Chereads / Cinta Sang Monster / Chapter 54 - RAPAT

Chapter 54 - RAPAT

Dua puluh orang yang kesal sudah siap untuk mengomentari ketidak disiplinan Torak, walaupun dia memiliki nilai saham paling besar, usia Torak, dimata mereka, jauh lebih muda, jadi sangatlah perlu bagi Torak untuk menunjukkan etika- nya di depan mereka.

Namun, pada saat Torak muncul dari balik pintu, aura dingin yang terpancar dari dirinya dan ketegangan yang secara bersamaan dapat terasa, membuat mereka semua terdiam, tidak berkutik.

Hanya dengan kehadirannya saja, Torak sudah dapat membuat segala complain dan memaksa mereka untuk berdiri dengan patuh. Seolah tubuh mereka memiliki pemikirannya sendiri.

Torak mengamati ruangan itu dengan mata birunya yang tajam, menatap mereka satu persatu.

Di tatap seperti itu, kemarahan ke dua puluh pemegang saham di ruangan tersebut tiba- tiba meredup. Menguap di udara pada saat orang paling sadis di dunia bisnis ini muncul di hadapan mereka.

Mereka bahkan lupa apa yang mereka ingin keluhkan dan berharap Torak tidak mendengarnya. Aura Torak yang kuat memang sangat sulit untuk diabaikan.

Terlebih lagi, yang membuat mereka lebih terkejut, bukan hanya kedatangannya yang membuat mereka tertegun, tapi juga kenyataan bahwa saat ini Torak sedang menggenggam tangan seorang gadis muda.

"Mr. Donovan, ini… apakah dia gadis muda yang ada diberitakan?" salah satu dari dua puluh orang yang hadir membuka suara dan mempertanyakan identitas Raine.

Walaupun Air Conditioner di ruangan itu telah memberikan udara yang sejuk, tapi para pemegang saham itu masih saja berkeringat karena gugup.

Torak bahkan tidak peduli untuk menjawabnya, dia menggenggam tangan Raine dan mendudukkannya di kursi yang telah dipersiapkan untuknya sebelum berbicara pada ke dua puluh orang yang hadir disana.

"Duduk." Ini merupakan perintah singkat dan suara Torak tidak keras ataupun terdengar sinis, tapi mereka melakukan apa yang diperintahkan tanpa banyak bicara. Sepertinya, suara sang Alpha tidak hanya mempengaruhi para werewolf and Lycan tapi juga memberikan efek yang sama pada manusia.

Torak memang dilahirkan untuk memimpin.

Dalam detik berikutnya, ke dua puluh orang disana telah duduk di kursi mereka masing- masing sementara Torak berdiri di belakang kursi, dimana Raine tengah duduk. Raphael berdiri tidak jauh dari mereka berdua.

"Aku akan membuat rapat ini singkat dan jelas." Suara Torak yang dingin dan kaku mengisi ruangan tersebut. "Mengenai berita di luar sana, aku tidak berpikir kalau aku memiliki keharusan untuk menjelaskan kehidupan pribadiku pada kalian semua." Matanya menyapu setiap wajah disana satu persatu.

Seluruh orang disana hanya mampu menatap Raine, untuk menghindari tatapan dingin CEO muda ini.

Raine tampak begitu rapuh dan mungkin usianya tidak lebih tua dari tujuh belas tahun. Perawakannya sangatlah halus dan lembut dengan kulit yang pucat. Dengan hanya melihatnya saja dapat membangkit insting setiap pria untuk melindunginya.

Mereka tidak tahu kalau tipe seperti inilah yang disukai oleh Torak.

"Yang harus kalian ingat adalah; dia adalah wanitaku." Torak mendeklarasikan, suaranya terdengar lembut ketika dia mengatakan 'wanitaku' sambil mengelus kepala Raine. "Hanya itu yang akan aku katakan."

Ke dua puluh orang, yang telah berada di dunia bisnis sejak bertahun- tahun lalu dan reputasi mereka yang telah mengakar seperti pohon kuno, yang terlihat lebih tua daripada Torak dan yang ditakuti oleh para competitor mereka karena pengaruh mereka yang kuat, harus menunggu setengah jam hanya untuk mendengarkan tiga kalimat dari Torak?!

Kehebohan terjadi segera ketika setiap pemegang saham disana dengan cepat melemparkan pertanyaan- pertanyaannya terhadap Torak setelah mendengar dia mengakhiri rapat ini. Rapat ini bahkan belum dimulai!

"Kamu tidak menjelaskan apapun! Apa maksudmu gadis ini adalah wanitamu!?"

"Mr. Donovan, Anda tidak bisa melakukan ini. Anda harus menjelaskan situasi ini pada kami!"

"Dia lebih muda daripada dirimu. Apakah dia sudah cukup umur?!"

"Dimata hukum, dia masih di bawah umur, kan?"

"Saya pikir gadis ini masih dibawah umur."

"Sementara kita berbicara sekarang, harga saham kita semakin menurun!"

Satu persatu pertanyaan berlanjut. Suara ribut mereka seperti suara dengung lebah di telinga Torak.

"DIAM!" suara Torak bergema ke penjuru ruangan, memantul di dinding yang kedap suara dan bergetar ke seluruh tubuh mereka.

Bahkan Raphael mengerutkan keningnya karena dampak dari suara Torak sementara Raine terkesiap.

Torak meremas pundah Raine dengan lembut, meyakinkannya kalau segalanya baik- baik saja. Situasi ini masih berada di dalam jangkauannya.