Shen Fanxing tidak tahan dengan kegigihan Bo Jingchuan yang tidak mau menerima penolakannya. Namun, kehadiran Bo Jingchuan terlalu kuat dan tidak bisa ia abaikan begitu saja. Ia baru pertama kalinya bertemu seseorang seperti pria itu dalam hidupnya. Ia pun merasa kesulitan karena ia tidak tahu harus bagaimana.
Shen Fanxing meminum habis segelas air di tangannya. Kemudian, ia berbalik untuk meletakkan gelas tadi dan mengambil ponsel sebelum masuk ke kamar tidur. Hari ini aku sudah bilang bahwa aku mau memulai kehidupan baru. Aku harus menjaga kesehatanku di kehidupanku yang kedua ini. Aku tidak boleh membiarkan diriku terlalu stres, pikirnya.
———
Keesokan paginya, sebuah mobil Volkswagen hitam melintas di jalanan yang luas dan perlahan-lahan menuju Gedung Su. Setelah hujan semalaman, udara di kota Pingcheng Senin ini menjadi lebih segar. Shen Fanxing membuka jendela dari kursi pengemudi dan mengulurkan satu tangannya keluar dari jendela mobil itu, sementara tangannya yang satu lagi masih memegang setir mobil. Shen Fanxing mengenakkan sepasang sarung tangan hitam tipis, jaket berwarna karamel yang menutupi tubuh kurusnya, dan rambutnya diikat dengan ikat rambut sutra hijau. Seluruh tubuhnya tampak segar dan hari ini ia berpenampilan profesional. Wajahnya yang dingin tidak menunjukkan ekspresi. Matanya yang dingin menatap dengan tajam, memberikan kesan yang tegas dan arogan.
Mobil Shen Fanxing perlahan-lahan mendekati bangunan Gedung Su dan ia menutup jendela mobilnya. Kedua tangannya kembali memegang setir mobil, lalu ia membelokkan mobilnya untuk perlahan-lahan masuk ke parkiran bawah tanah. Kemudian, ia mencabut kunci mobil dan mengambil tasnya. Saat ia baru menutup pintu mobil, tiba-tiba terdengar suara peluit yang keras dari parkiran mobil yang luas dan lengang itu.
Shen Fanxing menghentikan langkahnya, berbalik, lalu melihat mobil Rolls Royce milik Su Heng melewatinya dan diparkir tidak jauh dari mobilnya sendiri. Tak lama setelah itu, ia melihat Su Heng cepat-cepat turun dari kursi pengemudi mobil dan berjalan memutar untuk membukakan kursi penumpang di depan. Su Heng mengulurkan tangan, kemudian sebuah tangan yang putih dan cantik meraih tangan Su Heng.
Shen Qianrou yang turun dari mobil tampak mengenakan setelan jaket dan rok wol pendek bermerek Chanel. Rambut cokelat mudanya ditata terurai ke depan hingga membingkai wajah mungilnya yang dirias dengan natural. Ia berdiri di tempat, mengangkat kepalanya untuk memandang Su Heng, lalu memperlihatkan senyumnya yang manis dan matanya yang sedikit bersinar. Ia tidak berhenti di tempat dan langsung berbalik untuk berjalan ke arah lift.
"Fanxing."
Shen Fanxing belum berjalan sampai dua langkah ketika Su Heng tiba-tiba memanggilnya, namun ia tidak menghentikan langkahnya. Ia terus berjalan menuju pintu lift dan menekan tombol lift keras-keras. Su Heng dan Shen Qianrou menyusulnya dari belakang, lalu Su Heng kembali berkata, "Fan Xing, kapan kamu keluar dari rumah sakit? Mengapa kamu tidak memberitahuku?"
Shen Fanxing tidak berbalik dan bahkan terus berdiri memunggungi mereka berdua sambil menjawab dengan dingin dan ironis, "Ada hubungan apa di antara kita sampai aku harus memberitahumu?"
Su Heng langsung membeku dan matanya menunjukkan sedikit rasa malu dan kikuk. Shen Qianrou yang berdiri di samping Su Heng mulai menggigit pelan bibirnya, lalu perlahan-lahan mengangkat kepalanya dan melihat Su Heng. Menyadari tatapan sedih Shen Qianrou, Su Heng kembali tersadar dan menunduk untuk menatap balik wanita sampingnya itu sambil tersenyum menghibur.
Shen Qianrou merasa lega. Su Heng masih memperhatikannya saat ia melihat ke arah punggung Shen Fanxing yang acuh tak acuh dan berkata dengan lembut, "Kak Fanxing, kamu tidak bisa berenang. Kamu juga tenggelam dalam waktu yang cukup lama. Kamu seharusnya tidak keluar rumah sakit secepat ini…"
Shen Fanxing merasa hatinya perlahan-lahan semakin dingin dan kesal. Tidak bisa berenang? Tenggelam cukup lama? Orang lain saja tidak dapat mendengarku, bagaimana mungkin aku dapat mendengarnya? Shen Qianrou terus dan terus saja mengingatkanku soal kejadian itu! batin Shen Fanxing.
Su Heng waktu itu lebih memilih untuk menyelamatkan Shen Qianrou daripada Shen Fanxing tanpa ragu, bahkan meskipun ia tahu bahwa Shen Fanxing tidak bisa berenang. Sebuah pilihan antara hidup dan mati seperti itu sudah cukup menunjukkan seberapa kasihan dan menyedihkannya orang yang tidak dipilih dan ditinggalkan. Shen Fanxing jelas merasa sedih setelah kejadian itu. Namun, apakah Shen Qianrou masih ingin membuat Shen Fanxing sedih sampai seumur hidup? Apakah Shen Qianrou merasa bahwa Shen Fanxing tidak akan bisa melanjutkan hidup tanpa Su Heng?