiliknya tidak bersedia menjual, tak apa - apa mintakan saja informasinya biar kami yang menawar" kata Ayu.

"Baiklah kami akan mencari. Tapi spesifik lokasinya tidak salah mau di daerah gunung? Lombok memang terkenal pantainya sehingga para pengembang usaha terfokus di sana tapi sebenarnya kami juga memiliki banyak sumber daya alam lain yang kaya akan pepohonan dan masih asri serta jarang terjamah oleh manusia" kata Maulida.

"Adanya gunung apa saja di daerah sini?" tanya Ayu.

"Gunung yang paling terkenal dan banyak pengunjung wisatawan yang menargetkan naik gunung sampai ke puncaknya adalah Gunung Rinjani karena ada kawah dipuncaknya dan pernah beberapa kali dijadikan tempat syuting film. Selain itu ada Gunung Tunak, Gunung Prabu, Gunung Rangkap, Gunung Asaksiwak, Gunung Pengsong, Gunung Kondo, Gunung Sanggar, dan Gunung Pegasingan. Selain gunung, ada juga Gundukan Punikan, Bukit Malika, Bukit Selong, dan Bukit Pergasingan" jelas Maulida

"Kalau Taman nasional ada Taman Wisata Alam Kerandangan yang pernah kita kunjungi, selain itu ada Taman Nasional Gunung Rinjani, Taman Wisata Pusuk Sembalun, Lembah Ulem - ulem, Horti Park, Gawah Bone, Kebun Kopi dan Coklat, dan masih banyak lagi. Sedangkan air terjunnya banyak sekali, selain yang kita kunjungi tempo hari, ada juga air terjun Benang Kelambu, air terjun Jeruk Manis, air terjun Tiu Sekeper, air terjun Semporonan, air terjun Batu Santek, air terjun Tiu Pipus, Air Terjun Mangku Sakti, dan masih banyak lagi. Jadi mau yang mana?" jelas Maulida.

"Wah.. Banyak sekali, jadi bingung milihnya" kata Ayu.

"Awal - awal sih seperti waktu kemarin saja yang kita kunjungi, dekat Taman Wisata Alam Kerandangan. Dan daerah asri lainnya yang dekat dengan pantai Kuta, dengan fokus tamu yang ingin menonton formula one tapi gak mau menginap di pinggir pantai" kata Rashid

"Oke sudah tercatat. Apakah hari ini mba akan jalan - jalan lagi?" tanya Maulida kepada Ayu

"Tidak usah. Paling kami akan di hotel saja. Mba fokus saja mencari infonya hari ini" kata Ayu.

"Baiklah. Tapi pak Yana akan tetap standby di parkiran, siapa tau dibutuhkan untuk keliling cari makan di restoran lain" kata Maulida.

"Ok. Terima kasih, maaf ya merepotkan karena kami tidak tahu harus nanya hal ini ke siapa. Mba kan orang sini, mungkin ada kenalan atau tahu infonya" kata Ayu.

"Tidak apa - apa. Akan kami usahakan secepatnya mencari info sebanyak - banyaknya" kata Maulida.

"Oke terima kasih" kata Ayu.

"Sama - sama" balas Maulida.

Pembicaraan merekapun terputus. Setelah sarapan, Ayu dan Rashid menghabiskan waktu dengan bersantai di Bungalow.

"Ah..Baru kali ini kita gak ngerencanain apa - apa dan gak kemana - mana. Kemarin - kemarin kita sangat sibuk dengan jadwal jalan - jalan" kata Ayu.

"Maaf ya.. Jadwal kita kemarin terlalu padat sehingga membuat Neng cape. Mungkin karena telah menjadi kebiasaan bahwa jadwal Abang sering padat sehingga honeymoon kitapun diatur pula jadwalnya" kata Rashid.

"Tidak apa - apa. Walaupun cape tapi semuanya menyenangkan kok. Dari pantai, melihat dunia bawah laut hingga jalan ke hutan dan menyebrangi sungai demi melihat air terjun telah kita lalui, semuanya sangat indah. Bakal menjadi kenangan yang tak terlupakan" kata Ayu.

"Ya Neng benar. Sebelumnya Abang sudah berkeliling dunia dan sudah menikmati keindahan berbagai pemandangan kota, desa dan hutan tapi kali ini terasa yang paling mengesankan karena orang yang menemani disampingku adalah kau" kata Rashid dengan wajah serius.

Ditatap secara intens dengan wajah yang serius dan perkataannya yang manis membuat Ayu malu dan berdebar - debar. Tak kuat ditatap oleh mata Rashid dengan bola mata yang hitam gelap bagaikan gelapnya malam hari, Ayu memalingkan arah pandangan matanya ke bawah.

Jemari telunjuk Rashid mengangkat wajah Ayu sehingga Ayu kembali menatapnya .

" Eneng Ayu sebenarnya semenjak pertama kali kita berjumpa, Abang sudah merasakan.." kata - kata Rashid lagi - lagi terhentikan oleh bunyi telepon handphonenya yang berdering.

"Lanjutkan saja perkataan Abang" kata Ayu menyemangati karena ia penasaran dengan apa yang akan dikatakan Rashid.

"ini telepon dari Maulida, pasti mengabari kabar mengenai tadi. Jadi sebaiknya diangkat saja" kata Rashid.

"Ya sudahlah angkat saja teleponnya" kata Ayu.

Maka diangkatlah telepon dari Maulida dan diloudspeaker oleh Rashid.

"Halo Maulida, gimana infonya mengenai tadi? Ada tanah yang akan dijual dengan lokasi bagus?" tanya Rashid

"Ada. Tanah kosong yang dekat Gunung juga dekat dengan pantai Kuta yaitu di daerah Gunung Telaga, Gunung Rangkap, Gunung Prabu dan Gunung Goa. Ada kenalan beberapa juragan tanah yang menguasai daerah tersebut" jelas Maulida.

"Kalau dekat dengan Taman Wisata Alam Kerandangan, sepanjang jalan Taman Wisata terdapat banyak villa - villa. Tanah kosong di daerah sanapun ada yang mau dijual" kata Maulida.

"Kapan kita melihat - lihat lokasinya?" tanya Rashid.

"Sekarang juga bisa" kata Maulida.

"Baiklah kita akan langsung ke lokasinya, kalau bisa pertemuan dengan pihak pemilik tanahnya di lokasi biar bisa meninjau lokasinya langsung" kata Rashid.

"Baiklah. Sampai berjumpa di sana. Assalamualaikum" kata Maulida.

"Wa'alaikum salam" jawab Ayu dan Rashid serentak.

Setelah telepon ditutup, Rashid berkata

"Kita gagal untuk berleha - leha seharian. Tidak disangka Maulida cepat mencarinya".

"Tidak apa - apa. Ini kan penting supaya Abang mengembangkan usahanya di sini. Selain itu supaya Lombok semakin ramai dan banyak peluang usaha karena didatangi oleh wisatawan asing, kalau banyak usaha otomatis memberi peluang penduduk sekitar untuk dapat bekerja. Bukankah wisatawan Timur Tengah terkenal boros menghamburkan uangnya? Termasuk orang di sebelah Neng ini. Bakalan untung besar usahanya nanti" kata Ayu

Maka mereka siap - siap menuju ke lokasi yang Maulida beritahu kepada pak Yana yang menyupiri mereka.

Mat dan Ahmad hanya geleng - geleng kepala, dalam hati mereka kagum bahwa bosnya masih sempat - sempatnya memikirkan peluang bisnis yang bisa dikembangkan disaat sedang honeymoon.