Chereads / Cinta Sang Monster / Chapter 28 - SANG MONSTER

Chapter 28 - SANG MONSTER

Torak dikejutkan dengan permintaan Raine. Dia mengangkat dagunya dan melihat ke dalam matanya dengan dalam, menyapukan ibu jarinya ke bibir Raine yang memikat.

"Kamu benar- benar ingin melihat serigalaku?" Torak bertanya dengan suara yang serak. Biar bagaimanapun juga, Torak tidak ingin menakuti Raine.

Raine, meminta untuk melihat serigala di dalam diri Torak merupakan sesuatu yang di luar dugaan. Sejauh yang Torak tahu, dan Torak tidak tahu banyak mengenai gadis ini, rasa takutnya adalah salah satu alasan mengapa dia kehilangan suaranya. Makhluk- makhluk biadap yang telah mencoba untuk membunuhnya, meninggalkan Raine dengan trauma mendalam.

Tapi, sekarang Raine justru meminta untuk melihat serigala di dalam dirinya. Torak sangat sulit untuk mengerti akan hal ini, tapi terlepas dari itu, Torak merasa senang.

Sebuah senyum cerah terukir di bibir Torak dan membuat Raine merasa terhanyut dalam daya tariknya. Cara Raine melihat dirinya sangatlah manis sekali, Torak tidak bisa untuk tidak mencondongkan tubuhnya dan mencium mata Raine.

Suara tarikan nafas Raine yang tajam membuat Torak tertawa karena reaksinya.

"Apa kamu yakin?" Torak meyakinkan Raine sekali lagi.

Sebuah anggukan samar adalah jawaban yang Raine berikan atas pertanyaan tersebut.

Raine memiliki perasaan ini pada Torak, sesuatu mengenai Torak membawa kenyamanan pada hati Raine, perasaan atas rasa aman dan diinginkan, sesuatu yang Raine tidak rasakan selama delapan tahun terakhir ini.

Setiap saat Raine melihat mata Torak, mata biru tersebut bersinar dengan cinta yang mendalam dan rasa rindu, membuat Raine tertarik untuk melihat kedua mata tersebut dengan lebih lama, sebagaimana Raine menyukai refleksi dirinya di dalam mata Torak.

Terlebih lagi, Raine sangat jarang melihat serigala supranatural dan karena mereka selalu mengacuhkannya, Raine tidak terlalu memiliki impressi yang buruk mengenai mereka apabila dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Walaupun mereka berdua telah duduk dan saling berhadapan, Raine masih harus mengangkat kepalanya untuk dapat melihat mata Torak.

"Ingatlah ini, aku tidak akan menyakitimu, okay?" Torak mencium kening Raine sekali lagi dengan lembut.

Dan kali ini, Raine tidak menolak ataupun berusaha menjauh, dia hanya menundukkan kepalanya dan menikmati sensasi yang terjadi dari ciuman tersebut.

Torak bergerak menjauh dari Raine, menciptakan ruang yang cukup untuk dirinya beralih.

Ketika Raine mengangkat kepalanya dan menatap Torak, warna biru laut pada matanya perlahan berubah menggelap sampai warna matanya berubah hitam dan tetap seperti itu. Senyum Torak berubah seraya taringnya memanjang.

Tubuh Torak membungkuk ke depan dan bulu- bulu halus keluar dari pori- pori kulitnya.

Bulu berwarna putih menyebar keseluruh tubuh Torak dan menembus kaos yang sedang dia kenakan, lalu dalam waktu kurang dari satu menit yang Raine rasakan seperti selamanya pada saat dia melihat peralihan Torak yang menakjubkan.

Di hadapannya kini, bukanlah Torak melainkan seekor serigala putih besar.

Dan yang dimaksudkan dengan besar adalah sangat besar dengan ukuran tiga kali tubuh Raine, serigala tersebut hampir seukuran seekor beruang. Cakarnya menancap dalam ke selimut halus berwarna merah marun di bawahnya, sangat kontras dengan bulunya yang putih dan murni.

Raine tidak menyadari bahwa dia telah menahan nafasnya. Raine benar- benar tidak bisa mengalihkan pandangannya dari makhluk paling indah yang pernah dia lihat, yang kini berada sejangkauan tangannya.

Serigala tersebut membuat suara pelan ketika dia melihat Raine tidak memberikan reaksi apapun dan masih tidak bernafas. Serigal itu kemudian meletakkan moncongnya di antara kedua kaki depannya seraya merendahkan tubuhnya, sehingga ukuran tubuhnya tidak akan mengintimidasi Raine.

Selama keberadaannya di dunia ini, tidak ada satu hal pun atau satu makhluk pun yang mampu membuat monster ini menundukkan kepalanya yang arogan, tapi dihadapan pasangan jiwanya kali ini, sang monster dengan sukarela, bersedia merendahkan kepalanya.

Monster itu mengeluarkan suara pelan kembali ketika Raine tidak bergerak dari posisinya, tapi dia tidak bergerak untuk menghampiri gadis itu, takut kalau dirinya akan membuat Raine terkejut.

Suara dari sang monster membuat Raine tersadar dari lamunannya dan fokus pada mata yang sang monster yang terlihat khawatir, bahkan dalam wujud serigala, Raine dapat melihat kekhawatirannya dan bahwa dia sedang menunggu reaksi Raine.

Mengambil nafas dalam, Raine mengisi paru- parunya yang seolah kekurangan oksige, Raine memberanikan dirinya sendiri ketika dia mengulurkan tangannya.

Serigala tersebut melihat tangan Raine yang terulur dan wajahnya berulang kali sebelum akhirnya dia menutup mata.

Pada saat tangan Raine menyentuh bulu halusnya, serigala tersebut mengeluarkan suara dengung yang menandakan dia menikmati sentuhan tersebut dan menyundul tangan Raine, memberikan dorongan agar Raine melakukan apapun yang dia inginkan.

Bulu serigala tersebut sangatlah halus, hal paling halus yang pernah Raine sentuh. Seluruh tubuh serigala tersebut sangatlah putih tanpa sedikitpun noda, seperti sebuah salju yang murni.

Raine kemudian menggunakan kedua tangannya untuk mengusap moncongnya, wajahnya, membenamkan jari- jemarinya semakin dalam ke bulunya yang halus.

Rasa ingin tahu Raine dan sentuhannya membuat sang serigala gemetar, dia menyukai cara Raine menyentuhnya.

Dengan sangat perlahan dan menawan, serigala tersebut berdiri di atas kakinya dan membuat tubuhnya lebih tinggi daripada Raine.

Raine kemudian menjatuhkan tangannya dan melihat pada sang serigala, di dalam mata gadis itu, tidak ada rasa takut, hanya rasa penasaran mengenai apa yang serigala ini inginkan.

Kemudian serigala tersebut meletakkan kakinya ke depan seolah berusaha mendekat pada Raine, dia menyundul hidung Raine dan membuat sebuah senyuman manis muncul di bibirnya, senyum pertama yang paling tulus yang pernah Torak lihat. Raine terlihat begitu menawan dan memikat.

Lalu sang serigala menyundul pipi Raine sekali lagi untuk membuat senyuman tersebut bertahan lebih lama, saat ini Raine terlihat seolah dia sedang tertawa kecil.

Segalanya terlihat baik- baik saja dan berada di dalam situasi yang baik sampai sang serigala menangkap kehadiran sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang, yang sedang berdiri beberapa meter jauhnya dari ranjang.

Mata hitam serigala tersebut mengeras ketika dia melihat Raine melalui pundaknya seraya sebuah geraman yang keji bergema di dalam ruangan.