Nesia cemberut, kesal. Gibson tidak makan tanpa disuapi. "Ini tidak ada di perjanjian!" Nesia menggerutu. "Ingat ya...siapa yang merawatmu selama satu minggu....ini nih orangnya!" Gibson menepuk dadanya. "Anggap aja ini hutang!"
"Kok di anggap hutang...gak ikhlas ya?"
"Nah yang gak ikhlas siapa? baru nyiapin gitu udah marah-marah!"
"Aku gak marah...tapi kak Gibson... seperti nya dendam sama aku!" Nesia seperti mau menangis. Benar kata Budi Sandi, Nesia cengeng. Gibson meraih sendok di tangan Nesia. "Sekarang giliran aku yang menyuapimu...buka mulutmu...aa!" Nesia diam. "Kalau gak mau buka mulut...aku akan keluar kamar!" ancam Gibson, dia bangkit dari duduknya. Nesia menahan tangan Gibson. Dia ketakutan. Benjol di kepala Gibson belum hilang. "Jangan...jangan...iya...aku aa!" Nesia membuka mulutnya lebar-lebar. Gibson tertawa.
Opa berdiri di depan pintu kamar pengantin itu dengan tersenyum. Penganten baru itu tengah asyik bergurau rupanya.
Hari berikutnya.