Chereads / Dendam Dan Cinta / Chapter 158 - Darah Ayam

Chapter 158 - Darah Ayam

Saat ini, rumah keluarga Kim mendapat ratusan karangan bunga ucapan selamat dari teman, pebisnis, atau relasi bisnis.

"Sepertinya mereka sengaja mencoba membuat keributan!" Budi Sandi marah.

Tapi dia tidak tahu harus marah dengan siapa dia marah.

"Apakah Bu Ros tahu tentang ini?" tanya Budi Sandi.

"Belum, tapi sekarang mungkin dia sudah tahu!" jawab Burhan gugup.

"Apakah Pak Alvi Kim sudah tahu?"

"Belum juga. Dia ada di sini!"

Budi Sandi mengangguk.

"Kita laporkan ke polisi!"

"Saya sudah melapor ke polisi!" jawab Burhan.

"Bagus!"

Burhan tangkas.

"Apakah kamu sudah tahu siapa menyingkirkan bunga itu?" tanya Budi Sandi lagi.

"Sudah diambil oleh polisi. Tapi masih ada lagi yang akan datang!"

"Mereka mencari musuh!" Budi Sandi sangat emosional. Dia menahan suaranya, jangan sampai terdengar dengan keluarga Kim yang bahagia.

Ponsel Burhan berdering.

Telepon dari Bu Rose.

"Nyonya Ros menelepon!" Burhan menoleh ke Budi Sandi.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS