Raine menatap sekitarnya dengan malu- malu, dia menelengkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lainnya dan ketika dia tidak bisa menemukan apa yang tengah dia cari, Raine mulai berjalan mengelilingi ruangan.
Torak mengikuti Raine, tidak jauh darinya, dengan ekspresi wajah yang penasaran. Namun, setelah beberapa saat, Raine kelihatannya tidak bisa menemukan apa yang tengah dia cari, maka dari itu, Torak menghampirinya dan meletakkan tangannya di kedua sisi wajah Raine.
Raine tersentak, masih tidak terbiasa dengan sentuhan Torak. Tetapi, keinginan untuk menyentuh Raine sangatlah tidak tertahankan bagi Torak.
Sensasi ketika menyentuh pasangan jiwanya seperti sebuah candu dan ini adalah hal pertama yang Raine harus pelajari, karena Torak ingin Raine terbiasa dengan sentuhannya dan kehadirannya.
Torak mengacuhkan keengganan Raine dan usahanya untuk melepaskan tangannya dari wajahnya, dia kemudian bertanya dengan lembut. "Apa yang kamu cari, my love?"
Sang Alpha mengusap pipi Raine yang halus dengan ibu jarinya.
Raine mencoba untuk memberitahukan Torak dengan menggunakan bahasa tubuhnya, entah mengapa pada saat itu, Raine melupakan rasa takutnya pada Torak dan melihatnya langsung ke matanya, karena dia tergesa- gesa ingin memberitahukan pada Torak apa yang dia butuhkan.
Dalam ketergesaannya, Raine terlihat sangat manis di mata Torak.
"Buku?"
Raine mengangguk.
"Kamu ingin menggambar orang tersebut?"
Raine mengangguk kembali.
"Baiklah." Torak berjalan melintasi ruangan menuju k etas miliknya yang tergeletak di tengah ruangan dan Raine tanpa sadar mengikutinya.
Torak mengambil sebuah notebook dan sebuah pena. "Aku tidak mempunyai pensil, apakah tidak apa- apa menggunakan pena? Atau haruskah aku meminta seseorang untuk membeli pensil untukmu?"
Raine menggelengkan kepalanya dan mengambil buku serta pena dari tangan Torak. Dia lalu duduk di atas sofa, menarik lututnya ke dada dan mulai menggambar sesuatu.
Sementara Raine sedang sibuk menggambar, Torak mengambil momen ini untuk mengobservasi Raine.
Gadis ini begitu kurus dan Torak berasumsi Raine pasti berada di bawah berat badan normal, kulitnya pun terlihat sangat pucat, hampir transparan dan bibirnya sedikit pecah- pecah.
Namun, terlepas dari itu semua, dia adalah gadis paling cantik di mata sang Alpha. Kecantikan yang dapat membuat Torak kehilangan kata- kata untuk mendeskripsikannya.
Mereka sepertinya harus bertemu dengan psikologis juga. Torak sudah meminta Raphael untuk mengivestigasi mengenai Raine dan dia mendapatkan bahwa; Raine tidak ingin berbicara lagi seperti ini karena apa yang telah dia alami di rumah sakit jiwa.
Informasi ini tentu saja membuat Torak sangat marah.
Apa yang sebenarnya mereka telah lakukan sampai Raine tidak mau bicara lagi? Fakta ini membuat Torak sangat terganggu.
Tanpa sadar, sebuah geraman rendah menderu dari dada Torak dengan bayangan bahwa Raine telah mengalami sesuatu yang sangat buruk.
Ketika mendengar dan merasakan kemarahan Torak, kepala Raine terangkat dan matanya menatap Torak dengan ketakutan.
"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk menggeram padamu…" Torak meminta maaf dan menghampiri Raine dengan hati- hati, tidak ingin mengejutkan Raine lagi.
Raine masih melihat Torak dengan tidak tenang, tapi tidak bergerak menjauh ketika Torak duduk disebelahnya. Raine menggigit bibirnya dan menundukkan wajahnya, melanjutkan gambar di buku tersebut.
Butuh waktu beberapa menit bagi Raine untuk menyelesaikannya dan memberikan potret wajah itu pada Torak.
Ada sebuah senyum samar di bibir Raine dan Torak benar- benar menyukainya.
Mata Torak bersinar dan serigala di dalam dirinya menggoyangkan ekornya dengan semangat karena isyarat kecil yang di berikan Raine itu.
Namun, semua rasa bahagia itu seketika itu juga menghilang ketika Torak melihat potret wajah seorang pria yang Raine telah gambar.
Mata Torak berubah warna antara biru dan hitam ketika sebuah nama terdesis diantara giginya dengan rasa muak yang Torak rasakan.
"Belphegor…"
Bahkan Raine dapat mendengar kebencian yang terasa dari cara Torak menyebutkan nama tersebut.
Raine kemudian menuliskan sesuatu di telapak tangannnya dan menyentuh pundak Torak dengan jarinya dan ketika Torak akhirnya melihat kearah dirinya, Raine mengangkat tangannya untuk menunjukkan tulisan itu padanya.
[Siapa?]
Torak tidak segera menjawab pertanyaan Raine. Dia melihat kearahnya dengan intens sebelum akhirnya menggelengkan kepala. "Aku akan memberitahumu nanti."
Tidak heran kalau Torak tidak bisa mencium aroma apapun dan merasakan keberadannya. Jadi itu adalah Belphegor!
Raine menuliskan sesuatu lagi di telapak tangannya dan menunjukkannya pada Torak.
[Apa yang terjadi?]
Ada kekhawatiran di kedua mata indah Raine saat alisnya bertaut dengan rasa penasaran. Namun, Torak tetap menggelengkan kepalanya. Dia masih belum ingin memberitahukan segalanya pada Raine. Ini bukan waktu yang tepat.
Maka dari itu, ketika Raine akan menuliskan sesuatu lagi di telapak tangannya, Torak menggenggamnya dan mencium buku- buku jari Raine.
"Ternyata, kamu sangat senang berbicara, my love… kenapa kamu tidak berbicara padaku saja?" Torak bertanya, menatap Raine sambil mencium punggung tangannya.
Raine tidak mengatakan apapun, dia hannya menatap tangannya yang tengah di genggam oleh Torak.
Torak kemudian tersenyum dengan sangat menawan, "Akan ada seseorang yang datang untuk membawakan baju dan pakaian dalam untukmu, pakaian tersebut ada di bathroom. Setelah mandi, kamu bisa berganti baju dengan itu." Torak memberitahunya dan membiarkan Raine pergi.
Mendengar Torak menyebutkan pakaian dalam, wajah Raine memanas dan dengan kikuk, Raine berjalan menjauh dari Torak menuju bathroom.
Hal ini membuat Torak tersenyum melihat Raine bertingkah canggung. Tapi, ketika sosok Raine telah menghilang, mata Torak menjadi sayu, seperti seseorang yang tengah merenung.
Torak memanggil Raphael melalui mind link.
[Raph?]
[Ya, Torak?]
[Berhenti mencari. Kamu tidak akan pernah menemukannya.]
Ada sebuah keheningan sebelum akhirnya Raphael bertanya lagi. [Apakah kamu sudah tahu makhluk apa yang telah masuk ke kamarmu?]
[Ya, Belphegor. The sloth(14).]
***
Keterangan:
(14)The Sloth: Sang pemalas.
Ini diambil dari seven deathly sins.